Advertisement

Cara Mengetahui Usus Buntu Dengan Mengangkat Kaki, Ini Faktanya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   01 Oktober 2025

Kondisi usus buntu memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi serius.

Cara Mengetahui Usus Buntu Dengan Mengangkat Kaki, Ini FaktanyaCara Mengetahui Usus Buntu Dengan Mengangkat Kaki, Ini Faktanya

DAFTAR ISI

  1. Apakah Ada Cara Mengetahui Usus Buntu dengan Mengangkat Kaki?
  2. Gejala Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai
  3. Penyebab Usus Buntu dan Faktor Risikonya
  4. Diagnosis Usus Buntu dan Pemeriksaan Penunjang
  5. Pengobatan Usus Buntu: Operasi dan Alternatifnya
  6. Komplikasi Usus Buntu Jika Tidak Ditangani
  7. Bisakah Usus Buntu Dicegah?
  8. Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Nyeri Perut atau Diduga Usus Buntu
  9. Kapan Harus ke Dokter?

Usus buntu, atau apendisitis, adalah peradangan pada usus buntu (apendiks), sebuah kantung kecil yang terletak di dekat pertemuan usus kecil dan usus besar.

Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi serius.

Penanganan yang cepat dan tepat dapat menurunkan risiko komplikasi usus buntu.

Apakah Ada Cara Mengetahui Usus Buntu dengan Mengangkat Kaki?

Salah satu metode pemeriksaan fisik yang kadang digunakan untuk mendeteksi kemungkinan usus buntu adalah dengan mengangkat kaki, yang dikenal sebagai “psoas sign”.

Dokter akan meminta berbaring dan mengangkat kaki kanan lurus ke atas. Jika timbul nyeri hebat di perut kanan bawah saat melakukan gerakan ini, bisa jadi ada indikasi iritasi atau peradangan pada otot psoas akibat usus buntu.

Namun, penting untuk dipahami bahwa hasil tes ini tidak bisa dijadikan penentu utama diagnosis usus buntu.

Nyeri saat mengangkat kaki bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti ketegangan otot, cedera, atau masalah tulang belakang.

Oleh karena itu, psoas sign hanya menjadi salah satu petunjuk awal, dan diperlukan pemeriksaan medis lebih lanjut untuk diagnosis yang akurat.

Selain psoas sign, ada juga metode pemeriksaan lain seperti “obturator sign”, di mana dokter akan memutar paha pasien ke dalam saat lutut ditekuk.

Nyeri yang timbul saat gerakan ini juga bisa mengindikasikan adanya masalah pada usus buntu.

Tiba-tiba ada darah dalam tinja? Jangan Panik, Ini Cara Mengatasi BAB Berdarah yang bisa kamu lakukan.

Gejala Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai

Gejala usus buntu bisa bervariasi pada setiap orang, tetapi umumnya meliputi:

  • Nyeri perut yang dimulai di sekitar pusar dan bergerak ke perut kanan bawah.
  • Kondisi nyeri yang semakin parah saat ditekan, batuk, atau bergerak.
  • Mual dan muntah.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Demam ringan.
  • Sembelit atau diare.
  • Perut kembung.

Jika mengalami gejala-gejala di atas, terutama nyeri perut kanan bawah yang terus memburuk, segera konsultasikan dengan dokter.

Penyebab Usus Buntu dan Faktor Risikonya

Penyebab utama usus buntu adalah penyumbatan pada lapisan usus buntu, yang dapat disebabkan oleh:

  • Tinja yang mengeras.
  • Pembesaran jaringan limfoid di dinding usus buntu.
  • Infeksi cacing.
  • Tumor.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena usus buntu meliputi:

  • Usia: paling sering terjadi pada usia 10-30 tahun.
  • Jenis kelamin: lebih sering terjadi pada pria.
  • Riwayat keluarga: memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami usus buntu.

Simak juga informasi lain seputar Gangguan Pencernaan – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini.

Diagnosis Usus Buntu dan Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis usus buntu melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik: dokter akan menekan perut untuk mencari area yang nyeri.
  • Cek darah: untuk melihat tanda-tanda infeksi.
  • Pemeriksaan urine: untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi saluran kemih.
  • Tes pencitraan: seperti USG perut, CT scan, atau MRI, untuk melihat kondisi usus buntu secara lebih jelas.

Menurut WHO, diagnosis yang akurat sangat penting untuk penanganan usus buntu yang efektif. (WHO)

Pengobatan Usus Buntu: Operasi dan Alternatifnya

Pengobatan utama untuk usus buntu adalah operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi).

Operasi dapat dilakukan dengan dua cara:

  • Operasi terbuka: melalui sayatan di perut kanan bawah.
  • Laparoskopi: melalui sayatan kecil dengan bantuan kamera dan alat khusus.

Pada kasus tertentu, usus buntu yang belum parah dapat diobati dengan antibiotik.

Namun, opsi ini kurang efektif dibandingkan operasi dan lebih berisiko menyebabkan usus buntu kambuh.

Komplikasi Usus Buntu Jika Tidak Ditangani

Jika tidak ditangani, usus buntu dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Perforasi (usus buntu pecah): dapat menyebabkan peritonitis (infeksi pada lapisan perut).
  • Abses: penumpukan nanah di sekitar usus buntu.
  • Sepsis: infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh.

Komplikasi ini dapat mengancam jiwa dan memerlukan penanganan medis intensif.

Bisakah Usus Buntu Dicegah?

Tidak ada cara pasti untuk mencegah usus buntu.

Namun, pola makan tinggi serat (buah, sayur, biji-bijian) dan cukup minum air dapat membantu mencegah penyumbatan pada usus buntu.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Nyeri Perut atau Diduga Usus Buntu

Apabila kamu mengalami nyeri perut yang tidak kunjung membaik, terutama di bagian kanan bawah, disertai demam dan mual, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter spesialis di Halodoc telah berpengalaman menangani berbagai keluhan pencernaan, serta mendapatkan ulasan positif dari pasien sebelumnya.

Berikut beberapa dokter yang bisa kamu hubungi melalui Halodoc:

  • dr. Puguh Krisnadi Sandjojo, Sp.PD: Dokter spesialis penyakit dalam dengan pengalaman 12 tahun, lulusan Universitas Hang Tuah Surabaya (2012) dan Universitas Sam Ratulangi (2020). Saat ini praktik di Cikarang, Jawa Barat, anggota PAPDI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Maya Puspita Sari, Sp.PD, AIFO-K: Dokter spesialis penyakit dalam dengan pengalaman 9 tahun, lulusan Universitas Sriwijaya (2015) dan Universitas Hasanuddin (2023). Saat ini praktik di Lampung Tengah, Lampung, anggota PAPDI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.
  • dr. Vera Bahar, Sp.PD: Dokter spesialis penyakit dalam dengan pengalaman 15 tahun, lulusan Universitas Muslim Indonesia (2008) dan Universitas Hasanuddin (2021). Saat ini praktik di Wajo, Sulawesi Selatan, anggota PAPDI, dan tersedia untuk konsultasi di Halodoc.

Itulah dokter yang siap membantu kamu menangani nyeri perut atau gejala usus buntu dengan cepat dan tepat.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah, aman, dan nyaman tanpa harus keluar rumah.

Tunggu apa lagi? Ayo pakai Halodoc sekarang juga!

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala usus buntu, terutama nyeri perut kanan bawah yang parah dan disertai gejala lain seperti mual, muntah, atau demam.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Deteksi dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius akibat usus buntu.

Kamu pun bisa menghubungi dokter di Halodoc dengan klik banner di bawah ini!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Appendicitis – Symptoms and causes.
WebMD. Diakses pada 2025. Appendicitis: Early Signs & Symptoms, Causes, Surgery.
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About Appendicitis. 
NHS. Diakses pada 2025. Appendicitis. 
Everyday Health. Diakses pada 2025. Treating Appendicitis With Antibiotics. 
Mohammad Kazem S, et al. Diakses pada 2025. A retrospective descriptive study based on etiology of appendicitis among patients undergoing appendectomy.
World Journal of Emergency Surgery. Diakses pada 2025. Prospective Observational Study on Acute Appendicitis Worldwide (POSAW).