Cek Hormon Tiroid: Tujuan, Prosedur, dan Kapan Harus Melakukannya
Cek hormon tiroid adalah pemeriksaan untuk mendeteksi gangguan tiroid dengan mengukur kadar hormon TSH, T3, dan T4 dalam darah.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Cek Hormon Tiroid?
- Jenis Pemeriksaan Tiroid
- Tujuan Cek Hormon Tiroid
- Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hormon Tiroid
- Kapan Kamu Perlu Melakukan Pemeriksaan Tiroid?
- Prosedur Pemeriksaan Tiroid
- Cara Mencegah Gangguan pada Kelenjar Tiroid
Penyakit tiroid terjadi karena ada kelainan pada kelenjar tiroid, yaitu kelenjar yang terletak di leher.
Kondisi ini bisa terjadi karena kelainan atau perubahan bentuk kelenjar serta karena gangguan pada fungsinya dalam memproduksi hormon tiroid.
Ada beberapa gejala yang bisa menjadi tanda penyakit ini dan dibutuhkan pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit tiroid.
Kelenjar tiroid bisa mengalami perubahan bentuk akibat penyakit gondok, nodul tiroid, dan kanker tiroid. Selain itu, kelenjar ini juga bisa memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tiroid.
Kondisi di mana kelenjar tiroid kekurangan hormon disebut dengan hipotiroid, sedangkan saat kelebihan dikenal sebagai hipertiroid.
Hal-hal itulah yang menjadi penyebab muncul penyakit tiroid. Lantas, bagaimana cara mendiagnosisnya?
Apa Itu Cek Hormon Tiroid?
Seperti penyakit lainnya, dibutuhkan pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit tiroid.
Pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk memantau dan mengetahui kondisi kelenjar tiroid, yaitu kelenjar di leher yang berfungsi menghasilkan hormon tiroid.
Dalam tubuh manusia, hormon tiroid berperan dalam mengatur sistem metabolisme. Saat terjadi gangguan pada kelenjar tiroid, muncul gejala tertentu yang merupakan tanda penyakit tiroid.
Penyakit tiroid sendiri ada banyak jenisnya, sehingga akan memicu gejala yang berbeda-beda pula.
Gangguan pada kelenjar tiroid bisa menyebabkan penyakit, seperti hipotiroidisme, hipertiroidisme, penyakit gondok, nodul tiroid, hingga kanker tiroid.
Supaya lebih waspada, pahami lebih dalam tentang Penyakit Tiroid – Gejala, Penyebab, Pencegahan & Pengobatannya berikut ini.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dibutuhkan pemeriksaan yang detail dan menyeluruh. Pada awalnya, dokter akan melakukan pemeriksaan riwayat dan menanyakan gejala-gejala yang dialami.
Setelah itu, pemeriksaan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama memeriksa benjolan yang ada di leher. Tujuannya untuk mencari tahu apa penyebab munculnya benjolan.
Setelah pemeriksaan tersebut, mungkin akan dibutuhkan tes lanjutan untuk menunjang diagnosis.
Jenis Pemeriksaan Tiroid
Ada beragam jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit tiroid, di antaranya:
1. Pemeriksaan Fisik
Langkah awal yang paling sederhana biasanya adalah pemeriksaan fisik.
Dokter akan menyentuh dan meraba area leher kamu untuk mencari tanda-tanda pembesaran kelenjar tiroid (gondok) atau benjolan (nodul) yang tidak wajar.
Pemeriksaan ini juga bisa membantu dokter melihat apakah ada rasa nyeri, kekakuan, atau pergerakan abnormal saat kamu menelan.
2. Tes Darah (Cek Hormon Tiroid)
Ini adalah pemeriksaan utama untuk menilai fungsi tiroid. Tes darah akan mengukur kadar:
- TSH (Thyroid Stimulating Hormone): Hormon dari otak yang memberi sinyal ke tiroid untuk bekerja.
- T4 (Tiroksin) dan T3 (Triiodotironin): Hormon utama dari tiroid yang mengatur metabolisme.
Melalui kombinasi nilai TSH, T4, dan T3, dokter bisa mengetahui apakah kamu mengalami hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) atau hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif).
Tes ini penting banget karena bisa mendeteksi masalah bahkan sebelum muncul gejala yang jelas. Pahami lebih dalam tentang Pemeriksaan TSHs – Tujuan, Manfaat, dan Prosedur berikut ini.
3. USG Tiroid (Ultrasonografi)
Kalau dari pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau pembesaran, dokter biasanya akan merekomendasikan USG.
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar dari jaringan tiroid secara real-time. USG bisa membantu:
- Mendeteksi adanya nodul, kista, atau pembesaran tiroid
- Melihat struktur dan bentuk nodul, apakah solid atau berisi cairan
- Menilai kemungkinan kecurigaan ke arah keganasan (kanker)
Pemeriksaan ini cepat, tidak sakit, dan tidak menggunakan radiasi.
4. Pemindaian Tiroid (Thyroid Scan)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan atau memberikan kapsul kecil yang mengandung yodium radioaktif.
Yodium ini akan diserap oleh kelenjar tiroid, dan alat pemindai khusus akan menangkap seberapa banyak yodium yang diserap.
Dari sini, dokter bisa mengetahui apakah seluruh kelenjar bekerja secara normal, atau ada bagian-bagian yang menyerap yodium terlalu aktif (hot nodules) atau tidak aktif sama sekali (cold nodules).
Tes ini sering digunakan untuk membantu mendiagnosis hipertiroidisme atau mengevaluasi benjolan tiroid.
5. Biopsi Tiroid (FNA atau Fine Needle Aspiration)
Kalau dari hasil USG atau pemindaian ditemukan benjolan yang mencurigakan, dokter akan merekomendasikan biopsi.
Prosedur ini melibatkan penyisipan jarum tipis ke dalam nodul untuk mengambil sampel jaringan atau sel tiroid.
Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk memastikan apakah benjolan tersebut bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker).
Biopsi biasanya dilakukan dengan bantuan USG agar lebih akurat dan minim risiko.
Selain itu, ada hal lain yang juga disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini, seperti kekurangan yodium (iodium), peradangan pada kelenjar tiroid, penyakit autoimun, serta gangguan pada kelenjar pituitari atau hipofisis.
Tujuan Cek Hormon Tiroid
Pemeriksaan hormon tiroid melalui tes darah jadi kunci utama dalam mendeteksi gangguan tiroid seperti:
- Hipotiroidisme, yaitu kondisi saat tiroid tidak memproduksi cukup hormon.
- Hipertiroidisme, yaitu saat produksi hormon tiroid terlalu berlebihan.
Berikut ini adalah jenis hormon yang biasanya dicek:
- TSH (Thyroid Stimulating Hormone): Hormon ini diproduksi kelenjar pituitari dan berfungsi merangsang tiroid memproduksi T3 dan T4. Kadar TSH yang tinggi bisa mengindikasikan hipotiroidisme, sedangkan kadar rendah menunjukkan hipertiroidisme.
- T4 (Tiroksin): Merupakan hormon utama dari kelenjar tiroid.
- T3 (Triiodotironin): Bentuk hormon aktif yang berperan dalam mengatur metabolisme tubuh.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tes TSH adalah pemeriksaan paling sensitif untuk mengetahui gangguan tiroid sejak awal.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Hormon Tiroid
Hasil tes hormon tiroid memang harus ditafsirkan oleh dokter, tapi kamu juga bisa memahami garis besarnya seperti berikut:
- TSH tinggi, T4 rendah: Kemungkinan hipotiroidisme primer (masalah di kelenjar tiroid).
- TSH rendah, T4 tinggi: Mengarah pada hipertiroidisme primer.
- TSH rendah/normal, T4 rendah: Bisa berarti hipotiroidisme sekunder (gangguan pada kelenjar pituitari).
- TSH tinggi, T4 tinggi: Jarang terjadi, tapi bisa mengindikasikan resistensi hormon tiroid.
Biasanya, kadar T3 juga ikut diperiksa untuk melengkapi gambaran diagnosis dan menentukan tingkat keparahan gangguannya.
Jadi, pastikan kamu diskusikan hasilnya dengan dokter untuk penanganan yang paling sesuai.
Kapan Kamu Perlu Melakukan Pemeriksaan Tiroid?
