halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close

Penyakit Mata

REVIEWED_BY  dr. Budiyanto, MARS  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa itu Penyakit Mata (Sakit Mata)?
  • Penyebab Penyakit Mata
  • Faktor Risiko Penyakit Mata
  • Gejala Penyakit Mata
  • Rekomendasi Dokter Spesialis Mata di Halodoc
  • Diagnosis Penyakit Mata
  • Pengobatan Penyakit Mata
  • Komplikasi Penyakit Mata
  • Pencegahan Penyakit Mata
  • Kapan Harus ke Dokter?

Apa itu Penyakit Mata (Sakit Mata)?

Mata adalah organ penglihatan yang penting bagi kehidupan. Itu sebabnya, kamu perlu menjaga kesehatannya agar tidak sakit mata atau terkena penyakit mata.

Beberapa penyakit mata mungkin bersifat sementara dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa komplikasi.

Namun, masalah mata yang datang tiba-tiba dan berlangsung serius seringkali memiliki gejala yang tiba-tiba juga.

Penyebab Penyakit Mata

Penyebab penyakit mata belum diketahui penyebab secara pasti. Namun, kondisi ini dapat dipicu oleh sejumlah faktor.

Berikut adalah 30 jenis penyakit mata yang perlu kamu waspadai: 

1. Katarak

Katarak menyebabkan lensa mata menjadi berawan, sehingga penglihatan tampak kabur pada awalnya.

Pengidap katarak biasanya kesulitan melihat di malam hari, peka terhadap cahaya, dan tidak bisa membedakan warna dengan jelas.

2. Glaukoma

Glaukoma mengikis dan merusak saraf optik yang menunjang penglihatan mata.

Kerusakan saraf optik bisa terjadi karena timbunan cairan dalam mata yang meningkatkan tekanan di dalam bola mata. 

Ada dua jenis glaukoma, yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup.

Keduanya bisa disebabkan oleh faktor usia, keturunan, komplikasi hipertensi pada mata, komplikasi diabetes, hingga penyakit mata tertentu seperti ablasi retina dan retinitis (infeksi peradangan retina).

3. Masalah Refraksi Mata

Masalah refraksi mata adalah gangguan penglihatan yang menyebabkan cahaya masuk tidak terpusat langsung ke retina.

Kelainan refraksi menyebabkan kebutaan sebesar 9,5 persen di Indonesia.

Beberapa kelainan refraksi pada mata, yaitu rabun dekat, rabun jauh, astigmatisme, dan presbiopi.

Jika mengalami rabun jauh, Ini Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Perawatannya.

4. Konjungtivitis (Mata Merah)

Konjungtivitis atau mata merah adalah peradangan atau infeksi pada selaput transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata, dan menutupi bagian putih bola mata.

Ketika pembuluh darah kecil di bagian konjungtiva mengalami peradangan, warna merah lebih terlihat dan menutupi bagian putih dari bola mata.

Selain mengganggu penglihatan, nyeri pada mata juga menimbulkan rasa tidak nyaman. Kamu bisa menghubungi Dokter Spesialis Ini yang Bisa Bantu Atasi Sakit Mata.

5. Pterygium

Pterigium adalah gangguan mata akibat adanya selaput lendir yang menutupi bagian putih mata.

Penyakit mata ini sering terjadi akibat sering terpapar radiasi sinar matahari.

Adanya selaput lendir tersebut juga membuat mata seperti kelilipan benda asing. Gejalanya meliputi mata merah, pandangan kabur, serta mata yang terasa gatal atau panas.

Catat, Ini Dokter Spesialis Mata yang Bisa Bantu Pengobatan Pterygium

6. Amblyopia (Mata Malas)

Amblyopia, atau mata malas, sering terjadi pada anak-anak. Penyakit mata ini terjadi ketika penglihatan pada salah satu mata berkurang karena mata dan otak tidak dapat bekerja sama dengan baik. 

Ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab mata malas atau amblyopia.

Contohnya strabismus, ketidakseimbangan posisi kedua mata, rabun jauh, rabun dekat, atau astigmatisme pada satu mata.

7. Strabismus

Strabismus adalah istilah untuk menggambarkan ketidakseimbangan posisi kedua mata, sehingga mata terlihat juling.

Penyakit mata ini terjadi akibat kurangnya koordinasi antar mata, sehingga mata melihat ke arah yang berbeda dan tidak fokus secara bersamaan pada satu titik. 

8. Buta Warna

Ketika seseorang tidak dapat melihat warna tertentu, atau tidak dapat membedakan beberapa warna, kemungkinan ia mengalami buta warna.

Penyakit mata ini terjadi ketika sel-sel warna di mata (sel kerucut) tidak ada atau tidak berfungsi. 

Saat paling parah, seseorang hanya bisa melihat dalam bayangan abu-abu, tapi kondisi ini jarang terjadi.

Kebanyakan orang yang memiliki kondisi ini mendapatkannya sejak lahir.

Namun, bisa juga terjadi akibat konsumsi obat-obatan dan penyakit tertentu. Nah, Ini 3 Jenis Buta Warna yang Perlu Diketahui.

9. Presbiopia

Penyakit mata ini terjadi ketika seseorang kehilangan kemampuan melihat objek dekat atau tulisan yang kecil.

Setelah seseorang berusia 40 tahun atau lebih, biasanya perlu melihat bahan bacaan lebih jauh dari mata agar lebih mudah dibaca.

10. Mata Kering

Mata kering terjadi ketika mata tidak mampu menghasilkan air mata dalam jumlah cukup dan berkualitas.

Seseorang mungkin merasa seperti ada sesuatu di dalam mata atau mengalami sensasi terbakar.

Dalam kasus yang parah, kekeringan ekstrem dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Namun, hal tersebut jarang terjadi. 

Jika kamu sering mengalami mata kering, Ini Daftar Dokter Spesialis Mata di Halodoc yang Bisa Dihubungi untuk bantu atasi kondisi yang kamu alami.

11. Alergi

Alergi mata juga dapat menjadi penyebab sakit mata secara umum. Kondisi ini terjadi akibat reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat atau alergen (zat pemicu alergi) yang masuk ke mata.

Ada sejumlah faktor yang dapat menjadi alergen penyebab alergi mata. Mulai dari makanan tertentu, polusi, asap, debu hingga penggunaan riasan pada area mata.

12. Cedera Mata

Cedera pada mata dapat terjadi akibat beberapa kondisi, meliputi:

  • Masuknya benda atau partikel asing ke mata. 
  • Paparan bahan kimia, misalnya paparan sabun ketika mandi. 
  • Hantaman benda tumpul, luka tusuk pada mata, atau cedera akibat terjatuh. 

Cedera pada mata ada yang bersifat ringan dan berat. Pada kasus yang ringan, cedera mata umumnya hanya menimbulkan nyeri dan kemerahan pada mata, serta mata berair.

Kendati demikian, cedera mata berat membutuhkan penanganan dari dokter. 

13. Keratitis

Keratitis adalah peradangan pada kornea. Gejalanya meliputi mata merah, nyeri, sensitif terhadap cahaya, dan penglihatan kabur.

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit, cedera, atau penggunaan lensa kontak yang tidak tepat.

Obat tetes mata antibiotik, antivirus, atau antijamur, atau obat tetes mata anti-inflamasi bisa membantu meredakan kondisi ini.

14. Uveitis

Uveitis adalah peradangan pada uvea, lapisan tengah mata yang terdiri dari iris, badan siliaris, dan koroid.

Uveitis ditandai dengan mata merah, nyeri, sensitif terhadap cahaya, penglihatan kabur, atau floaters, serta dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, atau cedera.

Pengobatan uveitis meliputi obat tetes mata kortikosteroid, obat oral kortikosteroid, atau obat imunosupresan.

15. Endophthalmitis

Endophthalmitis adalah infeksi berat di dalam mata, yang muncul disertai nyeri mata yang parah, mata merah, penglihatan kabur, dan sensitivitas terhadap cahaya.

Kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur setelah operasi mata atau cedera.

Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik atau antijamur yang disuntikkan ke dalam mata atau operasi.

16. Selulitis Orbitalis

Selulitis orbitalis adalah infeksi pada jaringan di sekitar mata, dengan gejala berupa kelopak mata merah dan bengkak, nyeri mata, demam, dan kesulitan menggerakkan mata.

Antibiotik intravena dapat diberikan untuk meredakan kondisi ini.

17. Neuritis Optik

Neuritis optik adalah peradangan pada saraf optik, yang dipicu oleh multiple sclerosis, infeksi, atau penyakit autoimun.

Gejalanya yaitu penglihatan kabur, nyeri mata, kehilangan penglihatan warna, dan pupil yang tidak bereaksi terhadap cahaya.

Kondisi ini dapat diredakan dengan obat Kortikosteroid.

