ICD 10 ISPA: Kode, Jenis, dan Penjelasan Lengkap
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru.

Daftar Isi:
- Apa Itu ICD-10 ISPA?
- Klasifikasi ICD-10 untuk ISPA
- Gejala ISPA Berdasarkan ICD-10
- Penyebab ISPA dan Faktor Risiko
- Diagnosis ISPA dengan ICD-10
- Penatalaksanaan ISPA Berdasarkan Pedoman
- Pencegahan ISPA yang Efektif
- Kapan Harus ke Dokter?
- Komplikasi ISPA yang Perlu Diwaspadai
- Kesimpulan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling sering dialami, terutama oleh anak-anak dan lansia.
Untuk mempermudah pencatatan medis dan klaim asuransi, setiap jenis ISPA memiliki kode khusus dalam sistem ICD-10 (International Classification of Diseases versi ke-10).
Yuk, bahas lebih jauh kode ICD 10 untuk ISPA secara lengkap, termasuk jenis-jenis ISPA yang umum serta penjelasan medisnya.
Apa Itu ICD-10 ISPA?
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Kondisi ini sangat umum terjadi, terutama pada anak-anak dan lansia.
Untuk keperluan diagnosis, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengembangkan International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems edisi ke-10 atau ICD-10.
ICD-10 merupakan sistem klasifikasi medis yang memberikan kode unik untuk setiap penyakit dan kondisi kesehatan.
Dalam konteks ISPA, ICD-10 digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai jenis infeksi pernapasan akut, mulai dari yang ringan seperti common cold hingga yang berat seperti pneumonia.
Kode ICD-10 untuk ISPA berada dalam rentang J00-J06, yang mencakup berbagai jenis infeksi saluran pernapasan atas.
Klasifikasi ICD-10 untuk ISPA
Kode ICD-10 untuk ISPA sangat spesifik, memungkinkan tenaga medis untuk mencatat dan mengklasifikasikan jenis infeksi pernapasan secara tepat. Berikut adalah beberapa contoh klasifikasi ISPA berdasarkan ICD-10:
- J00: Rinofaringitis Akut (Common Cold)
- J01: Sinusitis Akut
- J02: Faringitis Akut
- J03: Tonsilitis Akut
- J04: Laringitis dan Trakeitis Akut
- J05: Laringitis Obstruktif Akut (Croup) dan Epiglotitis
- J06: Infeksi Saluran Pernapasan Akut Atas, Multipel dan Tidak Spesifik
- J20: Bronkitis Akut
- J21: Bronkiolitis Akut
- J22: Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bawah yang Tidak Spesifik
Dengan klasifikasi yang rinci ini, tenaga medis dapat mengidentifikasi jenis ISPA yang dialami pasien, sehingga penanganan yang diberikan bisa lebih tepat sasaran.
Gejala ISPA Berdasarkan ICD-10
Gejala ISPA bervariasi tergantung pada jenis infeksi dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum ISPA meliputi:
- Batuk.
- Pilek atau hidung tersumbat.
- Sakit tenggorokan.
- Demam.
- Sakit kepala.
- Nyeri otot.
- Sesak napas.
Pada anak-anak, gejala ISPA juga bisa meliputi rewel, sulit makan, dan gangguan tidur. Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Penyebab ISPA dan Faktor Risiko
ISPA umumnya disebabkan oleh virus, seperti rhinovirus, adenovirus, dan virus influenza. Bakteri juga bisa menjadi penyebab ISPA, meskipun lebih jarang. Infeksi ini menyebar melalui droplet atau percikan air liur saat seseorang batuk atau bersin.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena ISPA meliputi:
- Usia muda (anak-anak).
- Usia lanjut (lansia).
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Merokok.
- Paparan polusi udara.
- Kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung atau paru-paru.
Diagnosis ISPA dengan ICD-10
Diagnosis ISPA biasanya dilakukan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi saluran pernapasan.
Dalam beberapa kasus, pemeriksaan tambahan seperti tes darah, rontgen dada, atau swab tenggorokan mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab infeksi dan menentukan jenis ISPA sesuai dengan klasifikasi ICD-10.
Penggunaan kode ICD-10 dalam diagnosis ISPA membantu tenaga medis untuk mencatat informasi pasien secara akurat dan konsisten. Hal ini penting untuk keperluan pelaporan data kesehatan, penelitian, dan perencanaan program kesehatan masyarakat.
Penatalaksanaan ISPA Berdasarkan Pedoman
Penatalaksanaan ISPA bertujuan untuk meredakan gejala, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan.
Pada sebagian besar kasus ISPA ringan, penanganan dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan mengonsumsi obat-obatan pereda gejala seperti paracetamol untuk menurunkan demam dan dekongestan untuk melegakan hidung tersumbat.
Namun, pada kasus ISPA yang lebih berat atau yang disebabkan oleh bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik. Penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif untuk infeksi virus, sehingga penggunaannya harus sesuai dengan indikasi dan anjuran dokter.
Pencegahan ISPA yang Efektif
Pencegahan ISPA meliputi langkah-langkah untuk mengurangi risiko penularan infeksi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Beberapa cara efektif untuk mencegah ISPA antara lain:
- Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menghindari menyentuh wajah, terutama hidung dan mulut, dengan tangan yang kotor.
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.
- Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
- Mendapatkan vaksinasi influenza dan pneumonia sesuai rekomendasi.
- Menjaga kebersihan lingkungan.
- Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, dan istirahat yang cukup
Simak juga, ini beberapa Tindakan yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Mengatasi ISPA.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun sebagian besar kasus ISPA dapat sembuh dengan sendirinya, ada beberapa kondisi yang memerlukan perhatian medis. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala ISPA berikut:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Nyeri dada.
- Demam tinggi (di atas 39°C).
- Batuk berdahak yang berwarna kuning atau hijau.
- Gejala yang tidak membaik setelah beberapa hari.
- Kondisi medis tertentu yang memperburuk gejala ISPA.
Kamu bisa cari tahu selengkapnya, Ini Pilihan Dokter yang Bisa Bantu Perawatan ISPA.
Komplikasi ISPA yang Perlu Diwaspadai
ISPA yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Beberapa komplikasi ISPA yang perlu diwaspadai antara lain:
- Pneumonia (infeksi paru-paru).
- Bronkitis kronis.
- Sinusitis kronis.
- Otitis media (infeksi telinga tengah).
- Gagal napas.
- Sepsis (infeksi darah).
Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan memantau kondisi kesehatan selama mengalami ISPA.
Kesimpulan
ICD-10 ISPA adalah sistem klasifikasi yang penting dalam diagnosis, pelaporan, dan analisis data kesehatan terkait infeksi saluran pernapasan akut.
Dengan memahami kode ICD-10 untuk ISPA, gejala, penyebab, penanganan, dan pencegahannya, masyarakat dapat lebih waspada dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan pernapasan.
Jika mengalami gejala ISPA, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter di Halodoc. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, risiko komplikasi dapat diminimalkan dan pemulihan dapat dipercepat.
Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!


