Benarkah Dismenore Sebabkan Infertilitas?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Februari 2020
Benarkah Dismenore Sebabkan Infertilitas?Benarkah Dismenore Sebabkan Infertilitas?

Halodoc, Jakarta - Bagi sebagian wanita, datangnya menstruasi seperti menjadi mimpi buruk. Bukan tanpa alasan, tamu bulanan ini kerap datang dengan membawa serta rasa nyeri atau kram perut yang terkadang tidak tertahankan. Dismenore, begitu istilah medisnya, mengacu pada kondisi nyeri perut yang berlebihan. Lantas, muncul pertanyaan, apakah kram perut ini memengaruhi kesuburan? 

Sebenarnya, dismenore atau kram perut sendiri tidak akan membuat kamu kesulitan mendapatkan kehamilan alias tidak berpengaruh pada tingkat kesuburan wanita. Namun, apa yang menyebabkan kamu mengalami nyeri perut ini yang dapat berpengaruh terhadap infertilitas dan kemungkinan untuk hamil. 

Lalu, Apa Sebenarnya yang Menyebabkan Dismenore?

Kram perut disebabkan karena prostaglandin, zat alami yang dapat ditemukan di jaringan seluruh tubuh, termasuk di dalam rahim. Zat alami ini berperan untuk mengontrol peradangan, pertumbuhan sel, pengaturan suhu tubuh, dan penyempitan serta pelebaran pada otot polos. Bahkan, prostaglandin juga memainkan peran penting di dalam rahim. 

Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Bedanya PMS dan Dismenore

Selama menstruasi, prostaglandin memicu otot uterus berkontraksi dan membantu mengeluarkan lapisan uterus selama menstruasi. Menjelang persalinan, prostaglandin juga memicu terjadinya kontraksi hingga melahirkan. Apabila kadarnya terlalu tinggi, prostaglandin bisa memicu kontraksi pada uterus yang lebih intens. Apabila kontraksi terjadi begitu kuat, oksigen akan terputus sementara pada bagian otot. Kurangnya oksigen inilah yang menyebabkan terjadinya kram perut atau dismenore yang sangat menyakitkan. 

Dibandingkan dengan dewasa, remaja wanita mungkin mengalami kram perut yang lebih buruk. Ini disebabkan karena remaja secara alami memiliki kadar prostaglandin yang lebih tinggi. Biasanya, levelnya akan turun seiring dengan bertambahnya usia dan kram menjadi tidak terlalu menyakitkan. Bahkan, wanita cenderung mengalami menstruasi yang lebih mudah setelah melahirkan. 

Baca juga: Nyeri di Perut Bagian Bawah saat Haid, Ini Dismenore

Dismenore dan Infertilitas

Jika dismenore terjadi karena aktivitas prostaglandin, ini disebut dengan dismenore primer. Kram perut ini seharusnya tidak berdampak pada tingkat kesuburan seorang wanita. Namun, dismenore yang disebabkan karena kondisi medis lain atau kelainan sistem reproduksi disebut dengan dismenore sekunder. Dismenore ini yang dikaitkan dengan kesulitan hamil atau infertilitas. 

Kram menstruasi yang parah bisa terjadi karena sejumlah penyakit yang memengaruhi kesuburan. Beberapa penyakit ini berkembang seiring dengan berjalannya waktu, bahkan hingga bertahun-tahun. Inilah sebabnya kamu bisa mengalami kram meski tidak pernah mengalaminya sebelumnya. Beberapa penyebab kram yang abnormal dan berpengaruh terhadap infertilitas ini termasuk: 

  • Endometriosis, jaringan abnormal yang tumbuh di luar rahim.

  • Fibroid, massa jaringan abnormal yang tumbuh di dalam otot polos rahim.

  • Penyakit radang panggul, yang terjadi karena infeksi pada organ reproduksi yang mengarah pada pembentukan jaringan parut. 

  • Adenomyosis, endometrium tumbuh di dalam dan ke dalam otot rahim. 

Baca juga: Hati-Hati, Ini Penyakit yang Sebabkan Nyeri Haid

Beberapa masalah dismenore yang terjadi karena kondisi medis tertentu memang bisa berdampak pada kesuburan. Jadi, kamu sebaiknya tidak menyepelekan masalah ini jika memang memiliki riwayat medis yang serupa. Rutinlah lakukan pengecekan kesehatan ke dokter, lebih mudah lagi kalau kamu pakai aplikasi Halodoc setiap hendak membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat. 

Referensi: 
Verywell Family. Diakses pada 2020. Can Bad Menstrual Cramps Make It Harder to Get Pregnant?
Mbghealth. Diakses pada 2020. Painful Periods Could be a Sign of Infertility. Here’s How to Tell If Something is Off.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Signs and Symptoms of Infertility.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan