Benarkah Biskuit Mampu Mencegah Stunting? Ini Faktanya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Januari 2023

'"Para kader posyandu kerap memberikan biskuit untuk mencegah stunting. Namun, Presiden Jokowi mendesak agar Kemenkes segera mengubah kebijakan tersebut guna meningkatkan kualitas gizi anak."

Benarkah Biskuit Mampu Mencegah Stunting? Ini FaktanyaBenarkah Biskuit Mampu Mencegah Stunting? Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Stunting adalah salah satu tolak ukur  untuk menilai kekurangan gizi pada anak. Anak yang mengalami stunting dinilai gagal mencapai potensi pertumbuhannya.

Ada sejumlah faktor yang melatarbelakangi kondisi ini, mulai dari kekurangan gizi, kondisi kesehatan sampai mengidap penyakit. Seorang anak pun akan dinyatakan stunting apabila tinggi badannya lebih pendek untuk anak seusianya. 

Di Indonesia sendiri, angka kasus stunting masih cukup tinggi. Pada tahun 2021 saja angkanya masih mencapai 21,6 persen. Nah, untuk menurunkan angka tersebut, para kader di posyandu kerap memberikan semacam biskuit untuk dikonsumsi anak. 

Lantas, benarkah biskuit mampu mencegah terjadinya stunting? Simak penjelasan berikut ini!

Benarkah Biskuit Bisa Mencegah Stunting?

Dalam Pidatonya di acara BKKBN, Rabu (25/1) lalu, Presiden Joko Widodo mengkritik Kementerian Kesehatan yang masih memberikan biskuit untuk mencegah stunting

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi menjelaskan bahwa makanan pabrikan tersebut memang kerap diberikan kader posyandu kepada balita. Selain mudah diberikan pada anak, makanan ini dinilai masih menjadi standar gizi. 

Namun, Presiden Jokowi mendesak untuk segera mengubah kebijakan tersebut guna meningkatkan kualitas gizi anak. Caranya dengan memberikan protein hewani seperti telur dan ikan.

Kini, Kementerian Kesehatan RI sudah memberikan sosialisasi di 16 kabupaten supaya posyandu membuat makanan siap santap saja untuk balita yang berfokus pemberian sumber protein hewani.

Kenali Berbagai Penyebab Stunting

Ada dua penyebab utama terjadinya stunting, yaitu:

1. Kekurangan gizi saat hamil

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, sekitar 20 persen stunting telah terjadi bahkan saat bayi masih dalam kandungan.

Penyebab utamanya adalah kurangnya asupan gizi selama kehamilan. Alhasil, pertumbuhan janin menjadi terhambat. 

2. Gizi anak tidak terpenuhi

Sebagian besar stunting terjadi akibat anak tidak mendapatkan gizi yang cukup pada dua tahun pertama kehidupannya.

Ada sejumlah faktor yang membuat anak tidak mendapatkan gizi yang cukup. Mulai dari posisi menyusui yang kurang tepat, tidak mendapatkan ASI ekslusif sampai makanan pendamping ASI yang kurang berkualitas. 

Sederet Faktor Pemicu Stunting

Penyebab di atas tak lepas dari sederet faktor pemicunya, yaitu:

  • Mengalami intrauterine growth restriction (IUGR), yaitu terhambatnya pertumbuhan janin di dalam kandungan akibat kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
  • Orang tua berperawakan pendek.
  • Berat badan stagnan selama kehamilan.
  • Tingkat pendidikan dan ekonomi yang rendah.
  • Tinggal di lingkungan dengan akses air bersih yang sulit didapatkan.
  • Anak terlantar.
  • Anak mengidap penyakit TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan.

Kenali Tanda-Tanda Stunting

Ciri utama stunting adalah perawakan tubuh yang jauh lebih pendek dari anak sesuianya. Tanda-tandanya, yaitu: 

  • Berat badan lebih rendah dari anak seusianya.
  • Tulang tampak lebih pendek akibat terhambatnya pertumbuhan.
  • Keterlambatan tumbuh kembang, terutama fisik. 
  • Sering jatuh sakit.
  • Mengalami gangguan belajar, seperti kurang fokus atau nilai yang rendah.

Apabila anak terserang penyakit kronis (penyakit TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan), gejalanya mencakup:

  • Enggan menyusu.
  • Kurang aktif bergerak.
  • Mengalami batuk kronis, demam dan keringat berlebih di malam hari.
  • Sianosis, yaitu tubuh anak berubah warna jadi kebiruan ketika menangis.
  • Sering lemas dan tampak tak bertenaga.
  • Sesak napas.
  • Clubbing finger, yaitu ujung jari atau kuku berbentuk seperti bagian belakang sendok (melebar dan menekuk).

Ibu bisa memberikan vitamin dan suplemen untuk membantu memenuhi asupan nutrisinya.

Segera cek kebutuhan vitamin dan suplemen di toko kesehatan Halodoc. Dan, konsultasikan pada dokter ahli! Jangan tunggu anak sakit untuk minum vitamin, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
CNN Indonesia. Diakses pada 2023. Jokowi Minta Kemenkes Tak Lagi Beri Biskuit untuk Cegah Anak Stunting.
World Health Organization. Diakses pada 2023. Stunting in a nutshell.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2023. Perawakan Pendek pada Anak dan Remaja di Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2023. Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan