Advertisement

Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria yang Wajib Diketahui

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Erlian Dimas SpDVE   08 Desember 2025

Adanya luka atau lesi pada penis adalah ciri-ciri hiv pada kemaluan pria yang paling khas.

Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria yang Wajib DiketahuiCiri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria yang Wajib Diketahui

DAFTAR ISI


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4.

Sel ini punya peranan penting dalam  membantu tubuh melawan infeksi. Walaupun HIV dapat mempengaruhi siapa saja, terdapat beberapa gejala khusus yang muncul pada pria .

Simak penjelasan berikut ini!

Ciri-Ciri HIV pada Kemaluan Pria

Ada beberapa ciri-ciri HIV pada kemaluan pria yang bisa dideteksi. Sebab, beberapa tandanya cukup khas sehingga bisa kamu amati. 

Memahami tanda-tanda ini sangat penting untuk penanganan lebih lanjut dan menghindari penularan virus ke pasangan atau orang lain.

Berikut ciri-ciri HIV yang bisa muncul pada kemaluan pria:

1. Lesi atau luka pada penis

Lesi atau luka pada penis sering kali muncul tanpa penyebab yang jelas dan bisa beragam bentuknya, mulai dari ulserasi kecil hingga luka yang lebih besar. 

Luka ini bisa berwarna merah, memiliki batas yang jelas, dan terkadang disertai dengan pengelupasan atau kerak.

Selain itu, lesi ini bisa atau tidak disertai dengan rasa sakit. Beberapa pria melaporkan adanya rasa terbakar atau gatal di sekitar area lesi.

2. Pembengkakan kelenjar getah bening

Pembengkakan kelenjar getah bening sering terjadi di area selangkangan dan bisa diraba sebagai benjolan yang tidak menyakitkan. 

Kelenjar yang membengkak ini biasanya keras dan tidak bergerak ketika disentuh.

Meskipun pembengkakan umumnya tidak menyakitkan, kondisi ini bisa menjadi tanda sistem imun sedang berjuang melawan infeksi.

3. Perubahan pada kulit

Ruam yang muncul di sekitar kemaluan bisa berupa bercak merah atau ungu. Bercak ini terkadang menyebar ke bagian lain dari tubuh. 

Ruam juga bisa terasa kering atau sedikit lembap dan sering terasa gatal atau perih.

Perubahan tekstur, seperti pengerasan atau penebalan kulit, juga mungkin terjadi. 

Ini bisa menjadi tanda bahwa infeksi telah berlangsung selama beberapa waktu. Nah, Kenali 5 Jenis Lesi dan Ruam Kulit Akibat HIV lebih lanjut.

Gejala HIV

Selain ciri di atas, kamu juga perlu memahami gejala HIV lebih lanjut.

Gejala infeksi HIV bisa dibagi menjadi dua kategori, yakni gejala awal dan gejala stadium lanjut:

1. Gejala awal

Beberapa minggu pertama setelah terinfeksi virus, kamu mungkin mengalami sindrom retroviral akut, yang mirip dengan flu berat. 

Gejala bisa mencakup demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Ruam pada kulit juga umum terjadi dan bisa muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk di sekitar kemaluan.

2. Gejala stadium lanjut

Salah satu tanda HIV yang telah berkembang menjadi AIDS adalah penurunan berat badan secara drastis dan tidak bisa dijelaskan.

Infeksi oportunistik mulai muncul karena sistem kekebalan tubuh yang telah sangat lemah. Contohnya termasuk pneumonia pneumocystis, tuberkulosis, dan infeksi jamur.

Beberapa jenis kanker lebih umum terjadi pada orang dengan HIV, seperti Kaposi’s sarcoma, yang bisa menyebabkan bercak merah atau ungu pada kulit.

Mengalami gejala di atas? Catat, Ini Dokter Spesialis yang Paham Seputar HIV. Tak perlu khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pasti aman terjaga.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang diterbitkan dalam PLOS Medicine mengungkapkan bahwa program dukungan psikologis berhasil meningkatkan ketaatan pengobatan HIV dan jumlah pasien yang berhasil mengendalikan virusnya. 

Penelitian ini menyarankan pentingnya mencari cara baru untuk membantu berbagai kelompok pasien, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus atau kondisi mental, dan mengajak keluarga untuk terlibat dalam perawatan. 

Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tes HIV yang dilakukan oleh tenaga kesehatan non-laboratorium memiliki keakuratan yang sama dengan profesional laboratorium, menekankan pentingnya memperluas akses ke tes ini di daerah terpencil.

Mengenali ciri-ciri dan gejala HIV adalah langkah penting dalam deteksi dini dan manajemen kondisi ini. 

Kamu perlu melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. 

Ingatlah, seks yang aman dan penggunaan kontrasepsi adalah cara terbaik untuk mencegah penularan HIV.

Itulah penjelasan seputar ciri-ciri HIV pada kemaluan pria yang perlu kamu ketahui. Jika kamu punya pertanyaan lain terkait kondisi ini, hubungi dokter spesialis kulit dan kelamin di Halodoc saja! 

Perbedaan Gejala HIV pada Setiap Tahap

Infeksi HIV berkembang melalui beberapa tahap, masing-masing dengan gejala yang berbeda:

  • Tahap awal (infeksi akut). Gejala mirip flu muncul dalam 2-4 minggu setelah terinfeksi.
  • Tahap laten (kronis). Tanpa pengobatan, tahap ini bisa berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala yang jelas. Virus tetap aktif dan merusak sistem kekebalan tubuh.
  • AIDS (stadium lanjut). Sistem kekebalan tubuh sangat lemah, rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker.

Penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang dengan HIV akan mengalami gejala yang sama.

Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala selama bertahun-tahun, sementara yang lain mungkin mengalami gejala yang parah sejak awal.

Untuk lebih lengkapnya, simak informasi lain tentang Apa itu HIV AIDS? Gejala, Penyebab & Pengobatan.

Penularan HIV pada Pria

HIV menular melalui cairan tubuh tertentu, termasuk:

  • Darah
  • Sperma
  • Cairan pra-ejakulasi
  • Cairan rektal
  • Air susu ibu (ASI)

Penularan HIV pada pria umumnya terjadi melalui:

  • Hubungan seksual. Seks anal atau vaginal tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi HIV.
  • Berbagi jarum suntik. Penggunaan jarum suntik bersama-sama dengan orang yang terinfeksi HIV.
  • Transfusi darah. Meskipun jarang terjadi, penularan HIV dapat terjadi melalui transfusi darah yang terkontaminasi.
  • Dari Ibu ke anak. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti berpelukan, berciuman, berbagi makanan atau minuman, atau menggunakan toilet bersama.

Skrining Penyakit Menular Seksual di Rumah Pakai Halodoc

Apabila mengalami luka yang tidak menimbulkan rasa sakit pada area alat kelamin, rektum, atau mulut setelah melakukan hubungan seksual, kamu harus waspada karena bisa menjadi gejala awal dari penyakit menular seksual.

Untuk itu, penting melakukan skrining penyakit menular seksual guna memastikan hal tersebut.

Nah, saat ini kamu bisa melakukan Skrining Penyakit Menular Seksual terkait penyakit HIV, syphilis, atau jenis lainnya dari rumah dengan menggunakan layanan Homecare by Halodoc.

Layanan homecare ini adalah tes laboratorium atau paket tes dari Halodoc yang pengambilan sampelnya bisa dilakukan di rumah atau di lokasi mana pun yang kamu pilih.

Ada beberapa keunggulan dari layanan tes lab ini, antara lain:

  • Tak perlu repot keluar rumah. 
  • Tak perlu antre lama di rumah sakit. 
  • Hemat waktu dan biaya. 
  • Tenaga medis profesional dan responnya cepat. 
  • Protokol kesehatan yang ketat. Ini Daftar Phlebotomist yang Tangani Layanan Tes Lab Halodoc.
  • Sampel diambil secara aman dan steril. 
  • Sampel darah/urine akan dibawa langsung ke laboratorium setelah diambil (tidak ada transit).
  • Peralatan yang digunakan berkualitas, aman, tersegel, dan sesuai standarisasi. 
  • Harganya terjangkau, mulai dari Rp599.000,-, kamu bisa melakukan family booking untuk mendapatkan ekstra diskon. 
  • Semua layanan tes lab terdiri dari pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter. 
  • Setelah tes, kamu akan mendapatkan gratis voucher 25 ribu untuk konsultasi hasil dengan dokter tepercaya di Halodoc. 

Dengan berbagai keunggulan layanan Homecare by Halodoc, kamu bisa melakukan tes sifilis dengan mudah dan nyaman.

Booking Skrining Penyakit Menular Seksual Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.

Kamu bisa order melalui aplikasi Halodoc atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.

Jangan khawatir, saat memesan skrining penyakit menular seksual, privasi kamu pasti terjaga dengan aman di Halodoc!

Hubungi Dokter Ini Jika Curiga Mengalami HIV

Jika kamu curiga mengalami gejala HIV, sebaiknya segera hubungi dokter spesialis di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, berikut ini rekomendasi dokter spesialis kulit untuk mengatasi gejala HIV:

1. dr. Frieda Sp.D.V.E

Kamu bisa menghubungi dr. Frieda Sp.D.V.E yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya pada 2015 dan Universitas Sebelas Maret pada 2022. 

Ia kini berpraktik di Bogor, Jawa Barat dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3321602322166922.

Dengan pengalaman selama 9 tahun, dr. Frieda Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait penanganan gejala HIV.

Kamu juga bisa bertanya padanya seputar cara mengatasi jerawat, kulit sensitif, masalah kulit bayi dan anak-anak, penyakit kelamin, dan layanan estetika.

Chat dr. Frieda Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

2. dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E

Rekomendasi dokter lainnya yaitu dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E., lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang pada 2010 dan Universitas Airlangga pada 2016. 

Saat ini, ia berpraktik di Gresik, Jawa Timur dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dengan nomor STR 3521602422110819.

Berbekal pengalaman selama 13 tahun, dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait langkah penanganan gejala HIV

Ia juga mampu memberikan solusi terkait penyakit kelamin dan kulit secara aman dan akurat.

Chat dr. Ryski Meilia Novarina Sp.D.V.E mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir. 

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Kesimpulan

Mengenali ciri-ciri HIV pada kemaluan pria sangat penting untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat. Jika mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko, segera lakukan pemeriksaan HIV.

Dengan diagnosis dini dan pengobatan ART yang efektif, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan berkualitas.

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi:
NHS. Diakses pada 2025. HIV and AIDS
WebMD Diakses pada 2025. HIV Symptoms in Men
Mayo Clinic Diakses pada 2025. HIV/AIDS
Healthline Diakses pada 2025. Understanding HIV
Medical News Today Diakses pada 2025. Early Signs of HIV in Men
PLOS Medicine. Diakses pada 2025. Future directions for HIV service delivery research: Research gaps identified through WHO guideline development.

FAQ

1. Apakah semua luka pada kemaluan pria adalah tanda HIV?

    Tidak, luka pada kemaluan pria bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti infeksi menular seksual lainnya (misalnya sifilis atau herpes), iritasi, atau alergi. Penting untuk memeriksakan diri ke dokter untuk diagnosis yang tepat.

    2. Seberapa cepat gejala HIV muncul setelah terinfeksi?

    Beberapa orang mungkin mengalami gejala mirip flu (demam, sakit kepala, kelelahan) dalam 2-4 minggu setelah terinfeksi HIV. Namun, banyak orang tidak mengalami gejala apapun selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV adalah dengan melakukan tes darah.

    3. Apakah HIV bisa disembuhkan?

    Saat ini, belum ada obat untuk menyembuhkan HIV. Namun, dengan pengobatan ART yang efektif, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan memiliki harapan hidup yang sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.