Harus Tahu, Ini Bedanya Blefaritis dengan Bintitan

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   14 Februari 2019
Harus Tahu, Ini Bedanya Blefaritis dengan BintitanHarus Tahu, Ini Bedanya Blefaritis dengan Bintitan

Halodoc, Jakarta - Sama-sama menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata, blefaritis dan bintitan kerap disangka hal yang sama. Padahal keduanya berbeda, lho. Kalau dari segi nama, bintitan tentu lebih populer ketimbang blefaritis. Namun, kalau dari segi gejala, keduanya tampak serupa. Lalu, apa yang membedakan keduanya? Berikut penjelasannya!

Berdasarkan definisi medisnya, blefaritis adalah kondisi peradangan pada kelopak mata. Peradangan ini dapat terjadi pada kedua mata, dengan kondisi peradangan yang lebih terlihat jelas pada salah satu mata dibanding dengan mata yang lain. Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, dari berbagai rentang usia, dan bukan merupakan penyakit menular.

Sementara itu, bintitan atau yang dalam istilah medis disebut hordeolum, merupakan pembengkakan pada bagian kelopak mata. Sepintas kondisi ini memang agak mirip dengan blefaritis, tetapi bintitan biasanya akan berupa benjolan kemerahan dengan nanah di dalamnya.

Baca juga: 7 Penyakit Tak Biasa Pada Mata

Baik blefaritis maupun bintitan bukan tergolong penyakit berbahaya, karena umumnya dapat sembuh dalam waktu 1 minggu. Namun, kedua penyakit ini dapat menimbulkan rasa yang sangat tidak nyaman. Sebab pembengkakan pada kelopak mata dapat memunculkan rasa mengganjal dan terkadang disertai rasa nyeri.

Beberapa Hal yang Membedakannya

Bicara soal perbedaan, ada beberapa hal mendasar yang membedakan blefaritis dan bintitan, yaitu:

1. Penyebabnya

Untuk blefaritis, belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebabnya. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Salah satunya adalah reaksi alergi akibat ketidakcocokan penggunaan kosmetik, atau menggunakan kosmetik yang sudah kedaluwarsa. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang juga dapat memicu munculnya blefaritis, antara lain:

  • Infeksi bakteri.

  • Kelainan pada kelenjar minyak.

  • Efek samping penggunaan obat.

  • Terdapat kutu pada bulu mata.

Sementara itu, bintitan disebabkan oleh penyumbatan pada kelenjar minyak. Kelenjar ini terletak di sepanjang tepi kelopak mata, dan berfungsi sebagai penghasil minyak. Jika terjadi penyumbatan pada bagian ini, kelancaran drainase kelenjar minyak akan terganggu dan bakteri akan terjebak di dalam kelenjar, sehingga terjadilah infeksi yang memicu peradangan. Pada sebagian besar kasus, bintitan terjadi akibat adanya infeksi bakteri jenis Staphylococcus aureus atau staph.

Seperti blefaritis, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya bintitan, yaitu:

  • Mengidap penyakit mata lainnya.

  • Kurangnya kebersihan pada kelopak mata.

  • Pernah mengidap penyakit bintitan. Biasanya, penyakit ini sering kambuh di lokasi yang sama.

Baca juga: Bukan Karena Suka Ngintip, Bintitan Disebabkan Bakteri

2. Lokasi Terjadinya

Blefaritis umumnya terjadi pada kedua mata. Namun, gejala yang timbul akan lebih parah pada salah satu kelopak mata saja. Sementara itu, bintitan umumnya terjadi pada salah satu kelopak mata, meski dapat juga muncul pada dua kelopak mata secara bersamaan. Berdasarkan lokasi peradangannya, bintitan terbagi menjadi 2, yaitu internal yang terjadi di dalam garis bulu mata, dan eksternal yang terjadi di luar bulu mata.

3. Gejalanya

Meski terlihat mirip, ada beberapa perbedaan gejala antara blefaritis dan bintitan. Gejala yang umum muncul jika terserang blefaritis adalah:

  • Mata merah.

  • Kelopak mata terasa gatal.

  • Bengkak dan kemerahan pada kelopak mata.

  • Mata terasa berpasir.

  • Penglihatan buram.

  • Kelopak mata menjadi lengket.

  • Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.

  • Pertumbuhan bulu mata tidak normal.

  • Sering mengedipkan mata.

  • Pengelupasan kulit di sekitar mata.

  • Mata tampak kering atau bisa juga tampak berair.

  • Mata merasakan sensasi terbakar atau tersengat.

  • Bulu mata rontok.

Baca juga: Kenapa Mata Sering Berair Tiba-tiba?

Sementara itu, bintitan memiliki ciri berupa benjolan merah mirip jerawat yang muncul pada kelopak mata, yang biasanya menimbulkan rasa sakit. Gejala-gejala lain yang mungkin dirasakan oleh pengidap bintitan adalah:

  • Mata berair.

  • Sensasi seperti adanya benda asing pada mata.

  • Penglihatan kabur.

  • Terkadang terdapat titik yang berwarna kekuning-kuningan pada area yang membengkak. Ini akan menjadi jalan keluar untuk nanah ketika bintitan itu pecah.

Meski bukan tergolong penyakit berbahaya, bintitan dapat menjadi berbahaya jika mengalami hal-hal berikut ini:

  • Gangguan penglihatan.

  • Putih mata memerah.

  • Terdapat krusta pada kelopak mata.

  • Bintitan mengeluarkan darah dan rasa sakit yang hebat.

Itulah sedikit penjelasan tentang perbedaan blefaritis dan bintitan. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Talk to a Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan