Dampak Buruk Toxic Relationship bagi Kesehatan Fisik

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   29 Oktober 2021
Dampak Buruk Toxic Relationship bagi Kesehatan FisikDampak Buruk Toxic Relationship bagi Kesehatan Fisik

“Toxic relationship umumnya ditandai dengan perdebatan yang tak kunjung usai, kurangnya dukungan dan kurangnya rasa menghargai satu sama lain. Kondisi ini ternyata mampu memengaruhi kesehatan fisik seperti meningkatkan risiko hipertensi, peradangan sampai memperburuk gejala penyakit kronis”


Halodoc, Jakarta – Setiap hubungan pasti ada pasang surutnya. Namun, kamu harus lebih peka kalau hubungan tak kunjung membaik karena itu bisa jadi tanda toxic relationship. Saat terjebak dalam toxic relationship, seseorang biasanya merasa tidak didukung atau tidak dihormati dan sering mengalami konflik dengan pasangan. Melansir Psychology Today, toxic relationship bisa datang dalam berbagai bentuk. Ini dapat mencakup pelecehan fisik, kebohongan, gosip, dan perilaku kasar lainnya. 

Bukan cuma di antara pasangan kekasih maupun suami istri, toxic relationship juga bisa melibatkan anggota keluarga, teman, rekan kerja dan atasan.  Selain dapat memengaruhi kesehatan emosional, toxic relationship ternyata dapat memengaruhi kesehatan fisik jangka panjang. Berikut dampak buruk toxic relationship pada kesehatan fisik yang perlu kamu ketahui

Baca juga: 5 Ciri Pasangan yang Posesif

Dampak Buruk Toxic Relationship pada Kesehatan Fisik

Melansir dari Health Digest,toxic relationship dapat memicu berbagai masalah kesehatan fisik berikut ini:

1. Tekanan Darah Tinggi

Penelitian dari University of Michigan meneliti bagaimana stres akibat kondisi pernikahan yang buruk dapat memengaruhi pasangan dari waktu ke waktu. Para peneliti menggunakan tekanan darah sebagai ukuran utama dengan memeriksa apakah tekanan darah pasangan meningkat ketika mereka merasa stres. Peneliti juga menguji bagaimana tekanan darah merespons saat pasangan tersebut sedang stres.

Hasilnya, peningkatan tekanan darah lebih tinggi dan lebih rentan naik seiring kondisi hubungan yang semakin tidak membaik. Peningkatan tekanan darah paling signifikan terlihat saat pasangan tersebut berinteraksi satu sama lain.

2. Stres Kronis

Toxic relationship nyatanya juga dapat menyebabkan stres kronis di antara pasangan yang mampu melemahkan kesehatan mental dan fisik. Stres kronis dapat meningkatkan atau memperburuk hampir semua masalah kesehatan, termasuk kesehatan sistem kekebalan tubuh, kesehatan tiroid, dan gangguan mood.

Penelitian yang dilaporkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan bahwa manusia telah beradaptasi dengan stres kronis melalui respons yang disebut respons transkripsional (CTRA). CTRA adalah jenis ekspresi gen yang terkait dengan respons tubuh terhadap ancaman seperti virus dan bakteri. Nah, peristiwa seperti isolasi sosial, kesedihan, stres traumatis, dan stres hubungan akibat toxic relationship dapat memicu CTRA beraksi.

3. Memicu Peradangan Tubuh

Ketegangan dan konflik dalam hubungan yang toxic dapat membuat tubuh terus-menerus “melarikan diri atau melawan”. Namun, respons seperti ini normalnya hanya boleh terjadi sesekali, bukan respons yang bisa kamu hadapi setiap hari. Ketika tubuh terus-menerus dalam mode ini, sinyal-sinyal di dalam tubuh dapat tidak berfungsi dengan benar. 

Menurut laman Harvard Health, respon melawan yang terjadi terus menerus membuat tingkat peradangan melonjak dan menyebabkan masalah kesehatan yang parah dari waktu ke waktu. Sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal Psychological Bulletin menjelaskan bahwa stres secara signifikan juga dapat mengubah sistem kekebalan dan meningkatkan peradangan.

4. Memperpendek Umur

Menariknya, baik tidaknya hubungan ternyata mampu memengaruhi umur seseorang. Hubungan yang baik dan bahagia terbukti mampu meningkatkan peluang untuk hidup lebih lama. Alasannya karena dapat menyangga hal-hal yang umumnya menyebabkan penuaan sebelum waktunya, seperti stres dan makan yang tidak sehat.

Baca juga: Hanya Butuh Ini Agar Hubungan Bersama Pasangan Sehat & Langgeng

Satu studi yang dilaporkan pada tahun 2016 oleh Proceedings of the National Academy of Sciences bertujuan untuk menentukan bagaimana hubungan sosial dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis seiring bertambahnya usia. Di sini, para peneliti menggabungkan data dari empat survei nasional besar yang meneliti bagaimana hubungan sosial berdampak pada kesehatan sepanjang umur manusia.

Setelah meninjau penelitian selama dua dekade, para peneliti menentukan ada hubungan sebab akibat antara hubungan sosial dan kematian. Tautan dikaitkan dengan integrasi sosial, ketegangan sosial, dan dukungan sosial. Kaitannya paling kuat pada masa remaja dan usia paruh baya yang bertahan hingga usia tua. Orang-orang yang mengalami stres sosial lebih rentan terhadap penyakit dan peradangan terkait stres seiring bertambahnya usia.

5. Menyebabkan Obesitas

Kenaikan berat badan dengan masalah hubungan tampaknya berjalan beriringan. Saat kamu berada dalam hubungan yang toxic dan konflik terus-menerus, kemungkinan kamu akan terlalu sibuk menangani beban masalah tersebut sehingga tidak dapat berkonsentrasi pada hal lain. 

Melansir dari Psychology Today, satu studi menemukan bahwa orang yang tidak bahagia dalam hubungan lebih rentan mengalami obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi. Dalam riset tersebut para peserta penelitian diminta untuk menilai aspek-aspek tertentu dari hubungan terdekat yang sedang mereka jalani, pada empat fase waktu penelitian yang berbeda. 

Mereka juga diberi ukuran indeks massa tubuh pada awal dan akhir setiap interval fase. Pada saat penelitian selesai, para peneliti memiliki data dari 8.000 orang selama periode 11 tahun. Temuan menunjukkan bahwa hubungan yang buruk memang bisa berkontribusi pada penambahan berat badan.

6. Memengaruhi Kesehatan Jantung

Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa stres emosional dapat meningkatkan tekanan darah. Seiring waktu, efek fisik ini dapat menyebabkan kerusakan jantung. Sebaliknya, hubungan yang bahagia justru dapat membantu kesehatan jantung.

Sebuah studi tahun 2017 dari American Heart Association menemukan bahwa, orang yang belum menikah lebih mungkin meninggal karena serangan jantung atau masalah kardiovaskular daripada orang yang sudah menikah. Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam Perspectives on Psychological Science mengungkapkan, peningkatan risiko kematian dini semakin meningkat pada orang dewasa yang berpisah atau bercerai.

7. Memperburuk Gejala Penyakit Kronis

Berada dalam toxic relationship juga dapat memperburuk penyakit kronis, menurut sebuah studi dari Penn State Center for Healthy Aging. Penelitian ini dibuktikan ketika peneliti sedang mengamati dampak pasangan yang berdebat. Hasilnya, perdebatan diantara pasangan dapat memperparah gejala kondisi fisik, radang sendi dan diabetes tipe 2.

Baca juga: Kata Psikolog: Membangun Kepercayaan dalam Hubungan Asmara

Jika kamu sedang terjebak dalam toxic relationship, sebaiknya hubungi psikolog melalui aplikasi Halodoc. Psikolog ahli akan membantu mengatasi kendala yang sedang kamu alami. Jangan tunda untuk bicara dengan psikolog sebelum situasinya semakin memburuk. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:
Health Digest. Diakses pada 2021. Serious Ways Toxic Relationships Can Do Damage To Your Body.
Psychology Today. Diakses pada 2021. The Hidden Health Hazards of Toxic Relationships.