18. Ptosis (Kelopak Mata Turun)

Ptosis adalah kondisi ketika kelopak mata atas turun yang disebabkan oleh kelemahan otot kelopak mata, kerusakan saraf, atau penuaan.

Operasi untuk mengangkat kelopak mata dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.

19. Kalazion

Kalazion adalah benjolan kecil di kelopak mata yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak.

Pengobatan dapat dilakukan dengan mengompres air hangat, pijat kelopak mata, atau suntikan kortikosteroid.

20. Hordeolum (Bintitan)

Hordeolum adalah infeksi pada kelenjar minyak di kelopak mata, yang ditandai dengan benjolan merah, nyeri, dan bengkak di kelopak mata.

Bintitan dapat diatasi dengan mengompres air hangat atau pemberian obat tetes mata antibiotik.

21. Blefaritis

Blefaritis adalah peradangan kronis pada kelopak mata yang biasanya terjadi di bagian tempat tumbuhnya bulu mata. Kondisi ini menyebabkan mata menjadi merah, terasa gatal, muncul kerak atau sisik di tepi kelopak mata, dan bisa menimbulkan rasa terbakar atau sensasi berpasir di mata.

Penyebabnya bisa beragam, mulai dari infeksi bakteri, gangguan pada kelenjar minyak kecil di kelopak mata, hingga reaksi alergi. Meski tidak menular, blefaritis perlu ditangani dengan menjaga kebersihan mata secara rutin, kompres hangat, dan obat dari dokter jika ada infeksi.

22. Retinopati Diabetik

Retinopati diabetik adalah komplikasi serius dari diabetes yang menyerang pembuluh darah kecil di retina. Gula darah yang tinggi secara terus-menerus dapat merusak pembuluh darah ini, menyebabkan kebocoran cairan, pembengkakan, atau pertumbuhan pembuluh darah abnormal yang bisa mengganggu penglihatan.

Gejala awal mungkin tidak terasa, tapi jika dibiarkan, kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan permanen. Pengendalian gula darah yang baik dan pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada retina.

23. Degenerasi Makula

Degenerasi makula adalah penyakit mata yang menyerang makula, bagian retina yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral yang tajam dan jelas. Penyakit ini umum terjadi seiring pertambahan usia, sehingga sering disebut age-related macular degeneration (AMD).

Gejala yang muncul antara lain kesulitan melihat detail halus, penglihatan tampak buram di bagian tengah, dan kesulitan mengenali wajah. Meski tidak menyebabkan kebutaan total, degenerasi makula dapat mengganggu aktivitas harian seperti membaca atau mengemudi.

24. Ablasio Retina

Ablasio retina terjadi saat retina terlepas dari lapisan jaringan pendukungnya di bagian belakang mata. Kondisi ini adalah keadaan darurat yang harus segera ditangani karena dapat menyebabkan kebutaan permanen jika tidak mendapatkan pengobatan cepat.

Gejala yang muncul meliputi kilatan cahaya, munculnya bayangan seperti tirai, atau penurunan penglihatan secara tiba-tiba. Penanganan medis biasanya melibatkan operasi untuk menempelkan kembali retina ke posisi semula.

25. Dakriosistitis

Dakriosistitis adalah infeksi pada kantung air mata (sac lacrimal) yang biasanya terjadi akibat sumbatan pada saluran air mata. Infeksi ini menyebabkan mata tampak bengkak, merah, nyeri di sudut mata, serta keluar cairan atau nanah.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang mengalami infeksi sinus atau trauma di sekitar mata. Penanganan dakriosistitis bisa meliputi pemberian antibiotik atau tindakan pembedahan ringan untuk membuka sumbatan pada saluran air mata.

26. Episkleritis

Episkleritis adalah peradangan ringan pada episklera, yaitu lapisan jaringan tipis di atas sklera (bagian putih mata). Kondisi ini umumnya menyebabkan kemerahan pada salah satu bagian bola mata, disertai rasa tidak nyaman atau nyeri ringan.

Penyebab episkleritis belum selalu diketahui, namun bisa berkaitan dengan penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis. Kebanyakan kasus bersifat ringan dan bisa sembuh sendiri, namun pada kondisi tertentu bisa memerlukan tetes mata anti-inflamasi.

27. Oftalmoplegia

Oftalmoplegia adalah kondisi ketika otot-otot penggerak bola mata mengalami kelumpuhan sebagian atau menyeluruh. Akibatnya, pengidap kesulitan menggerakkan mata ke satu arah atau lebih, dan bisa mengalami penglihatan ganda.

