Cara Atasi Trauma Pasca Mengalami Kehamilan Ektopik

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 Oktober 2020
Cara Atasi Trauma Pasca Mengalami Kehamilan Ektopik Cara Atasi Trauma Pasca Mengalami Kehamilan Ektopik

Halodoc, Jakarta - Keguguran adalah berita yang paling menyedihkan bagi pasangan suami istri. Direncanakan atau tidak, kabar kehamilan pasti menjadi hal yang membahagiakan. Sayangnya, tidak semua kehamilan bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, dilaporkan bahwa satu dari enam wanita mengalami stres pasca-trauma jangka panjang setelah keguguran atau kehamilan ektopik.

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di Imperial College London dan KU Leuven di Belgia ini mungkin menjadi penelitian terbesar yang pernah ada, khususnya tentang dampak psikologis dari keguguran tahap awal. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Journal of Obstetrics and Gynecology, mempelajari lebih dari 650 wanita yang pernah mengalami keguguran dini. Mayoritas di antaranya telah mengalami keguguran dini (didefinisikan sebagai keguguran sebelum 12 minggu), atau kehamilan ektopik (saat embrio mulai tumbuh di luar rahim dan tidak dapat hidup).

Studi ini mengungkapkan bahwa satu bulan setelah keguguran, hampir sepertiga wanita mengidap stres pasca-trauma sementara satu dari empat di antaranya mengalami kecemasan sedang hingga berat. Selain itu, satu dari sepuluh wanita mengalami kecemasan, depresi sedang sampai berat. 

Tim di belakang penelitian, yang didanai oleh Imperial Health Charity dan Imperial NIHR Biomedical Research Center pun menyerukan agar wanita yang alami keguguran juga mendapatkan perawatan untuk kejiwaan mereka sesegera mungkin. 

Baca juga: Inilah Fakta Mengenai Kehamilan Ektopik

Saat Wanita Alami Kehamilan Ektopik

Saat seorang wanita didiagnosis mengalami kehamilan ektopik, akan sangat wajar baginya untuk mengalami banyak emosi akibat memiliki pertanyaan-pertanyaan besar yang belum terjawab tentang masa depan. Perasaan awal mungkin berkisar dari syok dan tidak percaya, kehampaan, kelegaan, kemarahan, kesedihan, rasa bersalah, cemburu, kecemasan, atau kekhawatiran. Ia mungkin juga menemukan bahwa kehamilan ektopik telah memengaruhi pasangan, hubungan, harapan, dan rencana besar yang dimiliki untuk sebuah keluarga. Terlebih saat ia harus menyampaikan kabar tersebut kepada keluarga besar, teman, dan kolega.

Kehamilan ektopik tidak diketahui secara universal dan kebanyakan orang tidak mengharapkan hal itu terjadi pada mereka. Bagi kebanyakan orang, mencoba memahami apa dan mengapa hal itu terjadi pada mereka merupakan respons yang wajar. Mencoba memahami mengapa ia mengalami kehamilan ektopik bisa jadi sulit dan membuat frustasi, karena sering kali tidak ada jawaban yang sempurna untuk menjawab pertanyaan ini. 

Beberapa wanita mungkin akhirnya menyalahkan diri sendiri karena telah menyebabkan atau berkontribusi pada kehamilan ektopik dan merasa bersalah. Sangat penting bagi wanita yang mengalami keguguran akibat kehamilan ektopik untuk menyadari bahwa tidak ada yang dapat dilakukan untuk menghentikan kehamilan ektopik dan ini terjadi bukan karena kesalahannya. 

Beberapa wanita juga mengira itu adalah kesalahan mereka karena mereka merokok atau tertular klamidia dari pasangan. Sekali lagi, ini bukan salahnya dan lebih dari separuh kehamilan ektopik di Inggris, tidak ada kaitan, risiko, atau faktor yang diketahui menyebabkan kondisi yang terkait dengan kehamilan ektopik. 

Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengalami Keguguran

Konseling Psikologi Jadi Kuncinya

Konseling adalah istilah umum untuk terapi bicara. Konselor atau psikolog yang berbeda menggunakan teknik yang berbeda, jadi kamu harus memilih konselor atau psikolog dengan hati-hati jika tidak sedang dirujuk oleh dokter umum. Sangat disarankan mencari konselor atau psikolog yang terdaftar pada badan profesional dan yang memiliki pengalaman mendukung wanita atau pasangan setelah keguguran. 

Melakukan konseling adalah keputusan individu. Jika kamu merasa ingin membicarakan apa yang telah terjadi dan kamu merasa sulit untuk berbicara dengan teman atau keluarga tentang hal itu, kamu akan memperoleh manfaat dari berbicara dengan seorang konselor. 

Terlebih jika kamu kerap menangis sepanjang waktu, merasa kehilangan, mengalami kilas balik atau mimpi buruk, merasa cemas, tidak dapat memikirkan hal lain, tidak dapat bergerak sedikit, atau tidak merasa akan ada hari-hari indah selama beberapa bulan usai keguguran akibat kehamilan ektopik, ada baiknya untuk menemui psikolog atau konselor berpengalaman.

Baca juga: Tes Kesuburan Sebelum Menikah, Perlukah?

Psikolog berpengalaman juga bisa kamu hubungi melalui smartphone kamu di aplikasi Halodoc. Ada banyak psikolog yang akan bersedia menjadi tempatmu mengeluarkan semua yang kamu khawatirkan usai mengalami keguguran akibat kehamilan ektopik. Jika kamu ingin bertemu muka, kamu juga bisa buat janji di rumah sakit untuk bertemu dengan psikolog melalui aplikasi Halodoc

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Miscarriage and Ectopic Pregnancies Can Trigger Post-Traumatic Stress in Many Women.
Science Daily. Diakses pada 2020. Miscarriage and Ectopic Pregnancy May Trigger Long-Term Post-Traumatic Stress.
The Ectopic Pregnancy Trust. Diakses pada 2020. Your Emotions After an Ectopic Pregnancy.