Advertisement

Benarkah Terapi Bekam di Kepala Bermanfaat untuk Kesehatan?

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   11 November 2025

Bekam di kepala dinilai mampu meredakan sakit kepala, sinusitis, gangguan sendi temporomandibular, masalah limfatik sampai peradangan kronis.

Benarkah Terapi Bekam di Kepala Bermanfaat untuk Kesehatan?Benarkah Terapi Bekam di Kepala Bermanfaat untuk Kesehatan?

DAFTAR ISI


Sudah tidak asing lagi  bukan dengan terapi bekam? Ada beberapa teknik untuk melakukan bekam, tetapi pada intinya, bekam dilakukan dengan memanaskan cangkir dengan api dan racikan herbal.

Nah, terapi ini bisa dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Lantas, apakah manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari melakukan bekam di kepala? Simak penjelasan berikut ini. 

Adakah Manfaat Kesehatan Bekam di Kepala?

Bekam merupakan salah satu pengobatan tradisional yang cukup terkenal di beberapa negara, seperti Cina, Korea, Arab, hingga Indonesia.

Terapi bekam dilakukan menggunakan cangkir yang telah dipanaskan kemudian langsung diletakan di atas kulit.

Nantinya, permukaan kulit akan menjadi merah karena pembuluh darah merespon perubahan tekanan.

Bekam dapat meningkatkan sirkulasi darah ke area dimana cangkir ditempatkan. Proses tersebut diklaim mampu meredakan ketegangan otot dengan meningkatkan aliran darah secara keseluruhan. 

Salah satu fokus terapi bekam adalah bagian kepala, leher dan wajah.

Bekam di kepala dinilai mampu mengatasi sakit kepala, sinusitis, gangguan sendi temporomandibular, masalah limfatik sampai peradangan kronis.

Lantas, bagaimana bekam mampu mengatasi segala kondisi tersebut?

Pada area kepala terdapat sekitar 100 titik bekam yang paling baik. Nah, darah yang keluar saat melakukan bekam kepala, akan membuat berbagai gangguan di area kepala membaik, seperti migrain contohnya. 

Melansir dari Journal of Traditional and Complementary Medicine dengan judul The Medical Perspective of Cupping Therapy: Effects and Mechanisms of Action, melakukan terapi bekam dapat membuat otot menjadi lebih rileks dan sirkulasi darah berjalan dengan baik. 

Meskipun terapi ini sudah marak digunakan dan banyak yang merasakan khasiatnya, sampai saat ini penelitian mengenai bekam masih terhitung sedikit.

Oleh sebab itu, tanyakan pada dokter terlebih dahulu saat ingin melakukan bekam untuk mengatasi keluhan kesehatan di kepala. 

Selain itu, melansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan judul Manfaat Terapi Bekam Dalam Kesehatan, bekam juga menjadi salah satu pengobatan tradisional yang bisa mengatasi nyeri kronis pada leher.

Bahkan, bekam juga efektif untuk menurunkan tekanan darah pada pengidap hipertensi.

Namun, saat melakukan terapi bekam di kepala, pastikan kamu melakukannya dengan terapis bekam yang berpengalaman.

Dengan begitu kamu akan terhindar dari berbagai efek samping yang dapat terjadi.

Ketahui lebih dalam tentang 9 Manfaat Terapi Bekam bagi Kesehatan Tubuh berikut ini. 

Efek Samping Melakukan Bekam

Ada beberapa efek samping yang kerap terjadi setelah melakukan terapi bekam. Berikut beberapa efek samping yang perlu kamu ketahui, seperti:

  • Pusing dan mual.
  • Keringat berlebihan.
  • Iritasi pada kulit yang mendapatkan tindakan bekam.
  • Nyeri ringan pada tempat sayatan bekam.2

Infeksi kerap menjadi risiko yang harus kamu waspadai setelah menjalani terapi bekam. Risiko ini bisa dihindari jika praktisi bekam melakukan metode yang tepat untuk membersihkan kulit. 

Pastikan, praktisi bekam harus mengenakan celemek, sarung tangan sekali pakai, dan kacamata atau pelindung mata lainnya. Peralatan yang digunakan juga harus dipastikan bersih dan steril. 

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Ingin Bekam

Jika kamu memilih bekam sebagai bagian dari rencana perawatan, sebaiknya diskusikan keputusan kamu dengan dokter terlebih dahulu.

Setelah itu, lanjutkan dengan kunjungan dokter secara rutin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. 

Terapi bekam tidak dianjurkan untuk semua orang. Berikut beberapa orang yang kurang dianjurkan untuk melakukan bekam.

  • Anak-anak di bawah 4 tahun tidak boleh menerima terapi bekam. 
  • Lansia juga tidak dianjurkan karena kulit menjadi lebih rapuh seiring bertambahnya usia.
  • Ibu hamil tidak dianjurkan melakukan bekam, apalagi jika melakukan bekam untuk di area perut atau punggung bawah. 
  • Wanita yang sedang menstruasi.
  • Kulit sedang terbakar sinar matahari, terluka atau sedang memar. 

Cari tahu juga berbagai terapi untuk mengatasi gangguan kepribadian melalui artikel ini “Inilah Pilihan Terapi untuk Mengatasi Gangguan Kepribadian.

Kondisi yang Dapat Diatasi dengan Bekam di Kepala

Secara tradisional, bekam di kepala sering digunakan untuk mengatasi kondisi seperti:

  • Sakit kepala tegang
  • Migrain
  • Vertigo (pusing berputar)
  • Insomnia (sulit tidur)
  • Stres dan kecemasan
  • Gangguan suasana hati
  • Beberapa kasus stroke ringan

Meskipun banyak orang melaporkan manfaat dari bekam di kepala untuk kondisi-kondisi di atas, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.

