Advertisement

Berbahaya untuk Tumbuh Kembang anak, Ini 4 Penyebab Stunting

8 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlin SpA   29 September 2025

Penyebab stunting pada anak perlu diwaspadai oleh setiap ibu. Salah satunya adalah gizi yang buruk selama kehamilan.

Berbahaya untuk Tumbuh Kembang anak, Ini 4 Penyebab StuntingBerbahaya untuk Tumbuh Kembang anak, Ini 4 Penyebab Stunting

DAFTAR ISI

  1. Berbahaya untuk Tumbuh Kembang Anak, Ini 5 Penyebab Stunting
  2. Langkah-Langkah Pencegahan Stunting yang Efektif
  3. Hubungi Dokter Ini Jika Anak Terancam Stunting
  4. Kapan Harus ke Dokter? Deteksi Dini Stunting Itu Penting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Kondisi ini menyebabkan anak lebih pendek dari standar usianya.

Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak, yang dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup mereka.

Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia.

Prevalensi stunting yang tinggi menunjukkan perlunya upaya bersama untuk mengatasi masalah ini.

Stunting dapat dicegah dengan intervensi gizi yang tepat sejak dini, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Untuk mengatasi masalah stunting, diperlukan pemahaman mendalam tentang penyebab dan faktor risiko yang berkontribusi terhadap kondisi ini.

Dengan mengetahui penyebab stunting, langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat diimplementasikan untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan optimal.

Berbahaya untuk Tumbuh Kembang Anak, Ini 5 Penyebab Stunting

Stunting adalah masalah kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait.

Memahami penyebab stunting sangat penting untuk merancang intervensi yang efektif.

Berikut adalah 5 penyebab utama stunting yang perlu diwaspadai:

1. Kekurangan Gizi Kronis: Akar Masalah Stunting

Kekurangan gizi kronis adalah penyebab utama stunting pada anak-anak.

Asupan gizi yang tidak mencukupi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak.

Kekurangan zat gizi esensial seperti protein, zat besi, iodium, asam folat, dan vitamin A dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan yang serius.

Kekurangan gizi pada ibu hamil juga dapat berdampak besar pada pertumbuhan janin.

Ibu hamil yang kekurangan gizi berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang merupakan salah satu faktor risiko stunting.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang selama masa kehamilan.

Berikut Ini Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Halodoc yang bisa dihubungi seputar kesehatan anak.

2. Infeksi Berulang: Melemahkan Daya Tahan Tubuh Anak

Infeksi berulang, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dapat memperburuk kondisi gizi anak dan meningkatkan risiko stunting.

Infeksi menyebabkan penurunan nafsu makan, gangguan penyerapan zat gizi, dan peningkatan kebutuhan energi untuk melawan infeksi.

Akibatnya, anak menjadi kekurangan gizi dan pertumbuhan terhambat.

Lingkungan yang tidak bersih dan sanitasi yang buruk juga dapat meningkatkan risiko infeksi pada anak-anak.

Air minum yang terkontaminasi dan kebersihan yang tidak terjaga dapat menyebabkan penyebaran penyakit infeksi yang cepat.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan akses air bersih untuk mencegah infeksi pada anak-anak.

3. Sanitasi Buruk dan Lingkungan Tidak Sehat: Meningkatkan Risiko Stunting

Sanitasi yang buruk dan lingkungan yang tidak sehat merupakan faktor penting yang berkontribusi terhadap stunting.

Lingkungan yang kotor dan sanitasi yang tidak memadai dapat menyebabkan penyebaran penyakit infeksi, seperti diare dan infeksi cacing, yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi dan memperburuk kondisi gizi anak.

Menurut data dari WHO, sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko stunting hingga 50%.

Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi yang layak dan air bersih untuk mencegah penyebaran penyakit dan mengurangi risiko stunting pada anak-anak.

4. Kurangnya Perawatan Kehamilan yang Optimal: Pengaruh pada Pertumbuhan Janin

Perawatan kehamilan yang tidak optimal, termasuk kurangnya akses terhadap layanan kesehatan dan pemeriksaan kehamilan yang teratur, dapat berdampak negatif pada pertumbuhan janin.

Ibu hamil yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai berisiko mengalami komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia dan anemia, yang dapat memengaruhi pertumbuhan janin.

Pemeriksaan kehamilan yang teratur memungkinkan dokter untuk memantau kesehatan ibu dan janin, serta memberikan intervensi yang tepat jika diperlukan.

Ibu hamil juga perlu mendapatkan informasi tentang gizi yang baik, suplementasi zat besi dan asam folat, serta pencegahan penyakit infeksi selama kehamilan.

Simak lebih lanjut mengenai Kesehatan Anak – Tips dan Informasi Lengkapnya agar ibu senantiasa bisa menjaga kondisi Si Kecil.

5. Faktor Ekonomi dan Pendidikan Orang Tua: Dampak pada Akses Gizi dan Informasi

Faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua juga berperan penting dalam menentukan status gizi anak.

Keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu seringkali kesulitan memenuhi kebutuhan gizi anak-anak mereka.

Selain itu, tingkat pendidikan orang tua yang rendah dapat membatasi pengetahuan mereka tentang gizi yang baik dan praktik perawatan anak yang benar.

Pendidikan orang tua, terutama ibu, memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan gizi anak.

Ibu yang berpendidikan cenderung lebih memahami pentingnya gizi yang baik dan memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan yang optimal bagi anak-anak mereka.

