Enggak Banyak yang Tahu, Syok Hipovolemik Berbahaya Kalau Pingsan

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   31 Maret 2020
Enggak Banyak yang Tahu, Syok Hipovolemik Berbahaya Kalau PingsanEnggak Banyak yang Tahu, Syok Hipovolemik Berbahaya Kalau Pingsan

Halodoc, Jakarta - Ketika seseorang kehilangan kesadaran atau pingsan, mungkin saja ia mengalami syok hipovolemik. Meskipun terlihat biasa saja, kondisi tersebut bisa menjadi sangat berbahaya. Syok hipovolemik terjadi ketika tubuh kehilangan darah atau cairan, sehingga menyebabkan jantung tidak dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Baca juga: Saat Otot Jantung Melemah, Risiko Syok Kardiogenik Meningkat

Kekurangan darah di dalam tubuh tersebut dipicu oleh perdarahan. Hal tersebut terjadi karena cedera atau luka yang dapat disebut perdarahan luar dan juga dalam. Selain itu, penurunan tersebut juga dapat disebabkan tubuh kekurangan cairan karena dehidrasi dan lain-lain. Syok hipovolemik ini adalah jenis syok yang umum terjadi dan biasanya terjadi pada anak kecil dan lansia.

Penyebab Syok Hipovolemik

Terjadinya perdarahan dan dehidrasi membuat organ-organ di dalam tubuh tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga terjadilah syok hipovolemik. Hal tersebut juga ditandai dengan penurunan tekanan darah. Syok ini menyebabkan hal-hal yang berbahaya, seperti organ berhenti bekerja dan akhirnya mengalami kematian.

Syok hipovolemik dapat terjadi ketika tubuh mulai melemah karena kehilangan banyak darah. Seseorang yang mengidap cedera yang dibarengi dengan perdarahan berat mungkin mengalami syok ini apabila perdarahannya tidak segera dihentikan.

Dilansir dari WebMD, ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang berisiko mengalami syok hipovolemik, seperti mengalami cedera dengan kondisi patah tulang, kecelakaan yang menyebabkan luka terbuka pada bagian tubuh tertentu, adanya kerusakan pada organ bagian perut, seperti hati, limpa, serta ginjal, kecelakaan yang menyebabkan trauma pada organ tubuh, dan munculnya gangguan kesehatan pada pencernaan, seperti bisul.

Melansir dari Medical News Today, selain mengalami kecelakaan yang cukup membuat kondisi tubuh seseorang terluka cukup parah, mengalami dehidrasi juga menjadi faktor lainnya yang meningkatkan risiko seseorang mengalami syok hipovolemik. Sebaiknya jangan lupa untuk rutin memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh setiap harinya. Tidak hanya syok hipovolemik, dehidrasi dapat menyebabkan banyak dampak buruk pada kesehatan.

Syok hipovolemik adalah penyebab kematian kedua pada orang dengan cedera traumatis. Syok ini adalah salah satu dari banyak jenis syok medis, yang berbeda dari syok emosional.

Gejala dari Syok Hipovolemik

Gejala utama dari syok hipovolemik adalah penurunan tekanan darah dan suhu tubuh yang drastis. Walaupun begitu, mungkin saja gejala-gejalanya tidak langsung muncul. Dilansir dari Healthline, gejala lainnya yang membuat seseorang terdiagnosis syok ini, yaitu:

  1. Merasa gelisah dan kebingungan;
  2. Keringat yang berlebihan;
  3. Bibir dan kuku jari berwarna biru;
  4. Urine yang dihasilkan sedikit atau cenderung tidak ada;
  5. Sakit dada dan napas pendek;
  6. Hilang kesadaran;
  7. Tekanan darah rendah;
  8. Denyut jantung cepat, tetapi denyut laju darah lemah.

Baca juga: Ini Alasan Orang Terluka Sering Kehilangan Kesadaran

Apabila pengidapnya mengalami perdarahan eksternal, maka dapat terlihat. Namun, untuk perdarahan internal bagaimanakah gejala yang ditimbulkan?

Berikut ini gejala-gejala yang timbul pada perdarahan internal karena syok hipovolemik:

  1. Perut terasa sakit;
  2. Urine berdarah;
  3. Perdarahan vagina di luar menstruasi normal;
  4. Pembengkakan perut;
  5. Muntah darah.

Jika kamu mengalami gejala-gejala perdarahan syok hipovolemik, segera ke rumah sakit terdekat agar kamu mendapatkan penanganan yang tepat. Terutama, ketika sedang mengalami perdarahan yang banyak atau gejala syok. Kamu bisa membuat janji dulu dengan dokter melalui aplikasi Halodoc.

Diagnosis Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik dapat didiagnosis dari hasil pemeriksaan fisik pengidapnya, yaitu ketika ditemukan gejala, seperti tekanan darah rendah setelah diperiksa, suhu tubuh menurun drastis, atau detak jantung cepat dengan denyut nadi yang lemah. Penetapan diagnosis dan penanganan tidak perlu menunggu hasil pemeriksaan, karena membahayakan nyawa seseorang yang mengidapnya.

Baca juga: Alergi Berakibat Fatal, Perlu Tahu Fakta Tentang Syok Anafilaktik

Setelah keadaan yang gawat tersebut dapat ditangani, tetapi penyebab dari syok belum dapat ditangani, maka akan dilakukan beberapa pemeriksaan lanjutan. 

Misalnya, dilakukannya ekokardiografi untuk memeriksa fungsi dan struktur jantung, pemeriksaan darah yang lengkap, pemeriksaan dengan endoskopi pada saluran pencernaan, dan pemeriksaan dengan rontgen, USG, atau CT scan untuk mengetahui apakah ada perdarahan pada organ dalam.

 

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. What to Know About Hypovolemic Shock.
Web MD. Diakses pada 2020. What Is Hypovolemic Shock?
Healthline. Diakses pada 2020. Hypovolemic Shock