Cara Menghadapi Seseorang yang Berlaku Playing Victim
Ketahui strategi menghadapi pelaku playing victim agar kamu tetap tenang dan tidak ikut terbawa emosinya.

DAFTAR ISI
Kamu pasti sudah tak asing lagi dengan istilah playing victim atau victim mentality. Ini adalah istilah yang menggambarkan kondisi saat seseorang membuatmu bertanggung jawab untuk suatu hal yang ia lakukan ke orang lain.
Bahkan, pelaku akan menempatkan dirinya sebagai korban yang merasa disudutkan dan tidak mendapatkan pembelaan maupun keadilan. Sangat menyebalkan, ya?
Sebenarnya, playing victim bisa terjadi karena banyak faktor. Pelaku mungkin saja pernah mengalami trauma berat, pernah menjadi korban pengkhianatan seseorang yang dipercaya atau disayanginya.
Ia juga mungkin ingin mendapatkan perhatian lebih banyak, sebagai bentuk tindakan yang manipulatif, atau pelaku mengalami ketergantungan pada orang lain, biasanya terhadap pasangan.
Nah, pertanyaannya bagaimana caranya menghadapi pelaku playing victim?
Cara Menghadapi Pelaku Playing Victim
Memang terlihat sangat menjengkelkan, apalagi jika kamu yang sedang berhadapan dengan orang-orang playing victim.
Sebab, kamu harus menerima kesalahan yang tidak kamu lakukan. Jika sedang berurusan dengan pelaku tindakan victim mentality, coba beberapa cara berikut ini untuk menghadapinya:
1. Buat Batasan yang Jelas
Cara paling mudah untuk menghadapi pelaku tindak playing victim adalah membuat batasan yang jelas.
Tidak harus memutus komunikasi, tapi kamu hanya berbicara atau berinteraksi dengan pelaku apabila ada hal yang memang bersifat urgensi. Misalnya urusan pekerjaan.
2. Cari Tahu Alasan Pelaku Melakukannya
Bisa jadi, seseorang melakukan tindak playing victim karena sedang mengalami masalah serius di kehidupan pribadinya.
Misalnya, ia merasa tidak percaya diri, putus asa, bahkan rendah diri dan sedang terus berjuang untuk keluar dari permasalahan tersebut.
Jika kamu sudah mengetahui alasan pelaku melakukan tindakan playing victim, kamu mungkin bisa menawarkan bantuan kepada mereka.
3. Tidak Memberikan Label
Saat sedang berhadapan dengan pelaku playing victim, sebisa mungkin hindari memberikan cap atau label dengan berkata bahwa pelaku sedang bertindak menjadi korban dan melimpahkan kesalahan pada orang lain.
Lebih baik kamu ungkapkan apa saja tindakan yang dilakukan, seperti terlalu banyak mengeluh atau tidak melakukan pekerjaan seperti seharusnya. Jadi, kamu dan pelaku bisa bersama-sama mencari solusi yang paling baik.
Pahami informasi lebih lanjut seputar Kesehatan Mental – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya di sini.
4. Hindari Terjebak dalam Drama Emosional
Orang dengan kecenderungan playing victim sering kali berusaha menarik simpati agar orang lain ikut merasa bersalah atau berutang emosi.
Karena itu, penting bagi kamu untuk tetap tenang dan tidak terbawa suasana. Jangan ikut menjustifikasi perasaannya atau berdebat panjang. Fokuslah pada fakta dan batas tanggung jawabmu, bukan pada drama yang dibuat.
5. Dorong Mereka untuk Bertanggung Jawab
Salah satu cara efektif menghadapi pelaku playing victim adalah dengan perlahan mendorong mereka untuk melihat perannya dalam suatu masalah.
Kamu bisa melakukannya dengan bertanya hal-hal reflektif seperti, “Menurut kamu, apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki situasi ini?”
Pendekatan ini membuat mereka berpikir lebih objektif dan belajar bertanggung jawab tanpa merasa disalahkan secara langsung.
Mau tahu lebih jauh mengenai playing victim? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Playing Victim: Pengertian, Ciri, dan Penyebabnya“.
Kenali Ciri Pelaku Playing Victim
Sebenarnya, tidak sulit kok mengenali seseorang yang sedang melakukan tindakan playing victim.
Ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, pelaku akan menunjukkan pola yang sama, baik secara personal maupun lingkung relasi profesional.
Beberapa ciri pelaku playing victim yang bisa kamu kenali yaitu:
- Lebih berfokus pada permasalahan yang sedang dialami dibandingkan dengan mencari jalan keluarnya.
- Menunjukkan sikap pesimis ketika menghadapi sebuah permasalahan.
- Menunjukkan sikap argumentatif untuk menutupi kesalahan yang dilakukan.
- Menganggap masukan dan saran sebagai tindakan meremehkan.
- Melimpahkan kesalahan pada orang lain ketika apa yang diinginkan tidak bisa tersampaikan.
Memang terasa menyebalkan, tetapi sebenarnya pelaku playing victim sedang mencari bantuan untuk bisa mendapatkan solusi dari apa yang sedang dialaminya.
Jika kamu butuh teman bicara, Ini Rekomendasi Psikolog Online Berpengalaman di Halodoc yang bisa dihubungi kapan pun dan di mana pun.
Hanya saja, cara yang dilakukannya mungkin kurang tepat sehingga tak jarang justru menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Jika kamu sering menghadapi orang yang suka playing victim hingga mengganggu kondisi mentalmu, jangan ragu untuk bicara dengan psikolog di Halodoc.
Jangan khawatir, psikolog di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi psikolog terpercaya:



