Bercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus Diketahui

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   05 Februari 2020
Bercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus DiketahuiBercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus Diketahui

Halodoc, Jakarta – Munculnya bercak darah di awal kehamilan merupakan hal yang biasa terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, pada beberapa kasus, bercak darah dapat terjadi sebagai gejala komplikasi kehamilan. Sekitar seperempat wanita hamil mengalami pendarahan selama trimester pertama. 

Meskipun perdarahan adalah tanda kemungkinan keguguran dini, itu tidak berarti bahwa keguguran benar-benar terjadi. Beberapa kondisi dan faktor lain, termasuk pergeseran hormon normal, dapat menyebabkan bercak merah pada awal kehamilan. 

Penyebab Munculnya Bercak atau Pendarahan di Awal Kehamilan

Kamu perlu mengetahui perbedaan antara bercak dan pendarahan. Bercak terjadi ketika kamu melihat beberapa tetes darah setiap saat pada pakaian dalam dan darah tidak memenuhi seluruh bagian panty liner. Sedangkan pendarahan adalah aliran darah yang lebih berat. Dengan pendarahan, kamu akan membutuhkan panty liner atau bahkan pembalut agar darah tidak membasahi pakaian.

Baca juga: Bercak Darah Tanda Kehamilan yang Harus Diketahui

Kamu juga bisa menanyakan lebih lanjut pada dokter kandungan melalui aplikasi Halodoc mengenai perbedaan antara bercak dan pendarahan. Sementara itu penyebab paling umum terjadinya bercak pada awal kehamilan meliputi:

1. Hematoma Subkorionik

Hematoma subkorionik terkadang disebut perdarahan subkorionik. Ini terjadi saat darah menumpuk dekat chorion, yang merupakan selaput janin di sebelah plasenta. Pendarahan mungkin juga muncul di antara rahim dan plasenta. Hematoma subkorionik bukanlah keguguran hanya saja komplikasi kehamilan yang umum terjadi. Banyak wanita hamil dengan jenis perdarahan ini tidak memiliki komplikasi lebih lanjut selama kehamilan. 

2. Kehamilan Ektopik

Pada kehamilan ektopik, sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, sering kali di saluran tuba. Seorang wanita mungkin masih memiliki gejala kehamilan dan mendapatkan tes kehamilan positif. Kehamilan ektopik bagaimanapun tidak dapat bertahan hidup. Jika terus tumbuh, justru dapat pecah dan menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa atau infeksi yang berbahaya. 

Kehamilan ektopik dapat menyebabkan bercak saat kehamilan tumbuh. Jika kehamilan pecah, hal itu dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa dan mungkin semakin berat selama beberapa jam. 

Baca juga: Flek saat Hamil, Berbahaya atau Normal?

3. Iritasi Serviks

Serviks, entri berbentuk donat pada rahim, bertugas meningkatkan suplai darah selama kehamilan. Ini artinya lebih mungkin serviks berdarah karena iritasi, seperti setelah berhubungan intim atau pemeriksaan panggul. Bercak darah setelah segala bentuk penetrasi vagina adalah tanda yang mungkin dari perdarahan serviks. 

Perdarahan serviks tidak berbahaya dan biasanya berhenti dengan sendirinya dalam beberapa jam. Darah biasanya berwarna merah atau cokelat dan kuantitasnya sangat minimal. Selain itu, dalam keadaan yang jarang, cedera pada serviks seperti akibat trauma dapat menyebabkan pendarahan serviks yang lebih parah. Cedera ini dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi serius lainnya. 

4. Terjadinya Keguguran

Bagi banyak wanita hamil, pendarahan memicu kekhawatiran akan keguguran. Nyatanya, kurang dari setengah orang wanita hamil yang mengalami perdarahan selama kehamilan mengalami keguguran. Dengan begitu, pendarahan adalah gejala yang tidak boleh diabaikan oleh ibu hamil. Setiap wanita hamil yang memiliki kekhawatiran tentang kehamilan sebaiknya bertanya pada dokter mengenai faktor risiko dan cara mengatasinya. 

5. Perubahan Hormon

Sekitar minggu ke-7 kehamilan, biasanya akan terjadi pergeseran luteal-plasenta. Ini adalah saat plasenta berkembang cukup untuk mulai memproduksi hormon yang menopang kehamilan. Sebelum perubahan ini, corpus luteum, sekelompok sel yang terbentuk selama ovulasi, menghasilkan hormon kehamilan. 

Baca juga: Jangan Terkecoh, Inilah 5 Tanda Kontraksi Palsu

Perubahan hormon ini terkadang memicu penurunan sementara hormon progesteron. Pergeseran ini dapat menyebabkan bercak, atau bahkan pendarahan seberat haid. Selama plasenta mulai memproduksi progesteron yang cukup, kehamilan dapat berlanjut dengan aman, dan seorang wanita tidak akan mengalami keguguran. 

Nah, itulah sejumlah informasi mengenai penyebab terjadinya bercak darah pada awal kehamilan yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami masalah terkait kehamilan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2020. Vaginal bleeding in early pregnancy
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to know about spotting in early pregnancy

 

 



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan