Ibu Perlu Tahu, Ini Penyebab OCD pada Remaja

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Oktober 2022

“Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan kondisi kesehatan mental yang dapat dialami oleh remaja. Penyebab OCD pada remaja yaitu, kelainan struktur otak, trauma, genetika, dan stres.”

Ibu Perlu Tahu, Ini  Penyebab OCD pada RemajaIbu Perlu Tahu, Ini  Penyebab OCD pada Remaja

Halodoc, Jakarta – Orang dengan OCD merasa terjebak dalam siklus stres dari pikiran dan tindakan obsesi, kecemasan, dan kompulsi (ritual). Meskipun kondisi kesehatan mental sering terjadi pada orang dewasa, tapi tidak menutup kemungkinan dialami oleh remaja bahkan anak-anak. 

Untuk itu, orang tua perlu mengetahui penyebab OCD pada remaja, dan dampak yang mungkin terjadi. Berikut ulasan selengkapnya!

Penyebab OCD pada Remaja

OCD menyebabkan pikiran menjadi stres, dan itu muncul di benak remaja secara berulang kali. Pikiran stres tersebut bisa tentang apa saja, tapi kebanyakan remaja dengan OCD mereka memikirkan tentang:

  • Kuman, cedera, bahaya, atau penyakit.
  • Hal-hal yang tampak buruk, kasar, atau salah.
  • Apakah semua hal terlihat rata, lurus, atau ditempatkan sebagaimana ‘seharusnya’.
  • Warna atau angka yang tampak buruk, memiliki makna sial, atau memiliki arti khusus.
  • Apakah sesuatu mungkin menjadi kenyataan.

Meskipun penyebab pasti OCD pada remaja belum diketahui, para peneliti meyakini beberapa faktor berikut turut berperan:

  1. Struktur otak

Studi pencitraan menemukan adanya hubungan antara OCD dan kelainan pada korteks frontal dan struktur subkortikal otak. OCD merupakan gangguan neuropsikiatri yang melemahkan dan menyebabkan seseorang mengalami pikiran yang mengganggu, atau melakukan perilaku ritual berulang yang memakan waktu.

  1. Trauma

Beberapa penelitian juga menemukan adanya hubungan antara trauma kehidupan awal, seperti kekerasan seksual, dan gejala OCD pada anak atau remaja perempuan.

  1. Genetika

Meskipun tidak ada “gen OCD”, tapi ahli menemukan bukti untuk versi tertentu dari gen tertentu yang menandakan adanya kerentanan. Terlebih lagi, OCD telah ditemukan dan diturunkan dalam keluarga. Semakin dekat hubungan anggota keluarga dan semakin muda usia ketika gejala dimulai, maka semakin tinggi risiko seorang remaja.

  1. Stres

Stres dari kesulitan hubungan, masalah di sekolah, dan penyakit dapat menjadi pemicu gejala OCD pada remaja.

Apabila Gejala OCD Ganggu Aktivitas, Hubungi Psikolog Ini untuk perawatan dan konsultasi lebih lanjut.

Dampak OCD pada Kehidupan Remaja

OCD dapat mempengaruhi kemampuan remaja untuk rileks dan menikmati hidup. Jika remaja memiliki gangguan OCD, maka dapat berdampak pada kehidupan dan aktivitas sehari-harinya, seperti:

  • Masalah di sekolah. Misalnya, kesulitan memperhatikan atau mengerjakan pekerjaan rumah.
  • Rutinitas sehari-hari menjadi terganggu. Misalnya, kesulitan pergi ke sekolah atau tidur kecuali “ritual”-nya selesai.
  • Masalah fisik, karena merasa stres dan kurang tidur.
  • Masalah sosial. Misalnya, lebih banyak menghabiskan waktu untuk ritual obsesi dan kompulsi dibandingkan dengan teman-teman. Remaja juga sering menghindari situasi sosial karena reaksi orang lain terhadap perilakunya.
  • Perasaan negatif. Misalnya, khawatir bahwa mereka berbeda dari teman dan keluarga atau tidak dapat mengontrol perilakunya.
  • Masalah kesehatan mental lainnya. Misalnya, kecemasan dan depresi.

Upaya Mengatasi Gejala OCD di Rumah

Remaja dengan OCD membutuhkan pertolongan psikolog atau psikiater untuk mengelola kecemasan yang dimilikinya. Selain itu, orang tua juga perlu melakukan beberapa strategi sederhana di rumah bersama remaja. Misalnya dengan:

  • Memberikan kepastian. Remaja dengan OCD sering menyadari bahwa mereka berbeda dengan remaja seusianya, dan dapat merasa terisolasi dan kesepian. Jika orang tua selalu ada kapan pun mereka ingin bicara, maka kekhawatiran akan kesendirian pada remaja dapat diatasi.
  • Relaksasi. Remaja dapat mencoba latihan pernapasan dalam atau relaksasi otot, meditasi, atau latihan kesadaran. 
  • Self-talk yang positif. Orang tua dapat mendorong anak untuk berlatih mengatakan hal-hal seperti ‘Saya bisa berhenti melakukan ini’ atau ‘Saya akan baik-baik saja jika saya tidak melakukan ini’.
  • Distraksi. Orang tua dapat menyarankan anak untuk melakukan hal lain yang mereka sukai. Seperti, membaca buku atau bermain bola basket. 
  • Ajak ke tempat tenang. Hal ini bisa menjadi ruang di mana anak dapat melakukan aktivitas yang mengalihkan perhatian dari kekhawatiran.

Itulah yang perlu diketahui tentang penyebab OCD pada anak. Jika ayah dan ibu membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi OCD pada anak, jangan ragu untuk bertanya pada psikolog di aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Raising Children. Diakses pada 2022. Obsessive compulsive disorder (OCD) in children and teenagers
Kids Health. Diakses pada 2022. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Very Well Mind. Diakses pada 2022. How to Recognize Signs of OCD in Children

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan