Harus Tahu, 7 Fakta Penting mengenai Botulisme

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   15 Februari 2019
Harus Tahu, 7 Fakta Penting mengenai BotulismeHarus Tahu, 7 Fakta Penting mengenai Botulisme

Halodoc, Jakarta – Keracunan makanan mungkin adalah kondisi yang cukup umum terjadi. Biasanya, seseorang bisa mengalami keracunan akibat mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri. Tapi, kamu perlu waspada terhadap botulisme, yaitu kondisi keracunan yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum.

Pasalnya, bakteri tersebut bisa menghasilkan racun yang dikenal sebagai salah satu racun terkuat, sehingga orang yang terkena botulisme bisa mengalami kondisi yang serius hingga membahayakan nyawa. Karena itu, penting bagi kamu untuk mengetahui fakta-fakta penting berikut mengenai botulisme.

1. Mengonsumsi Makanan Kaleng Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Botulisme

Makanan kaleng yang berpotensi menyebabkan botulisme adalah makanan kalengan rendah asam yang tidak dikemas dengan baik, seperti sayuran, buah-buahan, ikan dan daging. Pasalnya, bakteri C. botulinum bisa berkembang dalam makanan yang tidak dikemas baik tersebut dan menyebabkan siapa saja yang mengonsumsinya mengalami botulisme.

Jenis botulisme yang disebabkan oleh makanan disebut juga foodborne botulism. Itulah sebabnya bila kamu ingin mengonsumsi makanan kaleng, kamu dianjurkan untuk memasaknya hingga benar-benar matang.

Baca juga: Atasi Keracunan Makanan dengan Tips Ini

2. Botulisme Juga Bisa Dialami Oleh Bayi

Enggak hanya orang dewasa saja yang berisiko mengalami botulisme, bayi juga bisa terkena keracunan ini bila mengonsumsi makanan yang terkontaminasi spora bakteri C. botulinum atau bila terpapar tanah yang terdapat bakteri tersebut. Meski demikian, spora bakteri ini tidak berbahaya bagi bayi yang berusia di atas 1 tahun, karena tubuhnya sudah membangun kekebalan tubuh yang mampu melawan bakteri.

Baca juga: Jangan Panik! Ini Cara Tepat Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak

3. Bakteri Botulisme Bisa Masuk Lewat Luka

Bakteri C. botulinum juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka. Biasanya, ini lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan NAPZA suntik. Bakteri penyebab botulisme juga bisa mengontaminasi zat terlarang, seperti heroin. Saat seseorang menyuntikkan heroin, bakteri penyebab botulisme akan masuk ke dalam tubuh, kemudian berkembang dan menghasilkan racun yang menyebabkan orang tersebut mengalami wound botulisme.

4. Gejala Botulisme Akan Segera Muncul dalam Beberapa Hari

Sebenarnya, waktu kemunculan gejala botulisme bisa berbeda-beda pada setiap pengidap, tapi umumnya gejala akan muncul dalam hitungan jam sampai beberapa hari setelah terpapar racun dari bakteri. Pada foodborne botulism, gejala umumnya muncul 12–36 jam setelah racun masuk ke dalam tubuh. Begitu juga dengan infant botulism.

5. Muntah dan Diare Menjadi Pertanda Botulisme

Botulisme bersifat neuroparalitik. Itulah mengapa gejala awal botulisme biasanya berupa gangguan pencernaan akut yang diikuti oleh pusing-pusing dan muntah. Bisa juga disertai dengan diare, lelah, pening, dan sakit kepala. Tapi selain itu, pengidap juga bisa mengalami gejala-gejala lain tergantung pada penyebab dan jenis botulisme yang dialaminya:

  • Sulit menelan (disfagia) dan berbicara

  • Mulut kering

  • Otot wajah lemah

  • Gangguan penglihatan

  • Kelopak mata turun

  • Sesak napas

  • Lumpuh.

6. Botulisme Bisa Menyebabkan Kematian

Botulisme merupakan kondisi serius yang perlu diwaspadai karena dapat berakibat fatal. Pasalnya, racun yang dihasilkan bakteri Clostridium botulinum dapat menyerang sistem saraf otak, tulang belakang, dan saraf lainnya, sehingga pengidap bisa mengalami kelumpuhan otot atau paralisis. Bila tidak ditangani segera, kelumpuhan dapat menyebar ke otot yang mengontrol pernapasan dan menyebabkan henti napas yang menjadi penyebab kematian terbanyak akibat botulisme.

7. Racun Botulisme Bisa Dikeluarkan dengan Obat Pencahar

Pada kasus foodborne botulism, dokter dapat meresepkan obat pencahar guna membuang racun di sistem pencernaan. Sedangkan pada wound botulism, dokter akan menganjurkan melakukan operasi untuk membuang jaringan yang terinfeksi.

Baca juga: Begini 5 Tips Sederhana Mencegah Botulisme

Nah, itulah fakta-fakta penting mengenai botulisme yang perlu kamu tahu. Kalau kamu ingin tahu lebih jauh tentang botulisme, tanyakan saja langsung kepada ahlinya dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat untuk bertanya seputar kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan