Halodoc, Jakarta – Sindrom kaki gelisah atau penyakit Willis-Ekbom merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pengidapnya memiliki dorongan untuk menggerakkan kakinya. Dorongan tersebut umumnya muncul ketika pengidapnya sedang tidur atau duduk dalam waktu yang lama. Kondisi ini diketahui dapat menyerang segala usia, tanpa terkecuali anak-anak atau remaja. 

Nah, kondisi ini memang dianggap tidak berbahaya, tetapi dapat menghambat aktivitas pengidapnya. Karena itu, tidak ada salahnya untuk mengetahui lebih dalam mengenai kondisi ini. Khususnya terkait pemicu terjadinya sindrom kaki gelisah pada anak. 

Kenali Gejalanya

Anak-anak dengan kaki gelisah memiliki perasaan tidak nyaman di kaki mereka ketika mencoba untuk tertidur. Perasaan ini biasanya terjadi di awal malam, sehingga orang tua perlu memperhatikan gejala berikut: 

• Merasakan sensasi ada sesuatu yang merayap atau menarik dari bawah kulit. 
• Banyak bergerak di tempat tidur untuk mencoba menghentikan perasaan tidak nyaman. 
• Berjalan atau mondar-mandir pada waktu tidur. 
• Tidak dapat duduk untuk waktu yang lama. 
• Lelah atau rewel keesokan harinya karena kurang tidur. 

Jika anak mengalami beberapa gejala tersebut, segeralah periksakan kondisinya ke dokter. Sebab, sindrom kaki gelisah yang tidak ditangani, dapat membuat pengidapnya kesulitan tidur. 

Pemicu Terjadinya Sindrom Kaki Gelisah

Sampai saat ini, penyebab utama dari kondisi ini memang belum diketahui. Namun, berdasarkan dugaan sementara para ahli, ada beberapa faktor yang dapat menjadi pemicunya, antara lain: 

1. Kadar zat besi rendah. Sindrom kaki gelisah kerap dikaitkan dengan kadar zat besi yang rendah pada anak-anak. 
2. Kondisi medis tertentu. Sindrom kaki gelisah kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan seperti diabetes, gangguan ginjal, atau penyakit saraf. 
3. Faktor genetik. Selain diduga kuat dipicu oleh kondisi medis tertentu, sindrom kaki gelisah juga diyakini dapat disebabkan oleh faktor genetik. Artinya, orang tua yang mengidap kondisi ini berisiko tinggi menurunkannya kepada anak-anaknya. 
4. Efek penggunaan obat. Berbagai jenis obat termasuk yang digunakan untuk mengobati kondisi medis tertentu. Misalnya seperti alergi, depresi, dan gangguan kejiwaan lainnya dapat menyebabkan sindrom kaki gelisah sebagai efek sampingnya.

Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk kondisi ini dapat bervariasi pada setiap anak. Nah, berikut adalah beberapa pilihan perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya: 

• Rutin olahraga. Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau bersepeda dapat dicoba untuk membantu menenangkan tubuh. 
• Terapkan kebiasaan waktu tidur yang tepat. Penting bagi orang tua untuk memastikan kalau anak tidak lagi melakukan aktivitas lain sebelum tidur. Misalnya seperti membaca atau menonton ketika sudah berbaring untuk tidur. 
• Membatasi asupan kafein. Produk seperti kopi, teh, minuman bersoda, dan cokelat mengandung kafein yang dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu tidur. 
• Rutin memeriksa kadar zat besi. Kekurangan zat besi dapat menjadi salah satu pemicu sindrom kaki gelisah. Karena itu, penting untuk memeriksakan kadar asupan tersebut secara rutin. Selain itu, pastikan juga untuk melakukan tinjauan diet dan memastikan kalau Si Kecil mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Untuk melakukannya, ibu bisa berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu.  

Itulah beberapa pemicu sindrom kaki gelisah pada anak-anak. Meskipun bukan kondisi serius, gejalanya sangat mengganggu dan menghambat pengidapnya beraktivitas. Inilah alasan mengapa sindrom kaki gelisah perlu segera ditangani. 

Nah, selain memperhatikan kesehatan anak, pastikan juga untuk senantiasa memenuhi segala nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh Si Kecil. Karena itu, pastikan untuk memberikan anak makanan sehat bergizi seimbang. Selain itu, ibu juga bisa memberikan anak suplemen kesehatan.

Jika saat ini ibu membutuhkannya, ibu bisa cek kebutuhan vitamin dan suplemen sesuai dengan pilihan melalui aplikasi Halodoc. Tentunya tanpa perlu keluar rumah atau mengantre lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:  

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Restless Legs Syndrome (RLS) in Children and Adolescents. 

Kids Health.org. Diakses pada 2022. Restless Legs Syndrome.