Cacar Api: Lansia dan Komorbid Lebih Rentan!
Herpes zoster bisa dialami siapa saja yang pernah menderita cacar air, namun lebih sering muncul pada lansia dan penderita penyakit penyerta.

Daftar Isi:
- Apa Itu Herpes Zoster?
- Kelompok yang Berisiko Terkena Herpes Zoster
- Gejala Herpes Zoster yang Perlu Diwaspadai
- Penyebab Herpes Zoster dan Faktor Risikonya
- Komplikasi Herpes Zoster yang Mungkin Terjadi
- Diagnosis dan Pengobatan Herpes Zoster
- Pencegahan Herpes Zoster: Langkah yang Bisa Diambil
- Vaksin Herpes Zoster
- Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
- Kesimpulan
Herpes zoster atau yang juga dikenal sebagai cacar api adalah infeksi akibat reaktivasi virus varicella-zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
Penyakit ini ditandai dengan ruam yang menyakitkan dan dapat terjadi pada siapa saja yang pernah mengalami cacar air sebelumnya.
Meski demikian, herpes zoster lebih sering menyerang lansia dan individu dengan kondisi medis tertentu, yang kemudian berisiko menimbulkan komplikasi. Sejauh ini, vaksinasi dan langkah pencegahan menjadi kunci penting dalam melindungi diri dari penyakit ini.
Yuk, simak selengkapnya bagiaman penyakit cacar api atau herpes zoster lebih rentan dialami oleh lansia dan orang dengan komorbid.
Apa Itu Herpes Zoster?
Herpes zoster adalah infeksi virus yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella zoster (VZV), virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus tersebut tidak sepenuhnya hilang dari tubuh, melainkan tidak aktif (dorman) di dalam jaringan saraf.
Herpes zoster terjadi ketika virus ini aktif kembali, menyebabkan ruam yang menyakitkan, biasanya pada satu sisi tubuh.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), siapa pun yang pernah menderita cacar air berpotensi mengalami herpes zoster. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
Kelompok yang Berisiko Terkena Herpes Zoster
Meskipun lansia sering dianggap sebagai kelompok utama yang berisiko, penting untuk menyadari bahwa risiko herpes zoster juga meningkat pada individu dengan komorbiditas atau kondisi medis penyerta.
Berikut adalah kelompok yang lebih rentan terhadap herpes zoster:
- Lansia (di atas 50 tahun): Sistem kekebalan tubuh cenderung menurun seiring bertambahnya usia, membuat lansia lebih rentan terhadap reaktivasi virus Varicella zoster.
- Individu dengan komorbiditas: Kondisi medis seperti diabetes, penyakit jantung kronis, penyakit paru-paru kronis, dan gangguan ginjal dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko herpes zoster.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah: Individu dengan HIV/AIDS, kanker, atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan (misalnya, setelah transplantasi organ) memiliki risiko lebih tinggi.
- Individu yang mengalami stres berat: Stres kronis dapat menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko reaktivasi virus.
Gejala Herpes Zoster yang Perlu Diwaspadai
Gejala herpes zoster dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala umumnya meliputi:
- Nyeri, gatal, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
- Ruam yang muncul sebagai lepuh berisi cairan yang kemudian pecah dan mengering. Ruam biasanya terlokalisasi pada satu sisi tubuh dan mengikuti jalur saraf.
- Demam ringan, sakit kepala, dan kelelahan.
- Sensitivitas terhadap sentuhan.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menekankan pentingnya deteksi dini gejala herpes zoster untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penyebab Herpes Zoster dan Faktor Risikonya
Penyebab utama herpes zoster adalah reaktivasi virus varicella-zoster yang tidak aktif dalam tubuh setelah infeksi cacar air.
Beberapa faktor risiko yang dapat memicu reaktivasi virus meliputi:
- Usia lanjut.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat penyakit atau pengobatan.
- Stres emosional atau fisik.
- Kondisi medis kronis.
Cari tahu selengkapnya, Ini Pengobatan Herpes Zoster Bisa Dilakukan.
Komplikasi Herpes Zoster yang Mungkin Terjadi
Meskipun herpes zoster biasanya sembuh dalam beberapa minggu, komplikasi serius dapat terjadi, terutama jika tidak diobati dengan cepat.
Beberapa komplikasi meliputi:
- Neuralgia postherpetik (NPH): Nyeri kronis yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah ruam sembuh. Ini adalah komplikasi yang paling umum.
- Infeksi bakteri sekunder: Lepuh yang pecah dapat terinfeksi oleh bakteri.
- Masalah penglihatan: Jika herpes zoster mengenai saraf di dekat mata, dapat menyebabkan masalah penglihatan, bahkan kebutaan.
- Sindrom Ramsay hunt: Jika herpes zoster mempengaruhi saraf wajah dan telinga, dapat menyebabkan kelumpuhan wajah, gangguan pendengaran, dan vertigo.
Diagnosis dan Pengobatan Herpes Zoster
Diagnosis herpes zoster biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien. Dokter mungkin juga mengambil sampel cairan dari lepuh untuk diuji di laboratorium.
Pengobatan herpes zoster bertujuan untuk mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan ruam, dan mencegah komplikasi. Pilihan pengobatan meliputi:
- Obat antivirus: Obat seperti asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir dapat membantu menghentikan pertumbuhan virus dan mengurangi keparahan gejala. Obat ini paling efektif jika dimulai dalam 72 jam setelah ruam muncul.
- Obat pereda nyeri: Analgesik seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan nyeri ringan hingga sedang. Untuk nyeri yang lebih parah, dokter mungkin meresepkan obat pereda nyeri yang lebih kuat, seperti opioid.
- Krim atau losion: Krim atau losion yang mengandung kalamin atau capsaicin dapat membantu meredakan gatal dan nyeri.
Pencegahan Herpes Zoster: Langkah yang Bisa Diambil
Cara paling efektif untuk mencegah herpes zoster dan komplikasinya adalah dengan vaksinasi. Vaksin herpes zoster, seperti Shingrix, sangat efektif dalam mencegah penyakit ini.
Vaksin ini direkomendasikan untuk orang dewasa berusia 50 tahun ke atas, bahkan jika mereka pernah menderita herpes zoster sebelumnya.
Selain vaksinasi, menjaga gaya hidup sehat juga dapat membantu mengurangi risiko herpes zoster:
- Kelola stres: Temukan cara sehat untuk mengatasi stres, seperti meditasi, yoga, atau olahraga.
- Tidur yang cukup: Usahakan untuk tidur 7-8 jam setiap malam.
- Makan makanan sehat: Konsumsi makanan yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.
- Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.
Penasaran terkait Mitos atau Fakta, Cacar Air Sebabkan Ensefalitis? Simak informasi selengkapnya di Halodoc!
Vaksin Herpes Zoster
Vaksinasi Herpes Zoster (Cacar Api) (Shingrix) Kini Bisa di Rumah Lewat Halodoc
Vaksinasi Shingrix adalah vaksin yang bisa memberikan perlindungan pada orang dewasa terhadap penyakit herpes zoster (cacar ular / cacar api) serta Neuralgia Pasca Herpetik (PHN), yaitu rasa nyeri saraf jangka panjang yang terjadi setelah terkena herpes zoster.
Untungnya, saat ini terdapat layanan Homecare by Halodoc sehingga Vaksinasi Herpes Zoster (Shingrix) dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus keluar rumah (tersedia di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar).
Nah, berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Homecare & Vaksinasi di Halodoc:
- Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Homecare by Halodoc.
- Protokol kesehatan ketat.
- Setelah vaksin diberikan, petugas medis akan melakukan observasi kondisi kesehatanmu untuk memastikan tidak ada efek samping yang berbahaya.
- Partner resmi produsen vaksin internasional sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
- Hemat waktu dan biaya.
- Harga vaksin influenza mulai dari Rp2.799.000,-, kamu bahkan bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Tanpa perlu antre menunggu.
- Tanpa biaya tambahan.
- Setelah tindakan, kamu akan mendapat gratis voucher senilai 25rb di Halodoc untuk chat dokter.
Jika kamu belum pernah mendapatkan vaksin herpes zoster, tunggu apalagi?
Booking Vaksinasi Herpes Zoster (Cacar Api) (Shingrix) Lebih Mudah di Rumah Lewat Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Yuk, segera pesan layanan Homecare by Halodoc vaksin herpes zoster sekarang!
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala herpes zoster, terutama jika:
- Kamu berusia di atas 50 tahun.
- Kamu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Ruam muncul di dekat mata.
- Kamu mengalami nyeri yang parah.
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius dan mempercepat pemulihan.
Kesimpulan
Herpes zoster adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Lansia dan individu dengan komorbiditas memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini.
Sejauh ini, vaksinasi menjadi langkah pencegahan terbaik, tetapi menjaga gaya hidup sehat dan mengelola stres juga penting.
Jika ibu atau anggota keluarga menunjukkan gejala varicella zoster, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai. Penanganan sejak dini dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi serius.
Kini, konsultasi dengan dokter spesialis kulit terkait varicella zoster dapat dilakukan dengan mudah dan nyaman melalui Halodoc.
Namun, bila infeksi telah menjalar ke saraf tepi, yang biasanya ditandai dengan nyeri intens di area ruam, penanganan lanjutan bersama dokter spesialis saraf mungkin diperlukan untuk mengelola gejala dengan lebih efektif.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc. Produknya 100% asli (original) dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.


