Hikikomori: Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya
Hikikomori adalah kondisi ketika seseorang menarik diri dari kehidupan sosial dan mengisolasi diri di rumah dalam jangka waktu lama.

Daftar Isi:
- Apa Itu Hikikomori?
- Gejala Hikikomori
- Penyebab Hikikomori
- Diagnosis Hikikomori
- Cara Mengatasi Hikikomori
- Komplikasi Hikikomori
- Pencegahan Hikikomori
- Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Hikikomori adalah fenomena sosial berupa penarikan diri ekstrem dari masyarakat.
Kondisi ini ditandai dengan mengurung diri di rumah dalam jangka waktu yang lama, biasanya enam bulan atau lebih.
Meskipun pertama kali diidentifikasi di Jepang, hikikomori kini menjadi perhatian global karena peningkatan kasus di berbagai negara.
Apa Itu Hikikomori?
Hikikomori secara harfiah berarti “menarik diri” atau “mengurung diri”. Ini adalah kondisi psikologis dan sosial ketika seseorang memilih untuk mengisolasi diri dari semua bentuk interaksi sosial.
Menurut International Journal of Environmental Research and Public Health, hikikomori bukan hanya sekadar rasa malu atau keinginan untuk menyendiri, melainkan penarikan diri yang ekstrem dan berkepanjangan.
Kondisi ini berbeda dengan gangguan kecemasan sosial atau agorafobia, meskipun beberapa gejala mungkin serupa. Hikikomori lebih mengarah pada pilihan aktif untuk menghindari masyarakat, seringkali sebagai respons terhadap tekanan sosial atau kesulitan pribadi.
Gejala Hikikomori
Gejala hikikomori bervariasi pada setiap individu, tetapi ada beberapa tanda umum yang perlu diperhatikan:
- Menarik diri dari semua interaksi sosial, termasuk keluarga dan teman.
- Mengurung diri di rumah selama enam bulan atau lebih.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya dinikmati.
- Perubahan pola tidur dan makan.
- Kebersihan diri yang buruk.
- Iritabilitas atau depresi.
Penyebab Hikikomori
Penyebab hikikomori bersifat kompleks dan multifaktorial. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi meliputi:
- Tekanan sosial: Tuntutan untuk sukses di sekolah atau tempat kerja dapat memicu stres dan kecemasan.
- Masalah keluarga: Konflik atau kurangnya dukungan dari keluarga dapat meningkatkan risiko hikikomori.
- Pengalaman traumatis: Peristiwa traumatis seperti bullying atau kehilangan orang yang dicintai dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari dunia luar.
- Gangguan mental: Kondisi seperti depresi, gangguan kecemasan sosial, atau gangguan kepribadian dapat berperan dalam perkembangan hikikomori.
Ketahui selengkapnya, ini beberapa Alasan Selalu Merasa Sendiri di Tengah Keramaian.
Diagnosis Hikikomori
Tidak ada kriteria diagnostik formal untuk hikikomori dalam DSM-5 atau ICD-11. Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan observasi perilaku dan wawancara dengan individu dan keluarga mereka.
Beberapa alat skrining telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi kasus hikikomori. Salah satunya adalah Hikikomori Questionnaire (HQ-25), yang mengukur tingkat penarikan diri sosial dan isolasi. Namun, alat ini lebih sering digunakan dalam penelitian daripada praktik klinis.
Penting untuk membedakan hikikomori dari kondisi lain seperti gangguan depresi mayor atau gangguan kecemasan sosial. Diagnosis yang akurat membutuhkan evaluasi komprehensif oleh profesional kesehatan mental.
Yuk, Kenali 7 Tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog.
Cara Mengatasi Hikikomori
Mengatasi hikikomori membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan individual. Beberapa strategi yang dapat membantu meliputi:
- Terapi psikologis: Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal (IPT) dapat membantu individu mengatasi pikiran dan perilaku negatif yang mendasari penarikan diri mereka.
- Dukungan keluarga: Keterlibatan keluarga sangat penting dalam proses pemulihan. Keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan membantu individu membangun kembali keterampilan sosial mereka.
- Intervensi sosial: Program yang dirancang untuk membantu individu terhubung kembali dengan masyarakat, seperti kelompok dukungan atau kegiatan sosial, dapat bermanfaat.
- Pengobatan: Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti antidepresan atau antianxiety dapat diresepkan untuk mengatasi gejala yang terkait dengan hikikomori, seperti depresi atau kecemasan.
Komplikasi Hikikomori
Jika tidak ditangani, hikikomori dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:
- Depresi dan kecemasan.
- Isolasi sosial yang berkepanjangan.
- Kesulitan keuangan.
- Masalah kesehatan fisik akibat kurangnya aktivitas dan nutrisi yang buruk.
- Peningkatan risiko bunuh diri.
Pencegahan Hikikomori
Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah hikikomori, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko:
- Mendorong komunikasi terbuka dan dukungan emosional dalam keluarga.
- Mengurangi tekanan akademik dan sosial pada anak-anak dan remaja.
- Mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan di sekolah dan tempat kerja.
- Meningkatkan kesadaran tentang hikikomori di masyarakat.
Pencegahan yang efektif melibatkan pendekatan holistik yang mengatasi faktor-faktor risiko individu, keluarga, dan masyarakat.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika seseorang menunjukkan gejala hikikomori selama lebih dari enam bulan, penting untuk mencari bantuan profesional.
Psikolog, psikiater, atau pekerja sosial dapat membantu mengevaluasi kondisi tersebut dan merekomendasikan perawatan yang sesuai.
Jangan ragu untuk mencari bantuan jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami kesulitan dalam mengatasi isolasi sosial. Intervensi dini dapat membuat perbedaan besar dalam hasil jangka panjang.
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


