Advertisement

Bayi Kuning: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   28 November 2025

Tanda bayi kuning yang normal salah satunya hanya terlihat pada wajah dan bagian atas tubuh saja.

Bayi Kuning: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan PencegahanBayi Kuning: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

DAFTAR ISI

  1. Apa Itu Bayi Kuning?
  2. Gejala Bayi Kuning yang Perlu Diperhatikan
  3. Penyebab Bayi Kuning pada Bayi Baru Lahir
  4. Diagnosis Bayi Kuning
  5. Apa Kata Riset?
  6. Cara Mengatasi Bayi Kuning: Pilihan Terbaik
  7. Cara Menurunkan Kuning Bayi dengan Cepat: Fakta dan Mitos
  8. Pencegahan Bayi Kuning: Langkah-Langkah Efektif
  9. Komplikasi Bayi Kuning yang Perlu Diwaspadai
  10. Kapan Harus ke Dokter?
  11. Kesimpulan

Bayi kuning atau jaundice adalah kondisi umum pada bayi baru lahir yang ditandai dengan menguningnya kulit dan bagian putih mata.

Kondisi ini terjadi akibat penumpukan bilirubin, pigmen kuning yang dihasilkan saat sel darah merah dipecah.

Pada banyak kasus, bayi kuning bersifat fisiologis dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Namun, penting untuk memahami penyebab, gejala, dan cara penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi.

Apa Itu Bayi Kuning?

Bayi kuning (jaundice) adalah kondisi medis yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan normal sel darah merah.

Biasanya, hati akan memproses bilirubin dan mengeluarkannya dari tubuh.

Namun, pada bayi baru lahir, hati mungkin belum berfungsi sepenuhnya, sehingga bilirubin dapat menumpuk dan menyebabkan kulit dan mata bayi menjadi kuning.

Gejala Bayi Kuning yang Perlu Diperhatikan

Gejala utama bayi kuning biasanya terlihat dari perubahan warna kulit dan bagian putih mata yang menjadi kuning.

Kondisi ini merupakan salah satu tanda bayi kuning yang paling mudah dikenali oleh orang tua. Biasanya, warna kuning muncul lebih dulu di area wajah, lalu menyebar ke dada, perut, lengan, hingga kaki seiring meningkatnya kadar bilirubin.

Semakin luas area tubuh yang menguning, semakin tinggi kemungkinan kadar bilirubinnya, sehingga penting bagi ibu untuk memahami tanda bayi kuning sejak dini.

Selain perubahan warna kulit, ada beberapa gejala lain yang juga bisa menjadi tanda bayi kuning, seperti:

  • Kuning pada kulit dan mata secara bertahap atau semakin intens.
  • Bayi tampak lemas atau mengantuk berlebihan, yang bisa menjadi tanda bayi kuning akibat kadar bilirubin yang tinggi.
  • Bayi kurang aktif menyusu atau sulit bangun untuk menyusu.
  • Urin berwarna lebih gelap dari biasanya.
  • Tinja berwarna pucat atau keputihan, yang menandakan gangguan pada aliran empedu.

Si Kecil mengalami tanda-tanda jaundiceIni Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa ibu hubungi. 

Penyebab Bayi Kuning pada Bayi Baru Lahir

Terdapat beberapa penyebab umum bayi kuning, di antaranya:

  • Jaundice Fisiologis: Ini adalah jenis yang paling umum dan terjadi karena hati bayi belum sepenuhnya matang untuk memproses bilirubin dengan efisien.
  • Peningkatan Pemecahan Sel Darah Merah: Kondisi seperti perbedaan golongan darah antara ibu dan bayi (inkompatibilitas Rh atau ABO) dapat menyebabkan pemecahan sel darah merah yang lebih cepat.
  • Infeksi: Infeksi virus atau bakteri dapat menyebabkan bayi kuning.
  • Masalah pada Hati: Kelainan pada hati atau saluran empedu dapat mengganggu proses pembuangan bilirubin.
  • Kurang Cairan: Dehidrasi dapat meningkatkan konsentrasi bilirubin dalam darah.

Menurut WHO, jaundice fisiologis biasanya muncul 24 jam setelah kelahiran dan mencapai puncaknya pada hari ke-3 hingga ke-5.

Ciri Ciri Bayi Kuning

Diagnosis Bayi Kuning

Diagnosis bayi kuning biasanya dilakukan melalui beberapa langkah berikut:

  • Pemeriksaan fisik:
    Dokter menilai warna kulit dan bagian putih mata untuk melihat adanya perubahan warna kuning. Area ini sering menjadi tempat pertama munculnya gejala.
  • Tes penekanan kulit:
    Dokter dapat menekan ringan kulit bayi untuk melihat apakah warna kuning tampak lebih jelas saat kulit memucat.
  • Tes darah bilirubin:
    Pemeriksaan ini mengukur kadar bilirubin secara akurat. Hasilnya menentukan apakah bayi perlu observasi, fototerapi, atau perawatan lebih lanjut.
  • Pemeriksaan tambahan (jika diperlukan):
    Bisa berupa tes golongan darah ibu dan bayi, tes fungsi hati, atau pemeriksaan infeksi untuk mencari penyebab kenaikan bilirubin.

Pemeriksaan ini membantu dokter menentukan tingkat keparahan bayi kuning dan langkah penanganan yang paling tepat

Pahami lebih lanjut tentang Penyakit Kuning – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini. 

Apa Kata Riset?

Banyak bayi, terutama yang baru lahir, mengalami kuning atau dalam istilah medis disebut hiperbilirubinemia.

Kondisi ini terjadi karena hati bayi belum cukup matang untuk memproses bilirubin, suatu zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah.

Melansir dari studi yang dipublikasikan dalam American Academy of Pediatrics, ada beberapa jenis kuning pada bayi, seperti kuning fisiologis yang biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya, serta kuning patologis yang lebih serius dan membutuhkan penanganan medis.

Cara Mengatasi Bayi Kuning: Pilihan Terbaik

Pengobatan bayi kuning tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:

  • Fototerapi: Bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang membantu memecah bilirubin sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh melalui urin dan tinja.
  • Transfusi Tukar: Prosedur ini dilakukan jika kadar bilirubin sangat tinggi dan fototerapi tidak efektif. Darah bayi diganti dengan darah donor untuk menurunkan kadar bilirubin dengan cepat.
  • Pemberian Makan yang Cukup: Memberikan ASI atau susu formula yang cukup membantu meningkatkan frekuensi buang air besar dan membuang bilirubin dari tubuh.

Cara Menurunkan Kuning Bayi dengan Cepat: Fakta dan Mitos

Banyak orang tua mencari cara menurunkan kuning bayi dengan cepat. Penting untuk memahami bahwa tidak ada cara instan untuk menghilangkan kuning pada bayi.

Penanganan yang tepat memerlukan diagnosis dan rekomendasi dari dokter spesialis anak.

Beberapa mitos yang beredar di masyarakat tentang cara menurunkan kuning bayi, seperti memberikan air gula atau menjemur bayi di bawah sinar matahari terik, tidak terbukti efektif dan bahkan dapat berbahaya.

Fokus utama adalah memastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan memantau kadar bilirubinnya secara teratur.

Fototerapi tetap menjadi metode yang paling efektif dan aman untuk menurunkan kadar bilirubin dengan cepat.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI yang cukup adalah kunci utama dalam penanganan bayi kuning fisiologis. ASI membantu mempercepat pembuangan bilirubin dari tubuh bayi.

Jika bayi kuning, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.

Pencegahan Bayi Kuning: Langkah-Langkah Efektif

Meskipun tidak semua kasus bayi kuning dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:

  • Pemberian ASI yang Cukup: Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup, terutama dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran. Kolostrum dalam ASI membantu membersihkan bilirubin dari tubuh bayi.
  • Pemeriksaan Kehamilan Rutin: Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dapat membantu mendeteksi potensi masalah yang dapat menyebabkan bayi kuning.

Komplikasi Bayi Kuning yang Perlu Diwaspadai

Jika tidak ditangani dengan baik, bayi kuning dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

  • Kernikterus: Kerusakan otak akibat kadar bilirubin yang sangat tinggi.
  • Cerebral Palsy: Gangguan gerakan dan koordinasi.
  • Gangguan Pendengaran: Kerusakan pada saraf pendengaran.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera bawa bayi ke dokter anak jika kamu melihat tanda-tanda berikut:

  • Kulit bayi semakin kuning.
  • Bayi sulit dibangunkan atau sangat lemas.
  • Bayi tidak mau menyusu.
  • Bayi demam.
  • Bayi mengalami kejang.

Kesimpulan

Bayi kuning adalah kondisi umum yang seringkali tidak berbahaya. Namun, penting untuk memantau gejala dan mencari perawatan medis jika diperlukan.

Pemberian ASI yang cukup, fototerapi, dan transfusi tukar adalah beberapa pilihan pengobatan yang efektif.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak di Halodoc jika ibu memiliki kekhawatiran tentang kondisi kesehatan Si Kecil.

Temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Infant jaundice.
American Academy of Pediatrics. Diakses pada 2025. Evaluation and Treatment of Jaundice in the Term Newborn: A Kinder, Gentler Approach.
Medical News Today. Diakses pada 2024. Everything you need to know about jaundice.
Healthline. Diakses pada 2024. Types of Jaundice. 
World Health Organization. Diakses pada 2025. Neonatal Jaundice.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.