Emboli Paru: Ini Penyebab, Gejala, dan Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu
Penggumpalan darah di kaki yang bergerak menuju paru adalah penyebab utama emboli paru.

DAFTAR ISI
- Penyebab Emboli Paru
- Gejala Emboli Paru
- Studi Terkait Penanganan Emboli Paru
- Perawatan Emboli Paru
- Pencegahan Emboli Paru
Emboli paru adalah kondisi medis akibat penyumbatan gumpalan darah, sehingga menghentikan aliran darah ke arteri di paru-paru.
Pembentukan gumpalan darah ini umumnya dimulai dari pembuluh darah di kaki yang kemudian bergerak menuju paru-paru.
Meski bisa terjadi, tetapi gumpalan jarang sekali terbentuk di pembuluh darah bagian tubuh lainnya.
Gumpalan darah yang terbentuk di satu atau lebih pembuluh darah umumnya disebut sebagai trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).
Karena gumpalan bisa menghalangi aliran darah ke paru-paru, kondisi ini bisa mengancam jiwa.
Itu sebabnya, perawatan perlu segera dilakukan untuk mencegah risiko kematian.
Penyebab Emboli Paru
Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah tersangkut di arteri di paru-paru, sehingga menghalangi aliran darah.
Gumpalan darah paling sering disebabkan karena trombosis vena dalam. Informasi tentang DVT Deep Vein Thrombosis – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya yang perlu kamu tahu.
Akibatnya, paru-paru tidak bisa mendapatkan aliran darah yang cukup sehingga fungsinya bisa berhenti.
Kondisi tersebut dikenal sebagai infark paru yang membuat paru-paru kesulitan menyuplai oksigen ke seluruh tubuh.
Bukan cuma darah, emboli paru juga bisa disebabkan karena gumpalan zat lain, seperti:
- Lemak
- Bagian dari tumor
- Gelembung udara
- DVT di tubuh bagian atas
Gejala Emboli Paru
Gejala emboli paru dapat sangat bervariasi, tergantung pada seberapa parah fungsi paru-paru yang terkena, ukuran gumpalan, dan kondisi pasien.
Meski begitu, kondisi ini umumnya menimbulkan gejala berupa:
- Sesak napas. Gejala ini biasanya muncul tiba-tiba dan bahkan terjadi saat istirahat. Kondisinya bisa kian memburuk saat beraktivitas fisik.
- Nyeri dada. Kamu mungkin merasa seperti mengalami serangan jantung karena terasa tajam dan berat ketika menarik napas dalam-dalam.
- Dada terasa sakit saat batuk atau membungkuk.
- Pingsan akibat detak jantung atau tekanan darah kamu turun secara tiba-tiba. Ini disebut sinkop.
Selain gejala utama di atas, emboli paru juga bisa menyebabkan kondisi ini:
- Batuk yang mungkin termasuk lendir berdarah atau bergaris darah
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Pusing atau pusing
- Berkeringat berlebihan
- Demam
- Nyeri atau bengkak di kaki.
- Kulit lembap atau berubah warna (sianosis)
Studi Terkait Penanganan Emboli Paru
Mengacu pada studi yang dipublikasikan dalam Journal of The American College of Cardiology, semakin cepat emboli paru terdeteksi, maka peluang keberhasilan perawatannya bisa lebih besar.
Masih dari studi yang sama, penanganan utama emboli paru umumnya menggunakan obat-obatan pengencer darah, prosedur medis, atau kombinasi keduanya.
Sejalan dengan artikel yang dipublikasi dalam The Lancet, pengobatan utama untuk pembekuan darah di pembuluh darah vena adalah obat pengencer darah.
Obat ini membantu mencegah gumpalan darah membesar dan mencegah terbentuknya gumpalan darah baru.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan prosedur medis seperti trombolisis atau embolektomi untuk melarutkan atau mengangkat gumpalan darah.
Fakta Seputar Emboli Paru
Melansir dari American Lung Association, emboli paru adalah kondisi yang mengancam jiwa. Sekitar 10-30 persen pengidapnya meninggal dunia dalam waktu satu bulan setelah diagnosis. Itu mengapa, deteksi dini sangat penting untuk mendapat perawatan intensif sesegera mungkin.
Perawatan Emboli Paru
Perawatan emboli paru berfokus mencegah gumpalan darah menjadi lebih besar dan terbentuk gumpalan baru.
Penanganannya bisa berupa pemberian obat-obatan, operasi dan perawatan lanjutan. Berikut penanganan emboli paru, mulai dari pemberian obat sampai tindakan bedah:
1. Pengencer darah
Obat-obatan pengencer darah (antikoagulan) berfungsi mencegah gumpalan darah lebih besar dan pembentukan gumpalan baru. Heparin adalah contoh obat antikoagulan yang sering digunakan.
Obat ini umumnya diberikan melalui vena atau disuntikkan di bawah kulit. Heparin bekerja dengan cepat dan sering diberikan bersama dengan antikoagulan oral, seperti warfarin agar pengobatan lebih efektif.
2. Pelarut gumpalan
Meskipun gumpalan biasanya larut dengan sendirinya, dokter terkadang juga memberikan obat-obatan lain untuk membantu proses pelarutan gumpalan melalui vena.
Karena obat-obatan pemecah gumpalan ini berisiko menyebabkan pendarahan secara tiba-tiba, dokter biasa hanya menggunakannya untuk situasi darurat yang mengancam jiwa.
3. Prosedur bedah
Jika pasien memiliki gumpalan besar yang mengancam jiwa di paru-paru, dokter mungkin perlu mengangkatnya menggunakan kateter tipis dan fleksibel. Kateter ini nantinya dijalankan melalui pembuluh darah.
4. Filter vena
Kateter juga dapat digunakan untuk memposisikan filter di vena utama tubuh yang mengarah dari kaki ke sisi kanan jantung.
Pemasangan filter ini bisa mencegah gumpalan mencapai paru-paru kamu. Prosedur ini umumnya direkomendasikan untuk seseorang yang tidak dapat minum obat antikoagulan atau mengalami gumpalan darah yang tak bisa larut.
Filter vena nantinya dapat dilepas ketika tidak lagi dibutuhkan.
Pencegahan Emboli Paru
Langkah utama mencegah emboli paru adalah memastikan tidak ada darah yang menggumpal. Beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Pengencer darah (antikoagulan)
Obat-obatan ini sering diberikan kepada orang-orang yang lebih rentan terkena gumpalan sebelum dan sesudah operasi.
Obat ini juga sering diberikan kepada orang-orang yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi medis tertentu, seperti serangan jantung, stroke atau komplikasi kanker.
2. Stoking kompresi
Alat ini bisa memberi tekanan pada kaki sehingga memperlancar aliran pembuluh darah. Tips ini bisa menjadi cara yang aman, sederhana, dan murah untuk mencegah gumpalan di kaki selama dan setelah operasi.
3. Mengangkat kaki
Mengatur elevasi kaki pada malam hari juga termasuk pencegahan yang efektif. Caranya, angkat bagian bawah tempat tidur kamu 10 sampai 15 sentimeter dengan balok atau buku.
4. Bergerak aktif
Kamu juga wajib bergerak, terutama setelah operasi. Selain mencegah emboli paru, aktivitas ringan juga bisa mempercepat pemulihan secara keseluruhan.
Biasanya perawat akan membantu kamu untuk bangun, bahkan pada hari setelah. Kamu juga umumnya akan didorong untuk berjalan pelan meskipun ada rasa sakit di tempat sayatan bedah.
Semua ini bertujuan agar tidak terjadi gumpalan di bagian kaki maupun titik tubuh lainnya.
5. Kompresi pneumatik
Perawatan ini menggunakan manset paha tinggi atau betis tinggi yang secara otomatis mengembang dengan udara dan mengempis setiap beberapa menit.
Alat ini bisa memijat dan menekan pembuluh darah di kaki untuk meningkatkan aliran darah. Simak informasi lengkap tentang Emboli Paru – Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya berikut ini
Itulah penjelasan seputar emboli paru yang perlu kamu ketahui. Jika kamu mengalami ingin mengetahui informasi lebih dalam tentang kondisi ini, hubungi dokter spesialis paru-paru di Halodoc saja.
Mereka bisa memberikan informasi dan saran perawatan yang tepat sekaligus meresepkan obat. Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!