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kamu disarankan untuk melakukan pemeriksaan tiroid jika mengalami gejala berikut:
- Rasa lelah yang berlebihan dan tidak membaik
- Perubahan berat badan tanpa sebab jelas
- Selalu merasa kedinginan
- Kulit kering dan rambut rontok
- Sembelit yang berkepanjangan
- Detak jantung tidak teratur
- Mudah cemas atau merasa tertekan
- Pembesaran kelenjar di leher (gondok)
Pemeriksaan ini juga penting banget buat kamu yang sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau punya riwayat keluarga dengan penyakit tiroid.
Mengalami gejala penyakit tiroid? Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Penyakit Tiroid untuk kamu hubungi.
Prosedur Pemeriksaan Tiroid
Setiap jenis pemeriksaan tiroid memiliki prosedur yang berbeda. Salah satu yang paling umum adalah tes darah untuk mengecek kadar hormon tiroid.
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah kelenjar tiroid kamu bekerja secara normal, terlalu aktif, atau justru kurang aktif.
Prosedur Pemeriksaan Darah untuk Cek Hormon Tiroid
Untuk tes darah seperti TSH, T4, dan T3, berikut ini tahapan prosedurnya:
1. Persiapan Sebelum Tes
Pemeriksaan hormon tiroid umumnya tidak membutuhkan puasa atau persiapan khusus. Tapi, penting untuk memberi tahu dokter jika kamu sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Misalnya, seperti hormon tiroid, obat jantung, atau kontrasepsi. Sebab, beberapa obat bisa memengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Pengambilan Sampel Darah
Petugas medis akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan kamu menggunakan jarum suntik steril.
Proses ini cepat dan hanya memakan waktu beberapa menit.
3. Analisis di Laboratorium
Sampel darah yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Di sana, kadar hormon TSH, T3, dan T4 akan diukur untuk mengetahui apakah ada ketidakseimbangan hormon dalam tubuhmu.
4. Interpretasi Hasil oleh Dokter
Setelah hasil keluar, dokter akan meninjau dan menjelaskan maknanya.
Kalau ditemukan gangguan tiroid, dokter akan memberikan rekomendasi pengobatan atau pemeriksaan lanjutan yang sesuai dengan kondisi kamu.
Prosedur untuk Pemeriksaan Tambahan
Selain tes darah, kamu juga mungkin disarankan menjalani pemeriksaan tambahan seperti USG atau pemindaian tiroid. Untuk pemeriksaan ini, biasanya ada instruksi khusus yang perlu kamu ikuti, misalnya:
- USG tiroid: Tidak memerlukan puasa atau persiapan khusus, tapi disarankan mengenakan pakaian yang longgar di area leher agar pemeriksaan lebih mudah dilakukan.
- Pemindaian tiroid: Mungkin kamu akan diminta berpuasa beberapa jam atau menghentikan konsumsi obat tertentu sebelum prosedur dilakukan, tergantung pada jenis zat radioaktif yang digunakan.
Cara Mencegah Gangguan pada Kelenjar Tiroid
Walaupun tidak semua gangguan tiroid bisa dicegah, kamu tetap bisa mengambil langkah-langkah sehat untuk menjaga fungsi tiroid tetap optimal:
1. Pastikan Asupan Yodium Cukup
Yodium adalah bahan baku utama untuk produksi hormon tiroid. Pastikan kamu mendapatkan yodium dari garam beryodium, produk susu, ikan laut, atau suplemen jika direkomendasikan dokter.
2. Hindari Paparan Radiasi Berlebih
Paparan radiasi, terutama di area leher, bisa merusak jaringan tiroid. Bila kamu bekerja di lingkungan dengan risiko radiasi, pastikan menggunakan perlindungan yang sesuai.
3. Kelola Stres dengan Baik
Stres kronis bisa mengganggu sistem hormonal tubuh, termasuk tiroid. Luangkan waktu untuk relaksasi, tidur yang cukup, dan aktivitas fisik ringan seperti yoga atau jalan santai.
4. Lakukan Pemeriksaan Berkala
Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tiroid, sedang merencanakan kehamilan, atau mengalami gejala seperti mudah lelah, penurunan berat badan, atau detak jantung tidak teratur sebaiknya rutin cek fungsi tiroid.
Deteksi dini sangat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
Itulah penjelasan seputar cek hormon tiroid. yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait tes ini, hubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc saja!
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat.
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!


