Cara Menghadapi Anak yang Mengeluh di Hari Pertama Puasa
“Menghadapi keluhan anak di hari pertama puasa memang tidak mudah. Ibu bisa memberikan pengertian dan mengalihkan perhatiannya dengan berbagai cara, supaya ia tetap kuat berpuasa hingga waktu berbuka.”

Halodoc, Jakarta – Menahan rasa lapar dan haus untuk waktu yang lama bisa menjadi tantangan bagi anak-anak. Tak jarang, mengeluh menjadi satu-satunya cara untuk menunjukkannya. Mengeluh saat berpuasa sebenarnya adalah hal yang wajar pada anak. Pasalnya, mereka masih dalam proses belajar untuk berpuasa.
Sebagai orang tua, ibu perlu memberikan pengertian dan semangat pada Si Kecil supaya ia kuat berpuasa sampai waktu berbuka. Tentunya, ini bukanlah hal mudah terlebih jika Si Kecil baru pertama kali menjalankan puasa penuh. Nah, ada sejumlah tips yang bisa ibu coba dalam menghadapi anak yang mengeluh saat puasa. Simak selengkapnya.
Cara Menghadapi Anak yang Mengeluh saat Puasa
Saat memutuskan untuk mengajarkan anak puasa, orang tua perlu bijaksana menghadapinya. Artinya, hindarilah memarahi Si Kecil yang mengeluh karena menahan lapar dan haus. Bukannya mendidik, memarahi anak justru bisa membuat ia kehilangan kepercayaan diri dan malah enggan untuk berpuasa lagi. Jika di hari pertama puasa anak sudah mengeluh, coba lakukan tips di bawah ini untuk menghadapinya:
1. Jelaskan pada anak tentang bulan Ramadan
Pertama-tama, jelaskan pada anak tentang apa itu Ramadan, sejarah di baliknya, mengapa umat Islam diwajibkan berpuasa, pentingnya berpuasa, dan apa manfaat dari puasa tersebut. Alangkah lebih baiknya, ibu menjelaskan tentang hal ini sebelum bulan puasa tiba sehingga anak sudah mempunyai gambaran tentang cara berpuasa dan tidak kaget menjalaninya.
2. Ajak anak untuk membuat rencana aktivitas
Sadar atau tidak, satu hal yang membuat puasa itu berat adalah berfokus rasa haus dan laparnya. Ketika seseorang punya banyak aktivitas, otomatis rasa lapar dan haus ini terlupakan dan tidak terasa. Nah, sebelum menjalankan puasa, coba buat daftar aktivitas yang ingin ibu lakukan dengan Si Kecil sampai waktu berbuka.
Ibu bisa menanyakan Si Kecil tentang jenis makanan apa yang ingin ia makan setelah berbuka dan apa yang ingin ia lakukan saat mereka berpuasa, teman mana yang mereka inginkan. Dengan melibatkan anak, ia akan merasa lebih bersemangat dalam menjalankan puasa.
3. Alihkan perhatian anak
Ibu bisa mencoba untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk makan dan minum. Misalnya, minta anak untuk tidur siang agar rasa lapar dan haus tidak terlalu terasa. Selain itu, tidur siang pun bermanfaat untuk menjaga tubuh Si Kecil tetap sehat dan bugar selama satu bulan berpuasa.
Ibu juga bisa mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti mengajaknya bermain, bercerita, menonton film, atau berbelanja untuk persiapan berbuka puasa. Ajak anak untuk beribadah bersama, seperti shalat dan membaca al-quran. Dengan demikian, manfaat puasa yang diperoleh Si Kecil bisa lebih maksimal.
4. Masak menu berbuka bersama
Ibu juga perlu memastikan bahwa kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap tercukupi selama menjalani ibadah puasa. Pastikan menu sahur anak berisi makanan bergizi seimbang. Pastikan kondisi kesehatan Si Kecil sedang prima sebelum berpuasa. Bisa jadi ia mengeluh bukan hanya karena lapar, tapi ada hal yang terasa salah pada tubuhnya.
Nah, saat menuju waktu berbuka, ibu bisa mengajak Si Kecil untuk menyiapkan menu berbuka bersama. Ajak ia untuk membuat masakan kesukaannya supaya ia bisa lebih bersemangat sampai waktu berbuka tiba.
Tips Sukses Mengajari Anak Berpuasa
Melansir dari laman Universitas Airlangga (UNAIR), Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si., Psikolog., pakar psikologi anak Universitas Airlangga mengatakan bahwa anak sudah bisa diajarkan puasa sejak dini. Meski begitu, orang tua tetap perlu memperhatikan porsi pikiran dan kekuatan fisik anak dalam berpuasa.
Dr. Dewi juga mengungkapkan, ada cara yang tepat untuk mengajarkan anak berpuasa tanpa harus dipaksa. Pertama, orang tua perlu memahami berapa usia anak karena usia menentukan perkembangan kognitif anak, dan juga berkaitan dengan cara berkomunikasi serta cara mengajari anak berpuasa.
Teruntuk anak di bawah usia tujuh tahun dengan masa perkembangan kognitif praoperasional, ada cara yang khusus yang bisa dilakukan. Caranya dengan memberikan contoh langsung atau memberi kesempatan kepada anak untuk meniru perilaku orang tuanya.
Misalnya, ketika anak bangun sahur, biarkan anak melihat apa yang dilakukan orang tua dan menjelaskan mengapa mereka harus makan sahur. Membubuhkan suasana Ramadan di dalam rumah, dengan sahur, puasa, dan shalat tarawih secara bersama-sama dapat memperkuat proses peniruan anak-anak dalam berpuas.
Sedangkan untuk anak usia tujuh tahun ke atas dengan masa perkembangan kognisi operasional konkrit, cara terbaik mengajarkan puasa kepada anak menurut Dr. Dewi adalah dengan memberikan reward dan reinforcement.
Contohnya, ketika anak mampu berpuasa selama satu bulan penuh secara konsisten, berikan ia pujian atau hadiah. Pilihan tergantung pada keluarga masing-masing, karena terkadang ada anak yang tidak cukup diberi pujian tetapi harus diberi hadiah.
Dengan belajar puasa sejak dini, anak akan lebih mudah diajarkan tentang empati, tentang menghargai orang lain dan bersyukur. Selain itu, penting untuk memperhatikan kondisi fisik anak-anak. Orang tua bisa memberikan makanan yang bergizi dan jika perlu orang tua bisa memberikan vitamin kepada anak.
Segera cek kebutuhan vitamin di toko kesehatan Halodoc supaya daya tahan tubuh Si Kecil lebih terjaga di bulan Ramadan. Jangan tunggu sampai sakit, download Halodoc sekarang juga!