Penyebabnya bisa bervariasi, mulai dari gangguan saraf, stroke, cedera kepala, hingga infeksi tertentu. Penanganan tergantung pada penyebabnya, dan bisa meliputi terapi fisik, obat-obatan, atau tindakan operasi jika diperlukan.

28. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa adalah penyakit mata genetik yang menyebabkan kerusakan bertahap pada retina. Gejalanya biasanya dimulai dengan kesulitan melihat di tempat gelap (rabun senja), diikuti oleh penyempitan penglihatan tepi (tunnel vision), dan dalam beberapa kasus, kehilangan penglihatan total.

Penyakit ini berkembang secara perlahan dan tidak memiliki pengobatan yang benar-benar menyembuhkan, namun penggunaan alat bantu visual dan terapi gen sedang dikembangkan untuk memperlambat progresivitasnya.

29. Skleritis

Skleritis adalah peradangan parah pada sklera (bagian putih mata) yang menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan terkadang gangguan penglihatan. Tidak seperti episkleritis yang ringan, skleritis sering menandakan adanya kondisi autoimun yang lebih serius, seperti rheumatoid arthritis atau lupus.

Pengobatan skleritis biasanya memerlukan obat antiinflamasi seperti steroid atau imunosupresan, dan penanganan penyakit sistemik yang mendasarinya.

30. Trakoma

Trakoma adalah infeksi bakteri kronis pada mata yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Penyakit ini sering terjadi di daerah dengan kebersihan rendah, terutama di negara berkembang. Infeksi berulang dapat menyebabkan jaringan parut pada kelopak mata, membuat bulu mata tumbuh ke dalam dan menggores kornea, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

Trakoma bisa dicegah dengan menjaga kebersihan wajah dan akses air bersih, serta diobati dengan antibiotik seperti azitromisin.

Faktor Risiko Penyakit Mata

Faktor risiko penyakit mata dapat dibedakan menjadi beberapa kondisi, yaitu:

  • Penggunaan gawai berlebihan. Sinar biru dari gawai yang digunakan berlebihan dapat menyebabkan mata kelelahan atau mata kering. Kebiasaan ini akan berdampak lebih buruk pada anak berusia di bawah 18 tahun. 
  • Pola hidup yang tidak sehat. Misalnya, kurang mengonsumsi makanan sehat dan bergizi. Contohnya seperti wortel, sayuran berwarna hijau, buah-buahan, dan ikan yang mengandung omega-3 tinggi.
  • Penggunaan lensa kontak. Jika digunakan terlalu lama dan tidak dijaga kebersihannya, penggunaan lensa kontak dapat meningkatkan risiko penyakit mata, khususnya mata merah. 
  • Usia. Semakin tua usia seseorang, maka semakin menurun pula kualitas fungsi mata. 
  • Genetik. Beberapa penyakit mata bisa diturunkan.
  • Penyakit tertentu. Penyakit seperti diabetes atau tumor memiliki komplikasi yang mempengaruhi penglihatan. 

Gejala Penyakit Mata

Gejala sakit mata menimbulkan berbagai kondisi yang menyebabkan ketidaknyaman. Sakit mata kerap menghambat aktivitas pengidapnya.

Adapun gejala umum dari sakit mata adalah: 

  • Mata merah.
  • Terasa nyeri.
  • Gatal.
  • Kering.
  • Berair.
  • Pandangan kabur atau berbayang.
  • Kepala terasa pusing saat memfokuskan titik penglihatan pada satu objek.

Jika merasakan gejala-gejala di atas dengan intensitas yang cukup mengganggu aktivitas, segera hubungi dokter spesialis di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Klik gambar di bawah ini.

chat dokter mata halodoc

Rekomendasi Dokter Spesialis Mata di Halodoc

Apabila kamu atau orang terdekat memiliki gejala penyakit mata yang tak kunjung membaik, sebaiknya segera hubungi dokter di Halodoc untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Dokter juga mungkin bisa memberikan resep obat tetes mata yang sesuai dengan kondisi dan gejala yang kamu rasakan.

Nah, berikut beberapa dokter spesialis mata yang sudah berpengalaman yang bisa kamu hubungi. 

Dokter-dokter ini juga mendapatkan rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.

Ini daftarnya:

  • dr. Febria Restissa Sp.M
  • dr. Cynthia Dewi M M.Biomed, Sp.M
  • dr. Lilianty Fauzi Sp.M, M.Kes
  • dr. Kartini Wulan Sp.M

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. 

Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.

Ayo hubungi dokter di Halodoc sekarang juga!

Diagnosis Penyakit Mata

Sakit mata perlu mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan dari dokter spesialis mata.

Dalam diagnosis penyakit mata, dokter akan menelusuri riwayat kesehatan dan keluhan pada mata yang dialami untuk mengetahui faktor penyakit mata dan seberapa berat gejalanya.

Berikut opsi pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit mata:

1. Pemeriksaan mata

Dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh dengan menggunakan berbagai alat.

Sebagai contoh, oftalmoskop untuk melihat bagian dalam mata seperti retina dan tonometer untuk mengukur tekanan mata.

Dokter juga bisa menggunakan slit lamp untuk memeriksa berbagai struktur mata secara mendetail.

2. Tes penglihatan

Pemeriksaan untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan mata untuk melihat dengan jelas dan fokus pada berbagai jarak.

Tes ini mencakup tes dengan papan optotipe untuk membaca huruf atau angka pada jarak tertentu.

3. Tes lapang pandang

Selanjutnya ada tes lapang pandang untuk mengukur kemampuan mata untuk melihat objek di berbagai arah tanpa harus bergerak.

Pemeriksaan ini penting mendeteksi masalah penglihatan perifer.

4. Tes warna

Tes warna bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kemampuan mata untuk membedakan warna. Ini bisa membantu mendeteksi masalah warna pada mata.

5. Tes refraksi

Sedangkan tes refraksi berfungsi mengukur kesalahan refraksi mata, seperti miopia, hipermetropia, atau astigmatisme.

Ini membantu dokter menentukan apakah pasien membutuhkan kacamata atau lensa kontak untuk koreksi penglihatan.

6. Tes tambahan

Terkadang, dokter dapat melakukan tes tambahan sesuai kebutuhan, misalnya tes ketajaman visual kontras, gonioskopi (untuk mendiagnosis glaukoma), atau tes keratometri (untuk mengukur lengkung kornea).

Setelah semua pemeriksaan dilakukan, dokter akan mengevaluasi hasilnya dan membuat diagnosis berdasarkan temuan-temuan tersebut.

Jika didiagnosis dengan penyakit mata, dokter akan merumuskan rencana perawatan yang sesuai.

Pengobatan Penyakit Mata

Pengobatan sakit mata bervariasi, tergantung dari penyebabnya. Ada sakit mata ada yang bisa sembuh dengan sendirinya.

Tetapi ada juga sakit mata yang memerlukan penanganan dokter.  Bila penyebab sakit mata adalah akibat dari  infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan obat tetes atau salep mata antibiotik. 

Namun, jika penyebab sakit mata adalah glaukoma, dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan tekanan bola mata pengidapnya.

Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan operasi jika perawatan menggunakan obat tak membuahkan hasil. 

Selain dengan pengobatan medis dari dokter, pengidap sakit mata juga dapat meringankan keluhan kondisi ini dengan cara dan bahan alami, seperti: 

1. Menggunakan larutan saline

Cara mengobati sakit mata dengan bahan alami pertama adalah menggunakan larutan garam atau saline.

Sebab, garam memiliki sifat antibakteri yang dapat menghilangkan kuman penyebab infeksi mata.

Menariknya lagi, garam juga efektif untuk mengatasi mata yang kering dan membersihkan organ tersebut. 

Karena itu, cobalah untuk meneteskan larutan garam pada mata yang terinfeksi. 

Untuk intensitasnya, kamu dapat meneteskan larutan garam sebanyak tiga sampai empat kali sehari dan keringkan secara hati-hati menggunakan tisu.

Pastikan untuk menghindari menggosok mata dengan tangan kotor. Lantaran hal ini bisa memperburuk gejala.

2. Menggunakan Kompres Dingin

Menggunakan kompres dingin juga dapat membantu meringankan gejala sakit mata. Khususnya pada kelopak mata yang memar dan bengkak.

Untuk melakukannya, kamu perlu merendam kain handuk dalam air dingin selama beberapa waktu.

Setelahnya, kamu bisa mengompres kelopak mata yang memar sekitar 10-15 menit. 

3. Mengompres Mata dengan Kantung Teh

Kamu juga bisa menggunakan kantung teh hijau, hitam atau chamomile untuk mengompres mata yang sakit.

Alasannya, teh memiliki kandungan antioksidan yang cukup efektif untuk meringankan gejala sakit mata. Contohnya seperti mata merah, kering dan bengkak. 

