Faktor yang Tingkatkan Risiko Keracunan Sianida

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   14 Februari 2020
Faktor yang Tingkatkan Risiko Keracunan SianidaFaktor yang Tingkatkan Risiko Keracunan Sianida

Halodoc, Jakarta - Sianida menjadi salah satu jenis racun yang terkenal karena bisa menyebabkan kematian secara mendadak. Namun, sayangnya, sianida bisa mengacu pada bahan kimia jenis apa saja yang memiliki ikatan dengan Karbon-Nitrogen atau CN. Bahkan, senyawa kimia dengan mudah ditemukan di beberapa tempat, salah satunya bahan makanan.

Ya, bahan makanan yang bersumber dari nabati yang sebenarnya aman untuk dikonsumsi ternyata dapat mengandung sianida, meskipun masih berada dalam batas yang wajar. Sebut saja seperti kacang almond, kedelai, dan sayur bayam. Sianida juga mudah ditemukan dalam senyawa jenis nitril yang banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Bahkan, sianida adalah produk sampingan dari proses metabolisme tubuh. 

Apa yang Meningkatkan Risiko Alami Keracunan Sianida?

Memang, ada banyak sekali bahan kimia yang berikatan dengan CN, tetapi kamu perlu waspada dengan sianida jenis Natrium Sianida (NaCN), Potassium Sianida (KCN), Hidrogen Sianida (HCN), dan Sianogen Klorida (CNCl). Pasalnya, jenis sianida ini terbilang sangat berbahaya dan berdampak mematikan kalau kamu terkena paparannya. Jenis sianida tersebut bisa muncul sebagai zat padat, cair, atau gas. 

Baca juga: Perhatikan Penanganan Pertama pada Orang yang Keracunan Sianida

Sebenarnya, kasus keracunan sianida ini jarang terjadi. Jika hal ini terjadi, biasanya disebabkan karena menghirup asap atau keracunan yang tidak disengaja karena kamu bekerja dengan atau di area yang dekat dengan paparan senyawa kimia ini. Pasalnya, banyak sianida jenis anorganik yang digunakan dalam industri metalurgi, pembuatan plastik, pengasapan, dan bahkan fotografi. Para ahli kimia berisiko sama tingginya, karena potasium dan natrium sianida adalah reagen umum yang digunakan di laboratorium. 

Tidak hanya itu, kamu memiliki risiko tinggi mengalami keracunan sianida apabila menggunakan penghapus cat kuku yang mengandung senyawa sianida organik seperti asetonitril atau metil sianida dalam jumlah yang berlebihan. Pun, mengonsumsi makanan sumber nabati tertentu seperti ceri dalam jumlah yang berlebihan. 

Baca juga: Hal Ini yang Terjadi ketika Racun Sianida Dicampurkan dalam Minuman

Bagaimana Mengenali Gejala Keracunan Sianida?

Gejala paparan sianida dapat muncul dalam beberapa detik hingga menit setelah kontaminasi terjadi. Gejalanya termasuk lemah seluruh tubuh, mual, kebingungan, sakit kepala, kesulitan bernapas, kejang, hilang kesadaran, hingga gagal jantung. Namun, seberapa parah keracunan sianida terjadi semua bergantung pada dosisnya, jenis sianida, dan berapa lama kamu mengalami paparan.

Ada dua cara berbeda yang mengindikasikan terjadinya keracunan sianida. Jika paparan sianida terjadi secara akut, efeknya sering terlihat dan cenderung membahayakan nyawa. Sementara itu, keracunan sianida kronis terjadi akibat paparan dalam jumlah yang lebih kecil dalam jangka waktu yang lama. 

Baca juga: Diagnosis yang Dilakukan untuk Deteksi Keracunan Sianida

Segera cari pertolongan jika kamu mengalami gejala yang mengarah pada keracunan sianida. Buat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat sebelum kondisinya semakin parah. Gunakan aplikasi Halodoc, jadi kamu tidak perlu lagi mengantre di rumah sakit. Pasalnya, keracunan sianida akut yang tidak mendapatkan penanganan akan berakhir pada komplikasi serius, seperti kejang, serangan jantung, dan koma. Fatalnya, keracunan sianida bisa berakhir dengan kematian. Jadi, jangan sepelekan masalah kesehatan ini, ya!

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2020. What Is Cyanide Poisoning?
WebMD. Diakses pada 2020. Cyanide Poisoning.
Medscape. Diakses pada 2020. Cyanide Toxicity.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan