Bolehkah Mengajarkan Puasa pada Anak dengan Menjanjikan Hadiah?
“Menjanjikan hadiah saat mengajarkan puasa pada anak bisa membuatnya tidak ikhlas dalam menjalani ibadah. Jadi, penting juga untuk menanamkan nilai-nilai puasa.”

Halodoc, Jakarta – Saat memasuki Ramadan, tentunya orang tua ingin mengajarkan puasa pada anak. Meski sebenarnya anak-anak belum diwajibkan untuk menjalani ibadah ini, penting untuk mulai mengajarkannya sejak dini. Dengan begitu, anak saat sudah terbiasa dan memahami ibadah puasa saat balig nanti.





Salah satu cara yang kerap dilakukan orang tua dalam mengajarkan puasa pada anak adalah dengan mengimingi hadiah. Misal dengan menjanjikan hadiah mainan, atau uang jajan ekstra.
Sebenarnya, boleh tidak sih cara seperti ini dilakukan? Yuk simak pembahasannya!
Dampak Mengajarkan Puasa pada Anak dengan Imbalan Hadiah
Memberi imbalan hadiah sesekali saat mengajarkan puasa pada anak sebenarnya boleh saja. Misalnya berupa makanan favorit untuk berbuka puasa, atau memberi uang saku tambahan di akhir bulan.
Namun, hal ini juga bisa berdampak buruk pada anak. Terutama jika orang tua tidak memberi penjelasan dan mengajarkan nilai-nilai utama, mengapa harus menjalankan ibadah puasa.
Mengutip laman Psychology Today, terlalu sering menjanjikan hadiah pada anak akan membuatnya jadi terus meminta hadiah setiap melakukan sesuatu. Misalnya, jika ibu menjanjikan hadiah jika anak berpuasa, lalu saat mengajaknya membaca Al-Qur’an bersama, bisa jadi ia akan bertanya, apa hadiah yang akan didapatkan.
Ini pada akhirnya akan membuat anak hanya berorientasi pada hadiah setiap melakukan sesuatu, tak hanya soal puasa. Selain itu, anak juga berpotensi sering berbohong, demi mendapatkan hadiah yang diinginkannya.
Ketika orang tua menjanjikan sebuah hadiah, maka anak-anak akan melakukan apa saja untuk mendapatkan hadiah tersebut, termasuk berbohong kepada orang tua mengenai ibadah puasa mereka. Padahal, ibadah puasa tidak hanya menahan haus dan lapar, tetapi juga menjaga diri untuk menghindari hal-hal yang buruk termasuk berbohong.
Anak juga jadi tidak paham makna puasa. Karena yang mereka tahu tentang makna puasa hanya menahan haus dan lapar. Selebihnya mereka hanya terpaku pada hadiah yang dijanjikan oleh orang tuanya. Padahal, selain menahan haus dan lapar, puasa juga diajarkan untuk menahan emosi dan menahan diri dari perilaku yang kurang baik.
Hal-Hal yang Bisa Dilakukan Orang tua
Alih-alih hanya mengimingi hadiah dalam mengajarkan puasa pada anak, berikut ini beberapa tips yang bisa dicoba:
1. Menjelaskan Nilai Puasa pada Anak
Luangkan waktu untuk berbagi semua pengetahuan yang ibu miliki tentang bulan suci Ramadan dengan anak. Ini sangat penting untuk membantunya memahami mengapa ia harus berpuasa, serta memahami cara berpuasa secara efektif selama Ramadan.
2. Biarkan Anak yang Memutuskan
Anak-anak sering ingin tahu tentang hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Ketika mereka melihat orang tuanya berpuasa, mereka mungkin ingin melakukannya sendiri.
Jika ini adalah pertama kalinya bagi anak berpuasa, cobalah biarkan ia memutuskan berapa hari mereka ingin berpuasa pada awalnya. Sebuah tujuan yang ditetapkan sendiri dapat membantu anak lebih bersemangat dalam menjalani puasa.
3. Puasa Setengah Hari
Pada tahap awal dalam mengajarkan puasa pada anak, ibu bisa memintanya berpuasa setengah hari terlebih dahulu. Misalnya, berpuasa hingga adzan dzuhur, lalu bertahap ditingkatkan hingga ia bisa berpuasa hingga magrib.
4. Mulai dengan Lambat, tapi Konsisten
Saat mempersiapkan anak untuk puasa Ramadan pertamanya, penting bagi orang tua untuk memulainya dengan lambat. Membiasakan anak-anak untuk bangun sahur dan berpuasa hingga buka puasa, akan membutuhkan banyak latihan dan kesabaran.
Pelan-pelan saja, tapi jaga momentum agar tetap konsisten memotivasi anak untuk tetap berpuasa selama bulan Ramadan. Intinya, jangan munculkan kesan bahwa puasa adalah hal yang menyiksa.
Nah, itulah pembahasan mengenai cara mengajarkan puasa pada anak dengan baik. Menawarkan hadiah pada anak boleh saja. Namun, penting juga untuk menjelaskan nilai-nilai berpuasa pada anak, agar ia bisa menjalani ibadah dengan ikhlas.
Selama anak belajar puasa, penting juga untuk memerhatikan kesehatannya. Ibu bisa download Halodoc untuk cek kebutuhan vitamin dan suplemen yang dibutuhkan anak kapan saja.