Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria yang Wajib Diketahui
Adanya luka atau lesi pada penis adalah ciri-ciri hiv pada kemaluan pria yang paling khas.

DAFTAR ISI
- Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria
- Ciri-ciri Sperma yang Terkena HIV
- Gejala HIV
- Apa Kata Riset?
- Perbedaan Gejala HIV pada Setiap Tahap
- Penularan HIV pada Pria
- Diagnosis HIV
- Pengobatan HIV
- Komplikasi HIV yang Mungkin Terjadi
- Pencegahan HIV
- Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4.
Sel ini punya peranan penting dalam membantu tubuh melawan infeksi. Walaupun HIV dapat mempengaruhi siapa saja, terdapat beberapa gejala khusus yang muncul pada pria .
Simak penjelasan berikut ini!
Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria
Ada beberapa ciri-ciri HIV pada kemaluan pria yang bisa dideteksi. Sebab, beberapa tandanya cukup khas sehingga bisa kamu amati.
Memahami tanda-tanda ini sangat penting untuk penanganan lebih lanjut dan menghindari penularan virus ke pasangan atau orang lain.
Berikut ciri-ciri HIV yang bisa muncul pada kemaluan pria:
1. Lesi atau Luka pada Penis
Lesi atau luka pada penis sering kali muncul tanpa penyebab yang jelas dan bisa beragam bentuknya, mulai dari ulserasi kecil hingga luka yang lebih besar.
Luka ini bisa berwarna merah, memiliki batas yang jelas, dan terkadang disertai dengan pengelupasan atau kerak.
Selain itu, lesi ini bisa atau tidak disertai dengan rasa sakit. Beberapa pria melaporkan adanya rasa terbakar atau gatal di sekitar area lesi.
2. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
Pembengkakan kelenjar getah bening sering terjadi di area selangkangan dan bisa diraba sebagai benjolan yang tidak menyakitkan.
Kelenjar yang membengkak ini biasanya keras dan tidak bergerak ketika disentuh.
Meskipun pembengkakan umumnya tidak menyakitkan, kondisi ini bisa menjadi tanda sistem imun sedang berjuang melawan infeksi.
3. Perubahan pada Kulit
Ruam yang muncul di sekitar kemaluan bisa berupa bercak merah atau ungu. Bercak ini terkadang menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Ruam juga bisa terasa kering atau sedikit lembap dan sering terasa gatal atau perih.
Perubahan tekstur, seperti pengerasan atau penebalan kulit, juga mungkin terjadi.
Ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah berlangsung selama beberapa waktu. Nah, Kenali 5 Jenis Lesi dan Ruam Kulit Akibat HIV lebih lanjut.
Ciri-Ciri Sperma yang Terkena HIV
Terkait dengan ciri-ciri sperma yang terkena HIV, penting untuk kamu pahami bahwa secara visual atau fisik, sperma itu sendiri tidak menunjukkan perubahan yang bisa mengindikasikan adanya HIV.
HIV adalah virus yang ada di dalam cairan tubuh, termasuk sperma, tetapi:
- Sperma dari individu yang terinfeksi HIV tidak berubah warna karena keberadaan virus.
- Tekstur sperma juga tidak berubah karena adanya HIV.
- Jumlah sperma yang dikeluarkan tidak secara langsung dipengaruhi oleh HIV.
Namun, keberadaan HIV dalam sperma menunjukkan bahwa virus tersebut bisa ditransmisikan kepada wanita melalui kontak seksual tanpa pengaman.
Ini adalah ciri-ciri sperma yang terkena HIV pada wanita, di mana mereka mungkin terpapar virus melalui hubungan seksual dengan pria yang terinfeksi.
Untuk lebih lengkapnya, simak informasi lain tentang Apa itu HIV AIDS? Gejala, Penyebab & Pengobatan.
Gejala HIV
Selain ciri di atas, kamu juga perlu memahami gejala HIV lebih lanjut.
Gejala infeksi HIV bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni gejala awal dan gejala stadium lanjut:
1. Gejala Awal
Beberapa minggu pertama setelah terinfeksi virus, kamu mungkin mengalami sindrom retroviral akut, yang mirip dengan flu berat.
Gejala bisa mencakup demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Ruam pada kulit juga umum terjadi dan bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di sekitar kemaluan.
2. Gejala Stadium Lanjut
Salah satu tanda HIV yang telah berkembang menjadi AIDS adalah penurunan berat badan secara drastis dan tidak bisa dijelaskan.
Infeksi oportunistik mulai muncul karena sistem kekebalan tubuh yang telah sangat lemah. Contohnya termasuk pneumonia pneumocystis, tuberkulosis, dan infeksi jamur.
Beberapa jenis kanker lebih umum terjadi pada orang dengan HIV, seperti Kaposi’s sarcoma, yang bisa menyebabkan bercak merah atau ungu pada kulit.
Mengalami gejala di atas? Catat, Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV. Tak perlu khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti aman terjaga.
Fakta Tentang HIV pada Pria
1. Lebih dari 70 persen kasus baru HIV secara global adalah pada pria.
2. Pria sering kali lebih lambat dalam mencari pengobatan untuk HIV dibandingkan wanita.
3. Penggunaan kondom adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV selama hubungan seksual.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang diterbitkan dalam PLOS Medicine mengungkapkan bahwa program dukungan psikologis berhasil meningkatkan ketaatan pengobatan HIV dan jumlah pasien yang berhasil mengendalikan virusnya.
Penelitian ini menyarankan pentingnya mencari cara baru untuk membantu berbagai kelompok pasien, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau kondisi mental, dan mengajak keluarga untuk terlibat dalam perawatan.
Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tes HIV yang dilakukan oleh tenaga kesehatan non-laboratorium memiliki keakuratan yang sama dengan profesional laboratorium, menekankan pentingnya memperluas akses ke tes ini di daerah terpencil.
Mengenali ciri-ciri dan gejala HIV adalah langkah penting dalam deteksi dini dan manajemen kondisi ini.
Kamu perlu melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami gejala yang telah disebutkan di atas.
Ingatlah, seks yang aman dan penggunaan kontrasepsi adalah cara terbaik untuk mencegah penularan HIV.
Itulah penjelasan seputar ciri-ciri HIV pada kemaluan pria yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc saja!

Perbedaan Gejala HIV pada Setiap Tahap
Infeksi HIV berkembang melalui beberapa tahap, masing-masing dengan gejala yang berbeda:
- Tahap Awal (Infeksi Akut). Gejala mirip flu muncul dalam 2-4 minggu setelah terinfeksi.
- Tahap Laten (Kronis). Tanpa pengobatan, tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas. Virus tetap aktif dan merusak sistem kekebalan tubuh.
- AIDS (Stadium Lanjut). Sistem kekebalan tubuh sangat lemah, rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker.
Penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang dengan HIV akan mengalami gejala yang sama.
Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun, sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang parah sejak awal.
Penularan HIV pada Pria
HIV menular melalui cairan tubuh tertentu, termasuk:
- Darah
- Sperma
- Cairan pra-ejakulasi
- Cairan rektal
- Air susu ibu (ASI)
Penularan HIV pada pria umumnya terjadi melalui:
- Hubungan Seksual. Seks anal atau vaginal tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi HIV.
- Berbagi Jarum Suntik. Penggunaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang terinfeksi HIV.
- Transfusi Darah. Meskipun jarang terjadi, penularan HIV dapat terjadi melalui transfusi darah yang terkontaminasi.
- Dari Ibu ke Anak. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.
HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti berpelukan, berciuman, berbagi makanan atau minuman, atau menggunakan toilet bersama.
Diagnosis HIV
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah melalui tes HIV.
Tes ini dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, atau pusat layanan kesehatan masyarakat.
Terdapat beberapa jenis tes HIV yang tersedia, termasuk:
- Tes Antibodi. Mendeteksi antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan mulut.
- Tes Antigen/Antibodi. Mendeteksi antigen HIV (bagian dari virus) dan antibodi dalam darah.
- Tes Asam Nukleat (NAT). Mendeteksi virus HIV dalam darah.
Jika hasil tes positif, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk memulai pengobatan.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan HIV
Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, pengobatan antiretroviral (ART) dapat membantu mengendalikan virus dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem kekebalan tubuh.
ART bekerja dengan cara menghambat replikasi virus HIV dalam tubuh.
Pengobatan ART harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis HIV ditegakkan.
Dengan pengobatan ART yang konsisten, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan produktif selama bertahun-tahun.
Selain itu, ART juga dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV ke orang lain.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter secara teratur untuk memantau perkembangan penyakit dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.
Dokter juga dapat memberikan informasi dan dukungan tentang cara menjaga kesehatan secara keseluruhan dan mencegah komplikasi HIV.
Komplikasi HIV yang Mungkin Terjadi
Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk:
- Infeksi Oportunistik. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit yang biasanya tidak berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
- Kanker. Beberapa jenis kanker, seperti sarkoma Kaposi dan limfoma, lebih sering terjadi pada orang dengan HIV.
- Penyakit Neurologis. HIV dapat menyebabkan masalah neurologis seperti demensia, kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi.
- Penyakit Ginjal. HIV dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
- Penyakit Jantung. Orang dengan HIV memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.
Pengobatan ART dapat membantu mencegah komplikasi ini dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV.
Pencegahan HIV
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain:
- Gunakan Kondom. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seksual.
- Hindari Berbagi Jarum Suntik. Jangan pernah berbagi jarum suntik dengan orang lain.
- Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP). Konsumsi obat antiretroviral setiap hari untuk mengurangi risiko terinfeksi HIV. PrEP direkomendasikan untuk orang yang berisiko tinggi terinfeksi HIV.
- Post-Exposure Prophylaxis (PEP). Konsumsi obat antiretroviral setelah terpapar HIV untuk mencegah infeksi. PEP harus dimulai dalam waktu 72 jam setelah paparan.
- Tes HIV Secara Teratur. Lakukan tes HIV secara teratur, terutama jika memiliki faktor risiko.
- Pengobatan ART untuk Ibu Hamil. Ibu hamil yang terinfeksi HIV harus menjalani pengobatan ART untuk mencegah penularan virus ke bayinya.
Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan ini, dapat membantu melindungi diri sendiri dan orang lain dari HIV.
Skrining Penyakit Menular Seksual di Rumah Pakai Halodoc
Apabila mengalami luka yang tidak menimbulkan rasa sakit pada area alat kelamin, rektum, atau mulut setelah melakukan hubungan seksual, kamu harus waspada karena bisa menjadi gejala awal dari penyakit menular seksual.
Untuk itu, penting melakukan skrining penyakit menular seksual guna memastikan hal tersebut.
Nah, saat ini kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual terkait penyakit HIV, syphilis, atau jenis lainnya dari rumah dengan menggunakan layanan Homecare by Halodoc.
Layanan homecare ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.
Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:
- Tak perlu repot keluar rumah.
- Tak perlu antre lama di rumah sakit.
- Hemat waktu dan biaya.
- Tenaga medis profesional dan responnya cepat.
- Protokol kesehatan yang ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
- Sampel diambil secara aman dan steril.
- Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
- Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi.
- Harganya terjangkau, mulai dari Rp599.000,-, kamu bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon.
- Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter.
- Setelah tes, kamu akan mendapatkan gratis voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya di Halodoc.
Dengan berbagai keunggulan layanan Homecare by Halodoc, kamu bisa melakukan tes sifilis dengan mudah dan nyaman.
Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!
Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami HIV
Jika kamu curiga mengalami gejala HIV, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, berikut ini rekomendasi dokter spesialis kulit untuk mengatasi gejala HIV:
1. dr. Frieda Sp.D.V.E

Kamu bisa menghubungi dr. Frieda Sp.D.V.E yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada 2015 dan Universitas Sebelas Maret pada 2022.
Ia kini berpraktik di Bogor, Jawa Barat dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3321602322166922.
Dengan pengalaman selama 9 tahun, dr. Frieda Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait penanganan gejala HIV.
Kamu juga bisa bertanya padanya seputar cara mengatasi jerawat, kulit sensitif, masalah kulit bayi dan anak-anak, penyakit kelamin, dan layanan estetika.
Chat dr. Frieda Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
2. dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E

Rekomendasi dokter lainnya yaitu dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E., lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang pada 2010 dan Universitas Airlangga pada 2016.
Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3521602422110819.
Berbekal pengalaman selama 13 tahun, dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait langkah penanganan gejala HIV
Ia juga mampu memberikan solusi terkait penyakit kelamin dan kulit secara aman dan akurat.
Chat dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc
Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.
Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.
Tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!