Program-program pendidikan kesehatan dan gizi perlu difokuskan pada keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang mampu dan tingkat pendidikan yang rendah untuk meningkatkan status gizi anak-anak mereka.

Langkah-Langkah Pencegahan Stunting yang Efektif

Pencegahan stunting memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, gizi, sanitasi, dan pendidikan.

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan stunting yang efektif:

1. Penuhi Nutrisi Ibu Hamil: Fondasi Kesehatan Anak Sejak Dini

Memastikan ibu hamil mendapatkan nutrisi yang cukup dan seimbang selama kehamilan adalah langkah penting dalam mencegah stunting.

Ibu hamil perlu mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, zat besi, asam folat, kalsium, dan vitamin lainnya.

Suplementasi zat besi dan asam folat juga dianjurkan untuk mencegah anemia dan cacat lahir pada bayi.

Selain itu, ibu hamil perlu menghindari kebiasaan merokok, minum alkohol, dan mengonsumsi obat-obatan terlarang, yang dapat membahayakan kesehatan janin.

Pemeriksaan kehamilan yang teratur juga penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin, serta mendeteksi dini masalah yang mungkin timbul.

2. Berikan ASI Eksklusif: Nutrisi Terbaik untuk Bayi di 6 Bulan Pertama

Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.

ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang melindungi bayi dari infeksi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, tanpa tambahan makanan atau minuman lain.

Setelah 6 bulan, bayi dapat mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, sambil tetap melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.

3. Lengkapi dengan MPASI Bergizi: Dukung Pertumbuhan Optimal Setelah 6 Bulan

Setelah usia 6 bulan, bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi yang semakin meningkat.

MPASI harus mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

MPASI dapat berupa makanan yang dihaluskan atau makanan padat yang lunak, tergantung pada usia dan kemampuan bayi.

Berikan MPASI secara bertahap, mulai dari tekstur yang lembut hingga tekstur yang lebih kasar. Hindari memberikan makanan yang terlalu manis, asin, atau mengandung bahan pengawet.

Pahami informasi lebih dalam mengenai MPASI – Jenis, Tips, dan Hal yang Perlu Diperhatikan berikut ini.

4. Jaga Kebersihan Lingkungan dan Sanitasi: Mencegah Infeksi dan Penyakit

Menjaga kebersihan lingkungan dan sanitasi yang baik adalah langkah penting dalam mencegah stunting.

Lingkungan yang bersih dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit infeksi, seperti diare dan infeksi cacing, yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi pada anak-anak.

Pastikan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, seperti jamban yang bersih dan sehat. Buang sampah pada tempatnya dan hindari membuang air limbah sembarangan.

Cuci tangan dengan sabun dan air bersih secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah buang air.

5. Lakukan Pemantauan Tumbuh Kembang Rutin: Deteksi Dini dan Intervensi Cepat

Pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin penting untuk mendeteksi dini masalah pertumbuhan, termasuk stunting.

Pemantauan dapat dilakukan di posyandu, puskesmas, atau fasilitas kesehatan lainnya. Petugas kesehatan akan mengukur tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala anak, serta membandingkannya dengan standar pertumbuhan yang normal.

Jika ditemukan tanda-tanda stunting, segera lakukan intervensi gizi yang tepat. Intervensi dapat berupa pemberian makanan tambahan bergizi, suplementasi zat gizi, atau konseling gizi untuk orang tua.

Semakin cepat stunting dideteksi dan ditangani, semakin besar peluang anak untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Hubungi Dokter Ini Jika Anak Terancam Stunting

Jika anak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan terhambat, seperti berat badan sulit naik atau nafsu makan yang menurun, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak.

Dokter spesialis anak di Halodoc berpengalaman dalam memantau tumbuh kembang anak serta membantu mencegah dan menangani risiko stunting sejak dini.

Berikut beberapa dokter yang bisa dihubungi melalui Halodoc:

  • dr. Ariawan Setiadi, Sp.A: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 22 tahun, lulusan Universitas Islam Sultan Agung (2002) dan Universitas Diponegoro (2015). Saat ini praktik di Semarang, Jawa Tengah, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Dandung Bawono, Sp.A, M.Sc: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 20 tahun, lulusan Univejrsitas Gadjah Mada (2004, 2009). Saat ini praktik di Gondokusuman, DIY, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Lingga Pradipta, Sp.A: Dokter spesialis anak dengan pengalaman 11 tahun, lulusan Universitas Gadjah Mada (2011) dan Universitas Hasanuddin (2021). Saat ini praktik di Makassar, Sulawesi Selatan, anggota IDAI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.

Itulah dokter yang siap membantu orang tua mencegah dan menangani risiko stunting.

Dengan Halodoc, orang tua bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.

Tunggu apa lagi? Ayo pakai Halodoc sekarang juga!

Kapan Harus ke Dokter? Deteksi Dini Stunting Itu Penting

Orang tua harus segera membawa anak ke dokter jika menemukan tanda-tanda stunting, seperti:

  • Pertumbuhan tinggi badan yang lambat atau berhenti
  • Berat badan yang sulit naik
  • Anak tampak lebih pendek dari teman-teman seusianya
  • Perkembangan motorik dan kognitif yang terlambat

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi akan membantu memastikan anak mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Deteksi dini dan intervensi yang cepat sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang stunting.

Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi di Halodoc.

Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk tanya dokter spesialis anak!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 20225. Understanding Delayed Growth and How It’s Treated.
Net Meds. Diakses pada 2025. Stunted Growth: Causes, Symptoms And Prevention.
News Medical Life Sciences. Diakses pada 2025. Risk Factors for Stunted Growth.