Advertisement

Ibu, Ini 2 Ciri-Ciri Kehamilan Ektopik yang Perlu Diwaspadai

9 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   24 April 2025

Ciri-ciri kehamilan ektopik sering kali tidak disadari, karena mirip dengan kehamilan normal.

Ibu, Ini 2 Ciri-Ciri Kehamilan Ektopik yang Perlu DiwaspadaiIbu, Ini 2 Ciri-Ciri Kehamilan Ektopik yang Perlu Diwaspadai

DAFTAR ISI


Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang dibuahi tertanam dalam struktur yang tidak dapat mendukung pertumbuhannya. Kondisi ini terjadi di tuba fallopi (sepasang struktur yang menghubungkan ovarium dan rahim).

Dalam kasus yang jarang terjadi, kehamilan ektopik dapat terjadi di ovarium atau di rongga perut. Perlu diwaspadai, kehamilan ektopik merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Kondisi ini bukanlah kehamilan yang dapat dirawat sampai melahirkan, dan dapat berbahaya bagi ibu jika tidak segera ditangani.

Lantas, seperti apa ciri-ciri kehamilan ektopik?

Kenali Ciri-ciri Kehamilan Ektopik

Seorang wanita hamil mungkin tidak merasa atau melihat gejala apa pun pada awalnya. Namun, beberapa wanita yang mengalami kehamilan ektopik memiliki tanda dan gejala awal kehamilan yang biasa. Seperti telat haid, nyeri payudara, dan mual.

Jika ibu melakukan tes kehamilan, maka hasilnya akan positif. Namun, kehamilan ektopik tidak dapat berlanjut seperti biasa.

Saat sel telur yang dibuahi tumbuh di tempat yang tidak tepat, tanda dan gejala menjadi lebih terlihat. Berikut ini setidaknya beberapa ciri-ciri kehamilan ektopik:

1. Ciri-ciri awal kehamilan ektopik

Tanda-tanda peringatan awal kehamilan ektopik biasanya adalah pendarahan vagina ringan dan nyeri panggul.

Jika darah bocor dari tuba falopi, ibu mungkin merasakan nyeri bahu atau dorongan untuk buang air besar. Sementara itu, gejala spesifik tergantung pada tempat pengumpulan darah dan saraf mana yang teriritasi.

2. Gejala darurat

Jika sel telur yang dibuahi terus tumbuh di tuba falopi, maka dapat menyebabkan tuba pecah. Pendarahan hebat di dalam perut mungkin terjadi.

Gejala ini dapat mengancam jiwa, yaitu berupa kepala terasa ringan, pingsan, dan syok.

Apabila calon ibu Mengalami Kehamilan Ektopik, Segera Hubungi Dokter Ini untuk konsultasi dan perawatan lebih lanjut.

Gejala Awal Kehamilan Ektopik

Pada awal kehamilan, gejala ektopik bisa sangat samar dan mirip dengan kehamilan normal, sehingga sering terabaikan. Beberapa gejala awal yang mungkin muncul meliputi:

  • Terlambat datang bulan.
  • Hasil test pack positif.
  • Mual dan muntah (morning sickness).
  • Nyeri perut ringan.

Namun, yang membedakan adalah nyeri perut pada kehamilan ektopik cenderung lebih intens dan terlokalisasi di satu sisi.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Masalah Kehamilan

Jika mengalami tanda-tanda gangguan kehamilan, kamu bisa menghubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc.

Dokter spesialis obgyn di Halodoc sudah berpengalaman selama bertahun-tahun, sehingga mereka mampu memberikan saran terkait masalah yang kamu alami.

Mereka juga telah menerima ulasan yang baik dari pasien-pasien sebelumnya yang sudah mereka tangani.

Berikut ini daftar rekomendasinya:

1. dr. Marsell Phang Sp.OG

Dokter Marsell Phang Sp.OG adalah seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2018. 

Saat ini, dr. Marsell Phang Sp.OG berpraktik di Gresik, Jawa Timur, dan tergabung sebagai tergabung sebagai anggota Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7111301423133574.

Memiliki pengalaman selama 13 tahun, dr. Marsell Phang Sp.OG dapat kamu percayai dalam memberikan tips seputar menstruasi, kesuburan, program hamil, keluarga berencana, kesehatan kandungan, kehamilan berisiko tinggi dan penyakit kelamin. 

Chat  dr. Marsell Phang Sp.OG mulai dari Rp 59.000,- di Halodoc.

2. dr. Fitria Angela Umar Sp.OG

Dokter Fitria Angela Umar Sp.OG telah memperoleh gelar dokternya dari Universitas Sam Ratulangi pada tahun 2015 dan 2022. 

Kini, ia membuka praktik di Makassar, Sulawesi Selatan dan juga terdaftar sebagai anggota Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dengan nomor STR 7121301322172530.

Berbekal pengalaman 9 tahun, dr. Fitria Angela Umar Sp.OG siap menjawab pertanyaan kamu seputar menstruasi, kesuburan, program hamil, keluarga berencana, kesehatan kandungan, kehamilan berisiko tinggi dan penyakit kelamin.

Chat dr. Fitria Angela Umar Sp.OG Mulai dari Rp59.000,- di Halodoc.

Jika dokter sedang tidak tersedia atau offline, kamu tak perlu khawatir.

Sebab kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc atau berkonsultasi dengan dokter lainnya.

Tunggu apa lagi? Yuk pakai Halodoc sekarang!

Penyebab Terjadinya Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tersangkut saat perjalanannya ke rahim. Hal ini sering kali karena tuba falopi rusak oleh peradangan atau cacat.

Ketidakseimbangan hormon atau perkembangan abnormal sel telur yang dibuahi juga mungkin menjadi pemicunya.

Beberapa hal yang membuat seorang wanita lebih berisiko mengalami kehamilan ektopik adalah:

  • Mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Jika kamu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya, kemungkinan besar akan mengalaminya lagi.
  • Peradangan atau infeksi. Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia, dapat menyebabkan peradangan pada saluran tuba dan organ terdekat lainnya, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
  • Menjalani perawatan kesuburan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF) atau perawatan serupa, lebih mungkin mengalami kehamilan ektopik. Infertilitas itu sendiri juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita.
  • Operasi tuba. Pembedahan untuk memperbaiki tuba falopi yang tertutup atau rusak dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
  • Pilihan alat kontrasepsi. Peluang hamil saat menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) jarang terjadi. Namun, jika kamu hamil dengan IUD, kemungkinan besar terjadi ektopik. 
  • Merokok. wanita yang merokok sebelum hamil berisiko mengalami kehamilan ektopik. Semakin banyak merokok, semakin besar risikonya. 

Faktor Risiko Kehamilan Ektopik

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik, antara lain:

  • Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya.
  • Infeksi menular seksual, seperti klamidia atau gonore.
  • Penyakit radang panggul.
  • Riwayat operasi pada tuba falopi.
  • Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) saat terjadi kehamilan.
  • Infertilitas dan perawatan infertilitas, seperti bayi tabung (IVF).
  • Merokok.
  • Usia ibu di atas 35 tahun.

Apa Kata Riset?

Penelitian yang dipublikasikan dalam JAMA mengungkapkan bahwa:

  • Kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 2 persen dari seluruh kehamilan.
  • Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik meliputi riwayat infeksi menular seksual, penyakit radang panggul, endometriosis, operasi pada tuba falopi, usia di atas 35 tahun, merokok, dan penggunaan teknologi reproduksi berbantu seperti fertilisasi in vitro (IVF).
  • Gejala umum yang perlu diwaspadai termasuk nyeri perut atau panggul yang tajam dan perdarahan vagina.

Jika tidak segera ditangani, kehamilan ektopik dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi, yang berpotensi mengancam jiwa

Diagnosis Kehamilan Ektopik

Diagnosis kehamilan ektopik biasanya melibatkan beberapa langkah:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa tanda-tanda vital dan melakukan pemeriksaan panggul.
  • Tes kehamilan: Tes darah untuk mengukur kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin).
  • USG transvaginal: USG yang dilakukan dengan memasukkan alat ke dalam vagina untuk melihat kondisi rahim dan tuba falopi.

Jika kadar hCG tinggi tetapi tidak ada kehamilan di dalam rahim yang terlihat pada USG, kemungkinan besar terjadi kehamilan ektopik.

Penanganan Kehamilan Ektopik yang Perlu Kamu Ketahui

Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rahim, biasanya di tuba falopi.

Sayangnya, kondisi ini tidak bisa berkembang menjadi kehamilan normal. Oleh karena itu, penanganan medis diperlukan untuk menghentikan pertumbuhan kehamilan dan mencegah komplikasi serius.

Langkah penanganan akan disesuaikan dengan kondisi kehamilan dan kesehatan tubuh kamu secara keseluruhan. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:

1. Pemberian Obat Methotrexate

Jika kehamilan ektopik terdeteksi pada tahap awal dan belum menimbulkan perdarahan internal, dokter mungkin akan meresepkan methotrexate, yaitu obat yang bekerja dengan menghentikan pembelahan dan pertumbuhan sel kehamilan.

Obat ini memungkinkan tubuh menyerap jaringan kehamilan secara alami tanpa perlu operasi.

2. Prosedur Operasi

Bila kehamilan ektopik sudah menyebabkan komplikasi seperti perdarahan, atau ukuran embrio cukup besar, tindakan bedah seperti laparoskopi (operasi lubang kecil) atau laparotomi (operasi terbuka) mungkin dibutuhkan.

Dalam kondisi tertentu, tuba falopi yang rusak perlu diangkat untuk mencegah risiko lebih lanjut.

Dokter akan memilih metode penanganan terbaik berdasarkan lokasi implantasi, ukuran jaringan kehamilan, kondisi tuba falopi, serta stabilitas fisik kamu.

Komplikasi yang Harus Diwaspadai

Jika tidak segera ditangani, kehamilan ektopik bisa menyebabkan komplikasi yang sangat serius dan bahkan mengancam nyawa.

Salah satu risiko terbesar adalah pecahnya tuba falopi. Kondisi ini bisa memicu:

  • Perdarahan internal yang masif
  • Syok hipovolemik, yaitu kondisi saat tekanan darah turun drastis karena kehilangan banyak darah
  • Nyeri perut parah yang mendadak
  • Pingsan atau kehilangan kesadaran
  • Dalam kasus ekstrem, kematian bisa terjadi jika penanganan tidak dilakukan tepat waktu

Oleh karena itu, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi yang berbahaya. Jangan abaikan gejala seperti nyeri perut sebelah, perdarahan ringan, nyeri bahu, atau pusing.

Itulah yang perlu diketahui tentang ciri-ciri kehamilan ektopik. Jika kamu memiliki masalah terkait kehamilan, segera, tanyakan pada dokter spesialis kandungan di Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Ectopic pregnancy
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Ectopic Pregnancy
Healthline. Diakses pada 2025. Ectopic Pregnancy
JAMA. Diakses pada 2025. What Is an Ectopic Pregnancy?