Untuk melakukannya, kamu dapat mendinginkan kantung teh yang basah selama beberapa saat.

Kemudian, kompres bagian mata yang sakit sebanyak dua sampai tiga kali sehari selama 20-30 menit. 

4. Kompres Hangat

Selayaknya kompres dingin, kompres hangat juga dapat membantu meringankan gejala sakit mata. Contohnya seperti mata kering, merah atau bengkak.

Namun, mengompres mata dengan kompres hangat juga dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan membuat otot mata menjadi lebih rileks.

Komplikasi Penyakit Mata

Terdapat beberapa komplikasi kondisi ini yang perlu diwaspadai.

Komplikasi yang timbul bisa berbeda-beda berdasarkan penyakit yang mendasari, contohnya:

  • Katarak: jika tidak segera diobati, katarak bisa menjadi “hyper-mature”, suatu kondisi yang membuatnya lebih sulit dihilangkan. Kondisi terburuk yang bisa terjadi yaitu kebutaan total.
  • Glaukoma: kondisi glaukoma menyebabkan kehilangan penglihatan permanen ataupun kebutaan.
  • Amblyopia: komplikasi yang bisa dialami amblyopia yaitu kebutaan, mata tidak sejajar, dan penglihatan sentral.
  • Konjungtivitis: komplikasi berupa peradangan pada kornea yang mempengaruhi penglihatan.
  • Buta warna: komplikasi terasa selama pengalaman belajar atau melihat yang jadi tidak maksimal.
  • Mata kering: komplikasi dapat berupa infeksi mata, kerusakan pada permukaan mata, dan kualitas hidup menurun.

Hal yang perlu kamu ingat, penyakit mata yang tidak ditangani segera atau tidak mendapatkan perawatan bisa menyebabkan kebutaan atau kerusakan permanen. 

Nah, jika kamu mengalami Mata Merah Akibat Konjungtivitis, Dokter Ini Bisa Bantu Pengobatannya.

Pencegahan Penyakit Mata

Kesehatan mata perlu dijaga untuk meminimalisir risiko penyakit mata. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata:

  • Periksakan mata secara teratur. Pemeriksaan mata rutin dapat membantu mendeteksi penyakit mata sejak dini.
  • Lindungi mata dari sinar UV. Gunakan kacamata hitam saat berada di luar ruangan.
  • Jaga kesehatan tubuh dengan mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol.
  • Berhenti merokok, sebab merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit mata.
  • Konsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin dan mineral penting untuk kesehatan mata.
  • Istirahatkan mata. Jika kamu bekerja di depan komputer atau gadget dalam waktu lama, istirahatkan mata setiap 20 menit dengan melihat objek yang berjarak 20 kaki selama 20 detik (aturan 20-20-20).

Cara menjaga kesehatan mata juga dapat dilakukan dengan tidak mengabaikan berbagai masalah pada mata.

Jika terasa seperti ada butiran pasir di mata, bilas dengan air bersih. 

Bila mata terasa gatal atau berubah merah, atasi dengan obat tetes mata atau kompres dingin.

Segera periksakan ke dokter mata jika mengalami gejala-gejala di atas, atau ketika mata terasa sakit, bengkak, sensitif terhadap cahaya, bintik-bintik gelap mengambang ketika melihat, atau setiap kali tidak dapat melihat secara normal.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu mengalami keluhan gejala yang mengarah ke sakit mata, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan kondisi ke dokter.

Segera periksakan diri ke dokter mata jika kamu mengalami gejala-gejala berikut:

  • Penurunan penglihatan mendadak
  • Nyeri mata yang parah
  • Mata merah dan bengkak
  • Penglihatan ganda
  • Floaters atau kilatan cahaya
  • Kesulitan melihat di malam hari

Dengan begitu, kamu akan mendapatkan penanganan yang tepat. Supaya lebih praktis, kamu bisa melalui aplikasi Halodoc.

Jangan tunda sebelum kondisinya semakin memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Artikel ini diperbarui pada 23 Juni 2025
Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2023. An Introduction to Eyes and How They Work
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2023. Common Eye Disorders and Diseases.
American Academy of Ophthalmology. Diakses pada 2023. Eye Health A-Z.
WebMD. Diakses pada 2023. Top Causes of Eye Problems.
Very Well Health. Diakses pada 2023. Common Eye Problems: Causes and Treatment.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. Common Eye Diseases and Vision Problems.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp