Ini Fakta Tentang Vitamin yang Baik untuk Cegah Corona

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Maret 2020
Ini Fakta Tentang Vitamin yang Baik untuk Cegah CoronaIni Fakta Tentang Vitamin yang Baik untuk Cegah Corona

Halodoc, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona kini telah memasuki babak baru. Pasalnya, jumlah orang yang terinfeksi di dunia menjadi lebih tinggi dan semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya itu, berbagai informasi di media sosial seputar kiat pencegahan juga semakin banyak. Namun, sayangnya tidak semua informasi tersebut benar adanya.

Salah satu kabar yang beberapa hari terakhir sempat menghebohkan adalah informasi mengenai kontraindikasi penggunaan immune booster terhadap COVID-19. Informasi tersebut menyatakan bahwa penggunaan immune booster berbahan propolis dan echinacea meningkatkan interleukin-6 yang dapat memperparah gejala COVID-19. Lantas, apakah informasi ini benar adanya?

Baca juga: Kasusnya Meningkat , Ini 8 Cara Perkuat Sistem Imun Tangkal Virus Corona

Immune Booster Perparah Gejala COVID-19?

Menurut siaran pers dari dr. Inggrid Tania yang juga merupakan Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia pada 24 Maret 2020 menyebutkan, berdasarkan hasil penelusuran bahwa informasi mengenai propolis dan echinacea bisa memperparah gejala COVID-19 tidaklah benar. Postingan tersebut tidak bertanggungjawab dan tidak layak disebarkan karena bisa menyebabkan keresahan pada masyarakat.

Siaran pers tersebut juga menyebutkan, propolis dan echinacea mempunyai izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah lolos pengujian keamanan. Alhasil, suplemen yang mengandung dua zat tersebut sudah dapat dipastikan aman. 

Echinacea adalah zat yang sudah sejak lama digunakan untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kekebalan tubuh, meredakan nyeri, dan mengurangi gejala flu. Zat ini telah terbukti bersifat antiinflamasi, antioksidan, dan imunomodulator. Pada beberapa uji klinis, zat ini tidak mampu mengatasi gejala common cold (selesma) secara signifikan. Mereka hanya mampu mengurangi durasi gejala selesma. 

Sementara propolis adalah resin yang dihasilkan oleh lebah madu yang telah lama digunakan masyarakat untuk mengobati luka, luka bakar, sariawan, penyakit herpes labialis dan genitalis. Penelitian menyebutkan bahwa zat ini bersifat antiinflamasi, antioksidan, imunomodulator, antivirus, antibakteri, dan antijamur.

Sayangnya, memang belum ada penelitian terkait hubungan antara echinacea dan propolis sebagai kontraindikasi dari COVID-19. Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini, sehingga tidak bisa langsung menyimpulkannya.

Jika kamu membutuhkan obat atau suplemen, lebih mudah beli obat pakai Halodoc. Semua obat dan suplemen yang kamu butuhkan tersedia di Halodoc dan akan dikirimkan dengan rapi dan aman kurang dari satu jam. Kalau kamu ingin bertanya tentang vitamin yang tepat untuk jaga daya tahan tubuh, kamu bisa bertanya pada dokter juga melalui aplikasi Halodoc.

Baca juga: 4 Tips Jaga Imunitas untuk Cegah Penularan Corona

Penanganan Gejala Awal COVID-19

Beberapa gejala awal dari infeksi virus corona adalah batuk, pilek, nafas yang semakin berat, serta demam. Biasanya kebanyakan orang mengatasi demamnya terlebih dahulu karena demam yang terlampau tinggi bisa berakibat fatal. Tubuh mengembangkan demam sebagai mekanisme pertahanan, di mana sistem kekebalan menghasilkan rantai molekul yang memberitahu otak untuk membuat dan menyimpan lebih banyak panas di dalam untuk melawan infeksi.

Sayangnya demam yang tidak terkontrol bisa sebabkan rasa tidak nyaman karena sering disertai dengan menggigil, sakit kepala, mual dan sakit perut. Mengonsumsi antiinflamasi seperti parasetamol atau ibuprofen dapat menurunkan suhu tinggi tersebut dengan menurunkan beberapa molekul demam.

Ada juga simpang siur kabar mengenai penggunaan obat penurun demam jika hal tersebut dicurigai akibat infeksi COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengubah pendiriannya, setelah awalnya merekomendasikan orang menghindari ibuprofen untuk mengobati gejala penyakit coronavirus baru. Pada 19 Maret lalu, WHO sekarang tidak merekomendasikan untuk menghindari ibuprofen sebagai pengobatan gejala COVID-19.

Namun, beberapa kalangan tetap mencoba menghindari penggunaan ibuprofen, dan lebih memilih menggunakan paracetamol untuk mengatasi gejala terkait. National Health Service UK kini hanya merekomendasikan penggunaan parasetamol untuk gejala COVID-19, meskipun mengakui tidak ada bukti kuat yang menunjukkan ibuprofen memperburuk gejala.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Paru-Paru saat Terserang Virus Corona

Namun, alangkah lebih tepat untuk mendiskusikan gejala ini dengan dokter di Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur chat untuk bertanya mengenai gejala COVID-19 dan menentukan seberapa besar risiko kamu mengalaminya jika dilihat dari gejala dan riwayat perjalanan. Dokter di Halodoc bisa merujuk kamu untuk memeriksakan diri ke rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani pandemi COVID-19 ini. 

Referensi:
The Jakarta Post. Diakses pada 2020. Ibuprofen and COVID-19 Symptoms – Here's What You Need to Know.
Siaran Pers 24 Maret 2020. Dr. Inggrid Tania. Tanggapan dan Himbauan terhadap Beredarnya Image/ Pesan Gambar yang Menyatakan Echinacea dan Propolis sebagai Kontra-indikasi COVID-19.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan