Begini Cara Atasi Gangguan Makan Bulimia yang Tepat

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Februari 2019
Begini Cara Atasi Gangguan Makan Bulimia yang TepatBegini Cara Atasi Gangguan Makan Bulimia yang Tepat

Halodoc, Jakarta – Kamu pasti pernah mendengar tentang gangguan makan bernama bulimia. Gangguan makan ini lebih banyak dialami oleh wanita, terutama mereka yang terobsesi untuk memiliki badan yang kurus. Demi menjaga berat badannya agar tidak naik, pengidap bulimia bisa tidak makan sama sekali atau makan hanya dalam porsi yang sangat sedikit.

Ada juga sebagian pengidap yang makan dalam jumlah sangat banyak, namun kemudian mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya. Cara tidak sehat tersebut dilakukan untuk menghilangkan kalori berlebih dari makanan yang telah dikonsumsi agar berat badan tetap terjaga. Tapi, ini tentu saja bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan pengidap. Karena itu, bila kamu atau ada anggota keluargamu yang mengidap gangguan makan ini, segera atasi dengan cara-cara berikut.

Meskipun berhubungan dengan pola makan dan berat badan, tapi bulimia bukan lah mengenai makanan. Bulimia merupakan gangguan mental yang seringkali disebabkan oleh rasa rendah diri tingkat ekstrem, depresi, dan kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri. Ada dua macam eating disorder (ED), yaitu anorexia nervosa dan bulimia nervosa. Kedua gangguan mental tersebut punya tujuan yang sama, yaitu menurunkan berat badan. Pada kasus bulimia, sebagian besar pengidapnya adalah wanita berusia 16–40 tahun. Gangguan mental ini biasanya mulai muncul pada usia antara 18–19 tahun.

Baca juga: 3 Gangguan Kesehatan Gara-Gara Body Image

Penyebab dan Faktor Pemicu Bulimia

Sayangnya sampai saat ini, penyebab utama bulimia masih belum diketahui secara pasti. Tapi, beberapa faktor berikut dipercaya dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami gangguan makan ini:

  • Jenis Kelamin. Bulimia lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria.

  • Usia. Bulimia umumnya menyerang remaja hingga dewasa dan rata-rata mulai berkembang sejak usia 18–19 tahun.

  • Faktor Keturunan. Bila ada anggota keluarga inti (orangtua atau saudara kandung) yang mengidap bulimia, maka kamu berisiko lebih tinggi mengalami kelainan yang sama.

  • Masalah Psikologis. Adanya perasaan rendah diri, depresi, stres, perfeksionisme, gangguan stres pascatrauma (PTSD), serta gangguan obsesif kompulsif (OCD) bisa memicu seseorang mengalami bulimia.

  • Tuntutan Sosial. Banyak remaja yang merasa harus menurunkan berat badannya karena pengaruh teman-teman, lingkungan, maupun media massa.

  • Tuntutan Profesi. Contohnya, seorang model atau aktris harus menjaga makan agar tetap langsing. Termasuk, atlet yang harus menjalani diet yang ketat demi berat badannya tetap terjaga.

Baca juga: Alasan Bulimia Lebih Sering Menyerang Wanita

Cara Mengatasi Bulimia

Sebenarnya agar bisa berhasil mengatasi bulimia, pengidap pertama-tama harus menyadari terlebih dahulu akan adanya kelainan yang sedang ia alami. Dengan memiliki kesadaran tersebut, pengidap baru bisa memiliki keinginan untuk sembuh dan bersedia menjalani pengobatan.

Karena bulimia merupakan gangguan mental, maka cara menanganinya adalah dengan melakukan terapi psikologi. Ada dua jenis terapi yang dapat dijalani, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal.

Lewat CBT, pengidap bulimia akan dibantu untuk mencari tahu pemicu bulimia, misalnya pemikiran atau perilaku negatif, lalu belajar untuk menggantikannya dengan pemikiran yang positif dan sehat.

Sedangkan terapi interpersonal, akan membantu pengidap bulimia bila mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah.

Untuk mengurangi gejalanya, pemberian penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI) kadang-kadang juga dikombinasikan dengan terapi. Jenis SSRI yang paling sering digunakan untuk mengatasi bulimia adalah fluoxetine.

Dokter juga akan terus memantau perkembangan kondisi serta reaksi tubuh pengidap terhadap obat secara berkala selama menggunakan antidepresan. Perlu diketahui, obat antidepresan tidak cocok digunakan oleh pengidap bulimia di bawah usia 18 tahun, pengidap epilepsi dan yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung, hati, ataupun ginjal.

Baca juga: Bagaimana Mengenali Tanda dan Gejala Bulimia?

Tapi, untuk pengidap bulimia yang sudah mengalami komplikasi yang serius, menjalani penanganan di rumah sakit sangat dianjurkan. Ini dilakukan untuk mencegah akibat fatal dari komplikasi sekaligus mencegah pengidap untuk menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri.

Untuk bisa sembuh dari bulimia, pengidap juga harus mengubah pola makan dan pola pikir tentang makan, serta meningkatkan berat badan secara perlahan. Semakin lama seseorang mengidap bulimia, semakin sulit untuk menyembuhkannya. Itulah mengapa bulimia sebaiknya diatasi sedini mungkin. Dukungan penuh dari keluarga dan teman-teman juga berperan penting dalam kesembuhan pengidap bulimia.

Nah, itulah beberapa cara untuk mengatasi bulimia. Kamu juga bisa membicarakan dengan dokter mengenai adanya gejala bulimia yang kamu alami melalui aplikasi Halodoc. Para dokter yang ahli dan profesional siap membantu mengatasi masalah kesehatanmu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan