Fenomena Parasocial: Dampak Sosial dan Psikologis yang Perlu Diketahui
“Parasocial bisa mengganggu kesejahteraan mental dan hubungan sosial di dunia nyata.”

DAFTAR ISI
- Apa Itu Parasocial?
- Dampak Sosial dan Psikologis Parasocial yang Perlu Diketahui
- Apa Kata Studi tentang Parasocial?
Era digital yang semakin berkembang membuat kita sering kali merasa terhubung dengan figur publik. Contohnya melalui media sosial, streaming, dan platform lainnya.
Hal ini kemudian melahirkan fenomena yang dikenal dengan istilah parasocial. Parasocial merupakan kondisi ketika individu mengembangkan hubungan emosional dengan seseorang yang mereka tidak kenal secara langsung, seperti influencer atau public figure.
Faktanya, fenomena ini dapat memberikan dampak positif, tetapi juga berisiko menimbulkan masalah sosial dan psikologis. Apa saja kira-kira? Simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini!
Apa Itu Parasocial?
Parasosial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan satu arah, yang dibangun antara individu dengan publik figur atau pengguna media sosial lainnya.
Meskipun hubungan ini tampak seperti hubungan sosial biasa, kenyataannya tidak ada interaksi langsung antara individu dan figur tersebut.
Fenomena media sosial ini sering terjadi saat seseorang merasa dekat dengan selebriti, influencer, atau karakter dalam serial yang mereka ikuti, meskipun tidak ada hubungan timbal balik.
Dampak Sosial dan Psikologis Parasocial yang Perlu Diketahui
Faktanya, fenomena parasosial dapat membawa dampak negatif pada individu. Dampak ini terjadi baik dari sisi sosial maupun psikologis.
Berikut ini sejumlah dampak sosial dan psikologis yang perlu diketahui:
1. Memicu ketergantungan emosional
Salah satu dampak negatif terbesar dari hubungan parasosial adalah ketergantungan emosional yang berkembang.
Ketika seseorang terlalu terikat pada figur publik atau selebriti, mereka mungkin mulai merasa bahwa kebahagiaan atau kesejahteraan mereka tergantung pada perhatian atau pengakuan dari figur tersebut.
Ini dapat menyebabkan perasaan tidak puas atau bahkan depresi. Terutama jika mereka merasa hubungan tersebut tidak terbalas atau tidak memberikan kepuasan emosional yang diinginkan.
Jadi, bila tidak bijak menggunakannya, media sosial juga memberi banyak dampak buruk untuk kesehatan mental. Ketahui selengkapnya pada artikel berikut ini: Hubungan Kecanduan Media Sosial dan Kesehatan Mental
2. Memicu isolasi sosial
Meskipun parasosial bisa memberikan rasa terhubung, hubungan semacam ini tidak menggantikan interaksi sosial yang nyata.
Ketika seseorang lebih fokus pada figur publik atau kehidupan selebriti, mereka cenderung mulai mengabaikan hubungan sosial yang lebih nyata dengan teman, keluarga, atau masyarakat sekitar.
Hal ini bisa mengarah pada perasaan kesepian yang lebih dalam dan keterasingan dari dunia nyata.
3. Mengalami gangguan pandangan terhadap kenyataan
Ketergantungan pada hubungan parasosial dapat menyebabkan individu merasa bahwa, hubungan mereka dengan figur publik jauh lebih dalam atau lebih pribadi daripada kenyataan.
Fenomena ini membuat seseorang percaya, kalau mereka memiliki hubungan yang lebih intim dengan selebriti atau influencer, meskipun kenyataannya hubungan tersebut hanya terjadi dalam satu arah.
Ini dapat menyebabkan kekecewaan atau frustrasi, terutama jika individu merasa bahwa, figur publik tidak memberikan perhatian yang mereka harapkan.
Kamu perlu tahu, Ini Tanda Mengalami Frustrasi, Cek Dampak Negatifnya.
Cara Mencegah Terjadinya Parasocial
1. Membangun koneksi sosial yang kuat dengan teman, keluarga, atau rekan kerja.
2. Menetapkan batasan terhadap konsumsi media sosial.
3. Sadar akan realitas sosial media dan jangan membandingkan diri sendiri dengan mereka yang berada di dunia maya.
4. Fokus melakukan kegiatan yang positif seperti belajar, bekerja, berolahraga, atau melakukan hobi.
5. Terapkan mindfulness untuk lebih memahami perasaan dan emosi diri sendiri.
4. Gangguan kesehatan mental
Tergantung pada intensitas dan durasi keterikatan, parasosial dapat berisiko menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif.
Ketika seseorang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti kehidupan orang lain, mereka dapat kehilangan rasa identitas diri atau merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri.
Hal ini sering terjadi ketika individu terlalu terfokus pada kehidupan orang lain dan tidak memberi perhatian pada perkembangan pribadi mereka.
Kamu mengalami kecemasan berlebih akibat fenomena parasocial? Berikut ini 3 Pilihan Pengobatan untuk Mengatasi Gangguan Kecemasan yang kerap direkomendasikan dokter.
Obat untuk mengatasi gangguan kecemasan bisa kamu beli hanya dengan resep dokter di Toko Kesehatan Halodoc.
5. Perilaku obsesi dan stalking
Dalam kasus yang lebih ekstrem, hubungan parasosial dapat berkembang menjadi obsesi yang merugikan.
Individu yang merasa terlalu terikat dengan figur publik, mungkin mulai menghabiskan waktu yang berlebihan untuk mengikuti setiap aspek kehidupan mereka. Hal ini termasuk mengumpulkan informasi pribadi atau bahkan melakukan stalking.
Kondisi ini bisa berkembang menjadi perilaku yang tidak sehat dan mengganggu baik bagi individu tersebut maupun figur publik yang diidolakan.
Apa Kata Studi tentang Parasocial?
Studi berjudul Exploring Parasocial Relationships in Committed Individuals yang dipublikasikan oleh Journal of Positive Psychology and Wellbeing (2024) menyebut bahwa, hubungan parasosial dapat mempengaruhi hubungan kehidupan nyata baik secara positif maupun negatif.
Penelitian ini melibatkan 10 peserta yang berusia antara 18 hingga 40 tahun, terdiri dari 5 pria dan 5 wanita yang memiliki kekaguman besar terhadap selebriti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hubungan parasosial dapat memberikan pemenuhan emosional, seperti pengelolaan suasana hati, kenyamanan, serta inspirasi dari figur yang dikagumi.
Namun, di sisi lain, hubungan ini juga dapat memicu penundaan pekerjaan, pelarian dari kenyataan, serta penurunan produktivitas.
Secara keseluruhan, hubungan parasosial menunjukkan adanya dampak positif dan negatif terhadap kesejahteraan emosional, keseimbangan kehidupan kerja, dinamika sosial, serta kepuasan dalam hubungan romantis.
Mulai sekarang, kamu perlu waspada, ya. Biasanya Kecanduan Media Sosial Bisa Menunjukkan 4 Gejala Ini.
Fenomena parasosial merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan digital saat ini.
Walaupun hubungan semacam ini bisa memberikan hiburan dan rasa koneksi, penting bagi kamu untuk tetap menjaga keseimbangan antara dunia maya dan hubungan sosial nyata.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan lain seputar parasocial atau merasa berada dalam kondisi tersebut, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat dilakukan dengan mudah dan praktis di Halodoc. Download aplikasinya sekarang juga!
Referensi:
WebMD. Diakses pada 2025. How Social Media Affects Mental Health.
Healthline. Diakses pada 2025. Parasocial Relationships and Their Impact on Mental Well-being.
Journal of Social and Clinical Psychology. Diakses pada 2025. The Psychological Effects of Parasocial Relationships.
Psychology Today. Diakses pada 2025. The Role of Parasocial Relationships in Self-Esteem.
Psychology Today. Diakses pada 2025. The Dangers of Parasocial Relationships.
American Psychological Association. Diakses pada 2025. Parasocial Relationships and Their Impact on Mental Health.
Journal of Positive Psychology and Wellbeing. Diakses pada 2025. Exploring Parasocial Relationships in Committed Individuals.
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan parasosial?
Parasosial merujuk pada hubungan satu arah yang terbentuk antara individu dengan figur publik atau media. Kondisi ini membuat seseorang merasa terhubung secara emosional meskipun tidak ada interaksi langsung.
2. Apa itu parasocial relationship disorder?
Parasocial relationship disorder adalah kondisi psikologis di mana seseorang mengalami ketergantungan emosional yang berlebihan terhadap figur publik atau selebriti, yang dapat mengganggu kesejahteraan mental dan hubungan sosial nyata.