Hal ini Ternyata Bisa Picu Terjadinya Badai Sitokin

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Oktober 2022

“Badai sitokin terjadi ketika jumlah sitokin dalam tubuh meningkat. Pemicunya bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti COVID-19 dan SARS.”

Hal ini Ternyata Bisa Picu Terjadinya Badai SitokinHal ini Ternyata Bisa Picu Terjadinya Badai Sitokin

Halodoc, Jakarta – Sistem imun tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai hal yang menyebabkan gangguan pada kesehatan. Namun, adanya gangguan pada imun tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah baru pada kesehatan. Salah satunya yaitu badai sitokin. 

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan atau gangguan fungsi pada organ tubuh sehingga memicu penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada pengidapnya. Untuk itu, simak berbagai hal yang bisa memicu munculnya badai sitokin berikut ini!

Hal yang Dapat Picu Badai Sitokin

Badai sitokin terjadi karena sistem kekebalan tubuh terlalu banyak melepaskan molekul atau protein yang dikenal dengan sitokin. Meningkatnya jumlah sitokin dapat merangsang aktivitas sel kekebalan lainnya secara berlebihan.

Aktivitas sel yang tidak terkendali ini menyebabkan kerusakan jaringan, disfungsi organ, hingga menyebabkan kematian. Badai sitokin bisa terjadi akibat dipicu oleh beberapa kondisi, seperti:

  • Sistem kekebalan merasakan adanya bahaya ketika tidak ada bahaya dalam tubuh.
  • Reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan ketika terdapat ancaman yang berbahaya.

Kondisi ini sering terjadi akibat adanya infeksi di dalam tubuh. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu oleh beberapa gangguan kesehatan tubuh lainnya.

Berikut ini penyakit yang dapat memicu badai sitokin, yaitu:

  • Gangguan imun tubuh.
  • COVID-19.
  • Flu burung.
  • Demam berdarah.
  • SARS.
  • MERS.
  • Sepsis.

Waspada Gejala Badai Sitokin

Gejala yang dialami oleh pengidap badai sitokin akan berbeda-beda. Keparahan gejala juga bisa dirasakan dari tingkat yang ringan hingga parah. Berikut ini gejala badai sitokin yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Demam.
  • Menggigil.
  • Diare.
  • Kelelahan.
  • Nyeri tubuh.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan nafsu makan.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam.
  • Batuk.

Tingkat gejala yang parah dapat menyebabkan gangguan pada salah satu organ. Tentunya gejala dialami sesuai dengan bagian organ yang terserang badai sitokin. Namun, pada pengidap COVID-19, badai sitokin dapat terjadi dengan gejala, seperti:

  • Sensasi tekanan pada bagian dada.
  • Mengalami gangguan pernapasan.
  • Pucat.
  • Kuku yang menjadi biru.

Sebaiknya segera tanyakan langsung pada dokter mengenai keluhan kesehatan yang kamu alami terkait dengan badai sitokin. Pastikan kamu mendapatkan penanganan medis agar kondisi kesehatan dapat segera membaik.

Penanganan untuk Mengatasi Badai Sitokin

Badai sitokin bisa didiagnosis dari gejala yang dialami oleh seseorang. Selain itu, perawatan dan penanganan medis adalah salah satu bagian penting dari pengobatan badai sitokin. Ada berbagai penanganan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, seperti:

  • Pemantauan secara intensif pada tanda vital tubuh.
  • Hemodialisis.
  • Memberikan sejumlah obat yang digunakan untuk mengatasi penyebab mendasar. Seperti misalnya, badai sitokin disebabkan infeksi bakteri, kondisi ini bisa ditangani dengan pemberian antibiotik.
  • Terapi oksigen.
  • Pengobatan jantung.
  • Pemasangan ventilator.
  • Pemberian cairan melalui infus.
  • Pemberian obat untuk menghambat produksi sitokin dalam tubuh.

Itulah berbagai fakta dan informasi mengenai badai sitokin. Pastikan kamu selalu menjaga kesehatan agar kekebalan tubuh dapat terhindar dari berbagai gangguan. Olahraga dan menjalankan pola makan tepat bisa membantu kamu untuk mengoptimalkan imun tubuh.

Jangan lupa penuhi kebutuhan vitamin dan mineral menggunakan suplemen. Cek kebutuhan medis yang kamu perlukan menggunakan Halodoc. Jangan lupa download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga.

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Cytokine Release Syndrome (CRS).
Healthline. Diakses pada 2022. Cytokine Storm and COVID-19: How Are They Connected?
Very Well Health. Diakses pada 2022. What Is Cytokine Storm Syndrome?