Prosedur Bekam di Kepala

Prosedur bekam di kepala umumnya meliputi langkah-langkah berikut:

  1. Pasien akan diminta untuk duduk atau berbaring dengan posisi yang nyaman.
  2. Area kepala yang akan dibekam akan dibersihkan dengan antiseptik.
  3. Terapis akan menempatkan cangkir bekam pada titik-titik tertentu di kepala.
  4. Vakum akan diciptakan di dalam cangkir, baik dengan pompa manual, api, atau alat elektrik.
  5. Cangkir akan dibiarkan selama beberapa menit (biasanya 5-15 menit).
  6. Pada bekam basah, terapis akan membuat sayatan kecil pada kulit sebelum atau sesudah penempatan cangkir untuk mengeluarkan darah.
  7. Setelah selesai, area yang dibekam akan dibersihkan dan ditutup dengan perban steril.

Pastikan untuk memilih terapis bekam yang memiliki sertifikasi dan pengalaman yang memadai untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Risiko dan Efek Samping Bekam di Kepala

Seperti semua prosedur medis, bekam di kepala juga memiliki potensi risiko dan efek samping, antara lain:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan pada area yang dibekam
  • Memar atau perubahan warna kulit
  • Infeksi kulit (jika alat tidak steril)
  • Pusing atau mual
  • Reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan
  • Jaringan parut (pada bekam basah)

Efek samping yang serius jarang terjadi, tetapi penting untuk mewaspadai tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau keluarnya nanah dari area yang dibekam. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami efek samping yang mengkhawatirkan.

Kapan Harus Menghindari Bekam?

Bekam tidak dianjurkan untuk kondisi-kondisi berikut:

  • Kehamilan
  • Gangguan perdarahan
  • Penyakit kulit menular
  • Luka terbuka atau infeksi pada area yang akan dibekam
  • Kondisi medis serius seperti gagal jantung atau gagal ginjal
  • Mengonsumsi obat pengencer darah

Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani terapi bekam jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan.

Sejarah Singkat Terapi Bekam

Terapi bekam, atau cupping therapy, memiliki sejarah panjang yang membentang ribuan tahun dan melintasi berbagai budaya. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa praktik ini telah dilakukan sejak zaman Mesir Kuno, seperti yang tergambar dalam Papirus Ebers yang ditulis sekitar 1550 SM.

Selain itu, praktik bekam juga ditemukan dalam pengobatan tradisional Tiongkok, Yunani Kuno, dan Timur Tengah.

Seiring waktu, terapi bekam terus berkembang dan beradaptasi dengan pengetahuan medis yang ada.

Saat ini, bekam tetap menjadi pilihan terapi komplementer yang populer di berbagai belahan dunia, meskipun efektivitasnya masih menjadi perdebatan di kalangan medis modern.

Hubungi Dokter Ini sebelum Memutuskan Melakukan Terapi Bekam

Apabila kamu hendak melakukan terapi bekam, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter spesialis di Halodoc.

Dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc telah berpengalaman selama bertahun-tahun serta memperoleh ulasan positif dari pasien sebelumnya.

Berikut beberapa dokter yang bisa kamu hubungi melalui Halodoc:

  • dr. Puguh Krisnadi Sandjojo, Sp.PD: Pengalaman 12 tahun, lulusan Universitas Hang Tuah Surabaya (2012) dan Universitas Sam Ratulangi (2020). Berpraktik di Cikarang, Jawa Barat, anggota PAPDI, dan tersedia di Halodoc.
  • dr. Maya Puspita Sari, Sp.PD, AIFO-K: Pengalaman 9 tahun, lulusan Universitas Sriwijaya (2015) dan Universitas Hasanuddin (2023). Berpraktik di Lampung Tengah, Lampung, anggota PAPDI, dan tersedia di Halodoc.
  • dr. Vera Bahar, Sp.PD: Pengalaman 15 tahun, lulusan Universitas Muslim Indonesia (2008) dan Universitas Hasanuddin (2021). Berpraktik di Wajo, Sulawesi Selatan, anggota PAPDI, dan tersedia di Halodoc.

Dokter-dokter tersebut siap memberikan info serta saran lebih lanjut mengenai terapi bekam.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi di mana saja dan kapan saja, tanpa harus keluar rumah.

Tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. What Is Cupping Therapy?.
WebMD. Diakses pada 2025. Cupping Therapy.
PLoS One. Diakses pada 2025. An Updated Review of the Efficacy of Cupping Therapy.
Journal of Traditional and Complementary Medicine. Diakses pada 2025. The Medical Perspective of Cupping Therapy: Effects and Mechanisms of Action.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Manfaat Terapi Bekam Dalam Kesehatan

FAQ

1. Apakah bekam di kepala sakit?

Sensasi yang dirasakan selama bekam bervariasi pada setiap orang.

Beberapa orang mungkin merasa sedikit tidak nyaman atau seperti ditarik, sementara yang lain mungkin tidak merasakan apa-apa.

Tingkat rasa sakit juga bergantung pada jenis bekam yang dilakukan (bekam kering atau basah) dan ambang batas nyeri masing-masing individu.

2. Berapa lama efek bekam bertahan?

Durasi efek bekam juga bervariasi. Beberapa orang melaporkan merasa lebih baik selama beberapa hari atau minggu setelah terapi, sementara yang lain mungkin memerlukan sesi perawatan yang lebih sering untuk mempertahankan manfaatnya.

3. Apakah bekam di kepala aman?

Bekam umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh terapis yang terlatih dan berpengalaman. Namun, seperti semua prosedur medis, selalu ada risiko efek samping.

Pastikan untuk mendiskusikan risiko dan manfaat bekam dengan dokter atau terapis sebelum menjalani terapi.