Hati-Hati, 2 Hal ini Bisa Sebabkan Alergi Telur

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Januari 2019
Hati-Hati, 2 Hal ini Bisa Sebabkan Alergi TelurHati-Hati, 2 Hal ini Bisa Sebabkan Alergi Telur

Halodoc, Jakarta - Telur adalah salah satu makanan sehat yang bisa menjadi penyebab alergi paling umum untuk anak-anak. Seorang anak yang mengalami alergi telur biasanya mengalami gejala ringan hingga berat dan dapat termasuk ruam kulit, gatal-gatal, hidung tersumbat, dan muntah atau masalah pencernaan lainnya. Gejala tersebut muncul beberapa menit hingga beberapa jam setelah makan telur atau makanan yang mengandung telur.

Penyebab alergi telur pada anak adalah karena sistem pencernaan anak tidak bisa mencerna protein dalam telur dan tubuh menganggapnya sebagai hal yang berbahaya. Sistem kekebalan tubuh secara keliru mengidentifikasi protein telur tertentu sebagai zat yang berbahaya. Ketika anak bersentuhan dengan protein telur, sel-sel sistem kekebalan tubuh (antibodi) mengenalinya dan memberi sinyal sistem kekebalan untuk melepaskan histamin dan bahan kimia lain yang menyebabkan tanda dan gejala alergi.

Meski jarang terjadi, alergi telur dapat menyebabkan syok anafilaktik, yaitu reaksi tubuh yang cukup mengancam jiwa. Alergi telur dapat terjadi sejak bayi. Sebagian besar anak-anak dapat sembuh sendiri terhadap alergi telur sebelum menginjak usia remaja. Selain dari telur langsung, beberapa hal ini juga bisa menjadi penyebab alergi telur, yaitu:

Baca Juga: Kenali Alergi Anak dari Gejala-Gejalanya

  • Makanan Lain. Sayangnya, meskipun beberapa makanan telah diberi label bebas telur, masih terdapat makanan yang mengandung protein telur. Jadi, beberapa makanan ini adalah penyebab alergi telur yang patut kamu waspadai, di antaranya:

  • Marshmallow.

  • Mayones.

  • Makanan yang mengandung tepung roti.

  • Marsepein.

  • Lapisan gula.

  • Daging olahan, seperti bakso.

  • Puding.

  • Saus salad.

  • Pasta.

  • Pretzel.

  • Vaksin. Tidak hanya makanan di atas, beberapa jenis vaksinasi dapat memunculkan reaksi seperti yang terjadi saat seseorang mengalami alergi telur. Vaksin tersebut antara lain:

  • Vaksin Campak-Gondok-Rubela (MMR), walaupun telur digunakan untuk memproduksi vaksin ini tetapi umumnya vaksin ini aman untuk anak-anak dengan alergi telur.

  • Vaksin Flu (Influenza), terkadang vaksin ini mengandung sejumlah kecil protein telur. Namun, vaksin flu yang tidak mengandung protein ini disetujui untuk digunakan pada orang dewasa yang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin yang memiliki protein telur dapat diberikan secara aman kepada kebanyakan orang dengan alergi telur tanpa masalah.

  • Vaksin Demam Kuning,  vaksin ini dapat memicu reaksi alergi pada beberapa orang yang memiliki alergi telur. Vaksin ini umumnya diberikan kepada para pelancong yang memasuki negara-negara yang memiliki risiko tertular demam kuning. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk orang dengan alergi telur, tetapi dapat diberikan di bawah pengawasan medis setelah pengujian reaksi alergi.

Vaksin lain umumnya tidak berisiko dan tidak menjadi penyebab alergi telur. Tetapi tanyakan kepada dokter untuk memastikannya aman. Jika dokter khawatir tentang vaksin, ia dapat mengujinya untuk melihat apakah vaksin tersebut akan memungkinkan menyebabkan reaksi.

Faktor Risiko Alergi Telur

Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan risiko mengembangkan alergi telur, yaitu:

  • Dermatitis Atopik. Anak-anak dengan jenis reaksi kulit ini mengalami alergi makanan daripada anak-anak yang tidak memiliki masalah kulit.

  • Riwayat Keluarga. Seorang anak lebih berisiko mengalami alergi makanan jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita asma, alergi makanan atau jenis alergi lainnya seperti demam, gatal-gatal atau eksim.

  • Usia. Alergi telur paling umum terjadi pada anak-anak. Dengan bertambahnya usia, sistem pencernaan menjadi lebih matang dan reaksi makanan akibat alergi cenderung berkurang.

Baik itu bagian kuning telur dan putih telur, keduanya sama-sama mengandung protein yang dapat menyebabkan alergi. Namun, alergi terhadap putih telur adalah yang paling umum. Selain itu, sangat mungkin bagi bayi yang diberi ASI untuk memiliki reaksi alergi terhadap protein telur dalam ASI jika ibu mengkonsumsi telur.

Baca Juga: Benarkah Alergi Makanan Bisa Mengintai Seumur Hidup?

Untuk mengatasi reaksi alergi yang parah atau anafilaksis, perlu menggunakan suntikan epinephrine. Namun, sebaiknya hindari semua hal yang menjadi penyebab alergi telur dan segera pergi ke rumah sakit agar gejala-gejala alergi benar-benar hilang. Kamu bisa membeli obat alergi di Halodoc lho. Jadi, tidak perlu repot-repot keluar rumah, tinggal order lewat fitur Apotik Antar, dan pesananmu akan diantar dalam waktu satu jam. Jadi, tunggu apa lagi? Download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.