Cek Fakta: Dampak Priapisme bagi Kesehatan Pria

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 November 2021
Cek Fakta: Dampak Priapisme bagi Kesehatan PriaCek Fakta: Dampak Priapisme bagi Kesehatan Pria

“Beberapa waktu terakhir, Inggris sedang dihebohkan dengan meningkatnya jumlah kasus pria yang mengidap priapisme. Sebenarnya, apa itu priapisme dan apa dampaknya bagi kesehatan pria?”

Halodoc, Jakarta – Beberapa waktu belakangan, laporan dari National Health Services (NHS) terkait kasus priapisme di Inggris membuat masyarakat setempat heboh. Pasalnya, selama 10 tahun terakhir, kasus priapisme di Inggris mengalami peningkatan. Tercatat, sebanyak 325 pria di negara tersebut mengalami priapisme pada tahun 2020, penyebabnya, yaitu mengonsumsi obat kuat jenis viagra. 

Lalu, apa sih sebenarnya priapisme itu? Berdasarkan laman Mayo Clinic, priapisme merupakan kondisi ereksi Mr. P yang terjadi terlalu lama alias berkepanjangan. Namun, ereksi yang dialami bukan terjadi karena mendapatkan rangsangan secara seksual. Masalah kesehatan ini paling sering dijumpai pada pria berusia 30 tahun atau lebih. Meski begitu, anak-anak yang mengidap penyakit sel sabit pun bisa mengalaminya. 

Apa Penyebabnya?

Priapisme muncul saat ada beberapa bagian sistem darah, saraf, otot polos, atau pembuluh darah yang mengubah aliran darah normal. Akibatnya, ereksi pun terjadi dalam waktu yang lebih lama. Sementara itu, apa yang menyebabkan priapisme sering kali tidak bisa dipastikan. Akan tetapi, ada beberapa hal yang diduga bisa menjadi pemicunya, yaitu: 

  • Gangguan Darah

Masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan darah bisa berujung pada priapisme. Kondisi ini termasuk priapisme iskemik yang terjadi saat darah tidak bisa mengalir keluar dari Mr. P. Masalah kesehatan yang dimaksud, seperti penyakit sel sabit, leukemia, dan gangguan kesehatan darah lainnya atau diskrasia hematologi (misalnya, multiple myeloma dan thalasemia).

Sementara itu, faktor lain yang turut meningkatkan risiko priapisme, antara lain: 

  • Sengatan kalajengking, gigitan laba-laba, atau infeksi yang beracun.
  • Masalah pada metabolisme tubuh, seperti amiloidosis atau asam urat.
  • Masalah kesehatan yang berkaitan dengan neurogenik, seperti sifilis, kanker pada area Mr. P, dan cedera yang terjadi pada tulang belakang.

Seperti Apa Gejalanya?

Gejala yang muncul saat seorang pria mengalami priapisme tentu sangat beragam, tergantung pada jenisnya, yaitu iskemik atau non-iskemik. 

Saat mengalami priapisme iskemik, ereksi akan berlangsung selama lebih dari empat jam atau tidak ada hubungannya dengan rangsangan atau daya tarik secara seksual. Gejalanya berupa Mr.P menjadi kaku, tetapi bagian ujungnya justru lunak dan nyeri pada Mr. P yang memburuk. Sementara itu, priapisme non-iskemik ditandai dengan batang Mr. P yang tegak, tetapi tidak kaku sepenuhnya dan cenderung tidak menimbulkan rasa nyeri. 

Kapan Harus Berkunjung ke Dokter?

Apabila kamu mengalami ereksi selama lebih dari empat jam, kamu tentu perlu segera mendapatkan bantuan medis. Tanyakan langsung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc atau buat janji berobat ke rumah sakit terdekat. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk memastikan apakah kamu mengalami priapisme iskemik atau non-iskemik. 

Baca juga: Ketahui Tanda Kalau Pria Sudah Kekurangan Testosteron

Ketika ereksi terus terjadi atau berulang, terjadi secara persisten dan menyakitkan, tetapi bisa membaik dengan sendirinya, kamu pun perlu menanyakan pada dokter apakah ada perawatan lanjutan yang perlu dilakukan. Segera download aplikasi Halodoc di ponselmu, ya, karena kamu juga bisa cek kebutuhan obat atau vitamin lebih mudah menggunakan fitur pharmacy delivery

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Priapism.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Priapism: Causes, Treatments, Diagnosis, and Outlook.
WebMD. Diakses pada 2021. Erectile Dysfunction and Priapism.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan