Advertisement

Ibu, Ini Masalah yang Bisa Terjadi saat Masa Nifas

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   17 Oktober 2025

Masa nifas butuh perhatian ekstra, kenali gejalanya dan lakukan perawatan agar tubuh cepat pulih.

Ibu, Ini Masalah yang Bisa Terjadi saat Masa NifasIbu, Ini Masalah yang Bisa Terjadi saat Masa Nifas

DAFTAR ISI

  1. Waspadai Masalah yang Muncul pada Masa Nifas
  2. Perawatan Selama Nifas agar Tubuh Cepat Pulih dan Tetap Sehat

Masa nifas terjadi setelah seorang wanita melahirkan, ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Umumnya, masa nifas akan dimulai dalam 4–6 minggu setelah persalinan.

Selama kondisi ini berlangsung, ibu akan mengalami perdarahan layaknya saat haid, dan terkadang juga disertai dengan rasa tidak nyaman serta gejala tertentu. 

Pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa menimbulkan sejumlah masalah yang bisa berbahaya dan patut diwaspadai.

Selain perdarahan, gejala lain yang bisa terjadi adalah nyeri saat hubungan intim, muncul stretch marks di permukaan kulit, perubahan bentuk tubuh, serta rambut rontok. Namun, ada juga masalah lain yang lebih serius dan bisa muncul selama masa nifas. 

Waspadai Masalah yang Muncul pada Masa Nifas 

Perubahan dan gejala-gejala bisa muncul selama masa nifas, beberapa di antaranya normal terjadi sebagai reaksi tubuh.

Namun, ada beberapa masalah yang bisa muncul dan perlu diperhatikan, sebab bisa menjadi tanda bahaya, antara lain: 

1. Perdarahan Hebat Pascamelahikan 

Keluarnya darah (lokia) adalah hal yang wajar pada masa nifss. Namun, waspadai jika terjadi perdarahan hebat pascamelahirkan.

Apalagi jika kondisi ini disertai dengan demam, pusing, dan detak jantung yang tidak teratur.

Jangan tunda pemeriksaan kesehatan jika muncul gejala ini, sebab masalah yang muncul bisa menjadi tanda masih ada plasenta yang tertinggal di dalam rahim.

Jika itu yang terjadi, Tindakan medis berupa kuretase perlu dilakukan untuk mengeluarkannya. 

2. Demam Tinggi 

Masalah yang selanjutnya bisa terjadi adalah demam tinggi. Ibu sebaiknya mewaspadai jika muncul demam lebih dari 38 derajat Celsius selama masa nifas.

Demam yang muncul bersamaan dengan tubuh menggigil bisa menjadi tanda infeksi. Kondisi ini biasanya juga akan memicu rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu, seperti perut dan payudara. 

3. Sakit Kepala 

Selain demam, sakit kepala yang tidak tertahankan juga harus diwaspadai. Terutama jika kondisi ini sudah berlangsung lebih dari satu minggu setelah masa nifas dimulai.

Kondisi ini biasanya juga disertai dengan gangguan penglihatan, mual dan muntah, nyeri ulu hati, serta pembengkakan pada kaki. 

4. Perubahan Mood 

Perubahan mood alias suasana hati juga menjadi masalah yang bisa membuat tidak nyaman. Hal ini bisa terjadi karena ada perubahan kadar hormon pascamelahirkan.

Kondisi ini juga bisa membuat ibu menjadi mudah marah, merasa gelisah, panik, serta sedih dalam jangka waktu lama. 

5. Nyeri Dada dan Sesak Napas 

Masalah yang selanjutnya bisa muncul adalah emboli paru, biasanya ditandai dengan nyeri dada yang disertai sesak napas.

Emboli paru adalah penyakit yang terjadi karena tersumbatnya aliran darah di paru-paru, yang terjadi karena ada gumpalan darah. Waspadai kondisi ini sebab bisa memicu penurunan kesadaran bahkan mengancam nyawa. 

6. Susah Buang Air Kecil 

Pada masa ini, ibu mungkin juga akan mengalami kesulitan buang air kecil atau bahkan tidak bisa mengontrol keinginan untuk buang air kecil.

Kondisi ini juga bisa disertai dengan gejala, seperti nyeri saat buang air kecil hingga perubahan warna urine menjadi lebih gelap. 

Perawatan Selama Nifas agar Tubuh Cepat Pulih dan Tetap Sehat

Masa nifas adalah periode penting setelah persalinan di mana tubuh ibu mengalami proses pemulihan besar-besaran.

Umumnya berlangsung selama 6 minggu (42 hari) setelah melahirkan, masa ini ditandai dengan perubahan hormon, keluarnya darah nifas (lochia), dan proses pemulihan rahim.

Sayangnya, banyak ibu baru yang fokus merawat bayinya hingga lupa menjaga kondisi tubuh sendiri.

Padahal, perawatan selama nifas sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti infeksi rahim, anemia, atau gangguan mental pascamelahirkan. Yuk, simak panduan lengkap perawatan nifas berikut ini.

1. Istirahat yang Cukup

Setelah melahirkan, tubuh ibu membutuhkan waktu untuk pulih dari kelelahan fisik dan perubahan hormonal. Meski sulit karena harus menyusui dan menjaga bayi, usahakan untuk tidur atau beristirahat saat bayi tidur.

Jika memungkinkan, minta bantuan pasangan atau keluarga dalam mengurus pekerjaan rumah agar ibu bisa fokus memulihkan diri. Kurang tidur di masa nifas bisa meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan.

2. Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan

Setelah persalinan, terutama persalinan normal, area kewanitaan akan lebih sensitif karena adanya luka jahitan atau robekan. Maka dari itu, jaga kebersihan dengan langkah berikut:

  • Ganti pembalut nifas setiap 3–4 jam.
  • Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
  • Gunakan air hangat untuk membilas area kewanitaan, lalu keringkan dengan lembut menggunakan tisu bersih.
  • Hindari sabun atau cairan pembersih yang mengandung parfum.

Hal ini penting untuk mencegah infeksi pada luka jahitan perineum dan menjaga keseimbangan flora alami vagina.

Jika punya keluhan atau informasi lebih lanjut seputar nifas, Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi.

3. Konsumsi Makanan Bergizi Seimbang

Nutrisi berperan penting dalam mempercepat penyembuhan luka dan meningkatkan produksi ASI.
Berikut makanan yang disarankan selama masa nifas:

  • Protein tinggi: telur, ikan, ayam, tahu, tempe untuk membantu regenerasi jaringan.
  • Zat besi: hati ayam, bayam, dan kacang-kacangan untuk mencegah anemia akibat kehilangan darah.
  • Kalsium dan vitamin D: susu rendah lemak, keju, atau yogurt untuk memperkuat tulang.
  • Serat tinggi dan air putih cukup untuk mencegah sembelit pascamelahirkan.

Ibu menyusui membutuhkan tambahan 400–500 kalori per hari agar tubuh tetap bertenaga dan produksi ASI optimal.

4. Lakukan Senam Nifas

Setelah dokter menyatakan aman, ibu bisa mulai melakukan senam nifas ringan sekitar 1–2 minggu pascapersalinan. Tujuannya adalah untuk:

  • Memperkuat otot dasar panggul yang melemah setelah melahirkan.
  • Melancarkan sirkulasi darah dan mempercepat pemulihan rahim.
  • Mengurangi nyeri punggung dan meningkatkan energi.

Latihan seperti senam Kegel, peregangan ringan, dan jalan santai sangat dianjurkan. Namun, hindari aktivitas berat seperti mengangkat beban atau olahraga intens sampai dokter memberikan izin.

5. Rutin Memeriksakan Diri ke Dokter

Pemeriksaan rutin selama masa nifas bertujuan memastikan rahim sudah mengecil dengan baik dan tidak ada tanda infeksi. Biasanya dokter akan memeriksa kondisi berikut:

  • Perdarahan nifas (jumlah, warna, dan durasi).
  • Luka jahitan perineum atau bekas operasi sesar.
  • Tekanan darah dan kondisi mental ibu.

Segera hubungi dokter bila muncul tanda bahaya seperti:

  • Perdarahan banyak atau berbau menyengat.
  • Nyeri perut bawah berlebihan.
  • Demam atau menggigil.
  • Luka jahitan membengkak atau bernanah.

6. Jaga Kesehatan Mental

Selain fisik, perawatan selama nifas juga mencakup kesehatan emosional. Perubahan hormon, kelelahan, dan tekanan menjadi ibu baru bisa memicu baby blues atau bahkan depresi pascapersalinan.

Beberapa cara yang bisa membantu menjaga kesehatan mental:

  • Luangkan waktu untuk diri sendiri, meski hanya 15 menit per hari.
  • Bicarakan perasaanmu dengan pasangan atau orang terdekat.
  • Jangan sungkan meminta bantuan jika merasa kewalahan.
  • Tidur cukup dan makan teratur.

Jika kamu merasa sedih berkepanjangan, kehilangan minat pada bayi, atau muncul pikiran negatif, segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog.

7. Menyusui Secara Teratur

Menyusui bukan hanya bermanfaat bagi bayi, tapi juga membantu ibu pulih lebih cepat. Proses menyusui memicu pelepasan hormon oksitosin yang membantu rahim berkontraksi dan mempercepat pemulihan.

Selain itu, menyusui juga membantu menunda kehamilan alami (metode amenore laktasi) dan mempererat ikatan antara ibu dan bayi. Pastikan kamu menyusui setiap 2–3 jam dan tetap terhidrasi dengan baik.

8. Hindari Hubungan Seksual Terlalu Dini

Rahim dan jaringan di sekitar vagina masih dalam tahap pemulihan selama masa nifas. Karena itu, disarankan menunda hubungan seksual hingga 6 minggu setelah melahirkan atau setelah dokter menyatakan aman.

Hubungan seksual terlalu dini bisa menyebabkan infeksi, pendarahan, atau rasa nyeri akibat luka yang belum pulih sepenuhnya.

Jika kamu punya pertanyaan lain terkait perawatan selama masa nifas, hubungi dokter spesialis obgyn di Halodoc saja!

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi: 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Pregnancy: Physical Changes After Delivery.
Healthline. Diakses pada 2025. What to Expect from Your First Period After Pregnancy.
WebMD. Diakses pada 2025. Postpartum Problems.
Baby Center. Diakses pada 2025. Postpartum: Normal bleeding and discharge (lochia).