Bayi Kuning saat Lahir, Ini Penanganan yang Bisa Dilakukan
“Penyakit kuning menjadi kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir. Ibu dapat melakukan beberapa cara untuk menanganinya, mulai dari melakukan fototerapi, memberikan ASI secara eksklusif, hingga transfusi darah.”

Halodoc, Jakarta – Penyakit kuning atau jaundice pada bayi beberapa hari setelah lahir menjadi kondisi yang sebenarnya umum terjadi. Akan tetapi, beberapa kasus bayi kuning setelah lahir menunjukkan adanya indikasi medis serius, dan perlu mendapatkan perawatan medis sesegera mungkin.
Penyakit kuning pada bayi biasanya mulai terlihat satu minggu setelah bayi lahir. Gejala bayi kuning yang terlihat jelas termasuk perubahan warna kulit dan bagian putih mata menjadi kuning, warna urine bayi yang menjadi lebih pekat, dan warna feses yang menjadi lebih pucat.
Apabila tidak muncul keluhan lain, bayi yang mengalami jaundice tidak menunjukkan kondisi serius. Akan tetapi, segera dapatkan bantuan medis apabila muncul keluhan lainnya, seperti:
- Bayi tidak mau menyusu.
- Jaundice yang muncul dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.
- Bayi mengalami dehidrasi dan kejang.
Pilihan Penanganan untuk Bayi Kuning
Sebagian besar kondisi bayi kuning tidak menunjukkan adanya indikasi serius, dan dapat menghilang dengan sendirinya sekitar dua sampai tiga minggu. Selama periode ini, ibu sebaiknya terus memberikan ASI eksklusif untuk sang buah hati atau susu formula (atas rekomendasi dokter) dengan frekuensi yang lebih sering dari sebelumnya.
Akan tetapi, apabila kondisi Si Kecil tidak mengalami perubahan setelah lebih dari tiga minggu, atau terjadi karena indikasi medis yang serius dan membahayakan, biasanya dokter akan merekomendasikan untuk rawat inap. Lalu, dokter akan memberikan pilihan penanganan bayi kuning untuk orang tua, yaitu:
1. Fototerapi
Rekomendasi pertama adalah fototerapi yang menggunakan paparan cahaya tertentu. Tujuannya untuk membantu memecah dan menghancurkan bilirubin berlebih pada tubuh bayi, sehingga dapat keluar bersama feses atau urine.
Metode penanganan ini terbilang efektif untuk menyembuhkan bayi kuning dengan efek samping yang ringan. Ketika menjalani prosedur, dokter akan menutup mata bayi dengan pelindung khusus sehingga sinar tidak membuat mata bayi mengalami kerusakan.
2. Suntikan imunoglobulin atau IVIG
Pilihan penanganan bayi kuning selanjutnya melalui prosedur suntikan imunoglobulin
Pemberian suntikan imunoglobulin (IVIG). Dokter akan menyarankan prosedur ini jika golongan darah antara ibu ternyata tidak sama dengan bayi.
Sebab, bayi yang mempunyai golongan darah yang tidak sama bisa membawa antibodi khusus dari ibu dan membuat pembentukan bilirubin jadi meningkat. Pemberian suntikan ini memiliki tujuan untuk mengurangi antibodi yang menjadi penyebab kadar bilirubin tinggi pada bayi.
3. Transfusi darah
Jika dua metode sebelumnya tidak menunjukkan hasil yang efektif untuk mengobati bayi kuning, bukan tidak mungkin dokter akan merekomendasikan orang tua untuk melakukan transfusi darah. Caranya yaitu mengambil darah bayi menggunakan alat berupa kateter, lalu dokter akan menukar darah dari donor yang tepat.
Setelah prosedur transfusi darah selesai, dokter akan terus melakukan pemantauan kadar bilirubin pada bayi. Apabila ternyata kadarnya masih tinggi, dokter mungkin akan mengulang prosedur transfusi.
Namun, hal penting dalam mengatasi bayi yang mengalami kuning yaitu memberikan ASI atau susu formula lebih sering. Beberapa ibu menjemur bayi saat pagi hari untuk mengatasi jaundice pada bayi. Namun, efektivitas cara ini dalam mengatasi bayi kuning masih menjadi perdebatan antara pakar kesehatan.
Agar ibu tidak salah mendapatkan informasi, sebaiknya tanyakan langsung saja pada dokter anak tepercaya. Gunakan aplikasi Halodoc untuk tanya jawab dengan dokter, cek kebutuhan medis, dan booking rumah sakit. Pastikan ibu sudah download aplikasi Halodoc, ya!