Cacar Api di Wajah: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Gejala cacar api di wajah dimulai dengan rasa sakit, gatal, atau kesemutan pada area tertentu.

DAFTAR ISI
- Gejala Cacar Api di Wajah
- Penyebab Cacar Api di Wajah
- Diagnosis Cacar Api di Wajah
- Pengobatan Cacar Api di Wajah
- Komplikasi Cacar Api di Wajah
- Pencegahan Cacar Api
- Kapan Harus ke Dokter?
Cacar api, atau herpes zoster, adalah infeksi virus yang menyebabkan ruam menyakitkan. Kondisi ini disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV), virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tetap tidak aktif di dalam tubuh. Virus ini dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian sebagai cacar api.
Ketika cacar api muncul di wajah, kondisi ini memerlukan perhatian medis segera karena berpotensi memengaruhi mata dan saraf wajah.
Gejala Cacar Api di Wajah
Gejala cacar api di wajah umumnya dimulai dengan rasa sakit, gatal, atau kesemutan pada area tertentu di wajah. Beberapa hari kemudian, ruam akan muncul, biasanya hanya pada satu sisi wajah.
Ruam ini kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan yang pecah dan mengering dalam beberapa hari.
Gejala lain yang mungkin menyertai cacar api di wajah meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Sensitivitas terhadap cahaya
Pada kasus yang lebih parah, cacar api di wajah dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
- Kerusakan mata yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan
- Kelumpuhan wajah (Bell’s palsy)
- Infeksi bakteri pada kulit.
Baca juga: Perlu Diwaspadai, Kenali 4 Tanda dan Gejala Herpes Zoster.
Penyebab Cacar Api di Wajah
Cacar api disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster (VZV). Virus ini tetap tidak aktif di dalam tubuh setelah seseorang mengalami cacar air. Reaktivasi virus dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk:
- Usia lanjut
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, karena HIV/AIDS, kanker, atau pengobatan imunosupresan)
- Stres
Cacar api tidak menular seperti cacar air. Seseorang dengan cacar api tidak dapat menularkan cacar api kepada orang lain. Namun, mereka dapat menularkan virus varicella-zoster kepada orang yang belum pernah mengalami cacar air atau belum divaksinasi cacar air.
Jika orang tersebut terinfeksi, mereka akan mengembangkan cacar air, bukan cacar api.
Diagnosis Cacar Api di Wajah
Diagnosis cacar api di wajah biasanya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan riwayat medis. Dokter akan memeriksa ruam dan menanyakan tentang gejala yang dialami.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu mengambil sampel cairan dari lepuh untuk diuji di laboratorium.
Pengobatan Cacar Api di Wajah
Pengobatan cacar api di wajah bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, mempercepat penyembuhan ruam, dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan meliputi:
- Obat antivirus: Obat-obatan seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir dapat membantu mengurangi keparahan dan durasi infeksi jika diberikan dalam 72 jam pertama setelah munculnya ruam.
- Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit. Dalam kasus yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat, seperti opioid.
- Kortikosteroid: Kortikosteroid oral dapat membantu mengurangi peradangan dan rasa sakit, tetapi penggunaannya harus hati-hati karena efek sampingnya.
- Perawatan topikal: Kompres dingin dan losion kalamin dapat membantu meredakan gatal dan nyeri.
Pemberian antivirus oral dalam 72 jam pertama munculnya ruam secara signifikan mengurangi risiko komplikasi terkait herpes zoster.
Nah, begini Pengobatan untuk Mengatasi Cacar Api pada Orang Dewasa.
Komplikasi Cacar Api di Wajah
Cacar api di wajah dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:
- Postherpetic neuralgia (PHN): Nyeri kronis yang berlangsung selama lebih dari tiga bulan setelah ruam sembuh. Ini adalah komplikasi yang paling umum dari cacar api.
- Kerusakan mata: Jika cacar api memengaruhi saraf trigeminal, yang memasok sensasi ke mata, dapat menyebabkan kerusakan mata yang serius, termasuk kehilangan penglihatan.
- Kelumpuhan wajah (Bell’s palsy): Cacar api dapat memengaruhi saraf wajah, menyebabkan kelumpuhan sementara atau permanen pada satu sisi wajah.
- Infeksi bakteri sekunder: Lepuh cacar api dapat terinfeksi oleh bakteri, yang memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Oleh sebab itu, vaksinasi penting untuk mengurangi risiko komplikasi serius akibat herpes zoster, terutama pada populasi lansia.
Pencegahan Cacar Api
Cara terbaik untuk mencegah cacar api adalah dengan vaksinasi. Terdapat dua jenis vaksin cacar api yang tersedia:
- Vaksin zoster rekombinan (Shingrix): Vaksin ini sangat efektif dalam mencegah cacar api dan komplikasi terkait, seperti PHN. Vaksin ini direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, bahkan jika mereka pernah mengalami cacar air atau telah menerima vaksin zoster yang lebih tua (Zostavax).
- Vaksin zoster hidup (Zostavax): Vaksin ini kurang efektif daripada Shingrix dan tidak lagi direkomendasikan sebagai vaksin pilihan.
Selain vaksinasi, menjaga sistem kekebalan tubuh yang sehat dengan makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres juga dapat membantu mengurangi risiko terkena cacar api.
Vaksinasi herpes zoster efektif dalam mengurangi insidensi penyakit dan mengurangi beban terkait perawatan kesehatan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala cacar api di wajah, terutama jika:
- Ruam dekat dengan mata
- Mengalami sakit parah
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
Cacar api di wajah adalah kondisi yang berpotensi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Mengenali gejala awal, mendapatkan diagnosis yang tepat, dan memulai pengobatan dini dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
Jika mengalami gejala cacar api, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat!


