Advertisement

Ini 5 Penyebab Pembekuan Darah yang Jarang Diketahui

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   10 Desember 2025

Pembekuan darah terjadi ketika tubuh memproduksi gumpalan darah lebih banyak dari batas normalnya. 

Ini 5 Penyebab Pembekuan Darah yang Jarang DiketahuiIni 5 Penyebab Pembekuan Darah yang Jarang Diketahui

DAFTAR ISI


Penyakit pembekuan darah adalah kondisi ketika tubuh membentuk darah beku lebih sering dari batas normal. Umumnya, pembekuan darah berfungsi untuk menghentikan pendarahan lewat membentuk gumpalan darah ketika tubuh kita terluka. 

Gumpalan darah ini berasal dari protein penghasil pembekuan darah yang dihasilkan oleh hati lalu bertemu dengan trombosit dalam darah. Proses ini bisa disebut dengan koagulasi. Namun, jika gumpalan darah ini terlalu banyak  dikeluarkan, dampaknya malah tidak baik untuk kesehatan. 

Lantas, apa saja sih penyebab pembekuan darah yang perlu diwaspadai?

Penyebab Pembekuan Darah yang Jarang Diketahui

Orang-orang dengan penyakit ini berisiko mengidap pembekuan darah di arteri dan pembekuan darah di vena. 

Gumpalan darah di dalam pembuluh darah dapat menyebabkan deep vein thrombosis (DVT), atau penyumbatan darah di panggul, kaki, siku, hati dan ginjal.

Selain DVT, masalah ini juga bisa menyebabkan superficial vein thrombosis (SVT)  atau gumpalan darah pada lengan atas, lengan bawah, dan tangan. Bahkan, dalam beberapa kasus berisiko menyebabkan penyumbatan darah di paru-paru (emboli paru). 

Pembekuan darah pada umumnya terjadi karena faktor genetik atau kondisi medis tertentu seperti penyakit hati. Namun, ada juga beberapa penyebab lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain:

1. Duduk dalam waktu yang lama

Menghabiskan waktu dengan duduk terlalu lama terutama dalam perjalanan jarak jauh di pesawat, kereta, atau mobil, bisa meningkatkan risiko penyakit pembekuan darah. 

Gangguan pembekuan darah bisa terjadi pada pembuluh darah bagian kaki jika seseorang berada ruangan yang membatasi pergerakan. Sebab, jika tubuh tidak bergerak, penggumpalan darah bisa terjadi. 

Walaupun gumpalan darah itu bisa encer dengan sendirinya, tidak memungkiri  bahwa gumpalan darah itu bisa masuk ke paru-paru dan  menyebabkan emboli paru. 

Nah, Ini Proses Pembekuan Darah dalam Tubuh. 

2. Merokok

Merokok juga punya andil besar dalam menyebabkan darah beku. Sebab merokok merusak lapisan dinding pembuluh darah, kondisi ini bisa meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang besar. 

Selain itu, asam tembakau rokok mengandung banyak bahan kimia yang bisa merusak struktur sel darah. Bahkan, struktur serta fungsi otot jantung dan pembuluh darah bisa menurun akibat kebiasaan merokok.

3. Kecelakaan

Cedera dan luka setelah kecelakaan juga jadi salah satu faktor penyebab darah beku. 

Terkadang luka muncul setelah beberapa hari atau beberapa minggu. Terutama jika kamu mengalami cedera akibat benturan benda tumpul. 

Trauma jenis ini bisa meningkatkan risiko pembekuan darah karena banyak darah yang mengalir ke pusat cederanya. 

Nah, jika gumpalan darah terbentuk dan memotong sirkulasi darah, kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal seperti serangan jantung. 

4. Penggunaan kateter intravena jangka panjang 

Memasukan jarum atau kateter ke dalam vena bisa menyebabkan iritasi dan peradangan di dinding vena. Kondisi tersebut memicu terjadinya DVT dan SVT. 

Menggunakan IV Perifer dan IV Sentral bisa membuat darah menggumpal di pembuluh darah dan mengganggu jalannya darah kembali ke jantung. 

5. Konsumsi pil kontrasepsi hormonal estrogen 

Penggunaan pil kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan risiko terjadinya darah beku. Namun, risikonya memang bisa dibilang kecil, per tahunnya hanya sekitar 10 dari 10.000 orang. 

Biasanya, pil kontrasepsi hormonal yang dipakai adalah tipe yang mengandung estrogen. Kandungan estrogen ini berisiko menyebabkan pembekuan darah, karena didalamnya ada zat-zat yang bisa memicu darah menggumpal. 

Itulah beberapa penyebab pembekuaan darah yang jarang diketahui. 

Gejala Pembekuan Darah yang Perlu Diwaspadai

Gejala pembekuan darah bervariasi tergantung pada lokasi gumpalan. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Nyeri atau kram pada kaki atau lengan.
  • Pembengkakan pada area yang terkena.
  • Perubahan warna kulit menjadi kemerahan atau kebiruan.
  • Kulit terasa hangat saat disentuh.
  • Sesak napas atau nyeri dada (jika gumpalan berada di paru-paru).

Opsi Pengobatan untuk Darah Beku

Pengobatan pembekuan darah bertujuan untuk mencegah gumpalan membesar, mencegah terbentuknya gumpalan baru, dan mengurangi risiko komplikasi. Beberapa opsi pengobatan meliputi:

  • Obat pengencer darah (antikoagulan): Obat ini membantu mencegah pembentukan gumpalan darah baru dan mencegah gumpalan yang sudah ada membesar. Contohnya adalah warfarin, heparin, dan obat antikoagulan oral baru (NOAC).
  • Obat trombolitik: Obat ini digunakan untuk melarutkan gumpalan darah yang sudah terbentuk. Biasanya digunakan dalam kasus darurat seperti stroke atau emboli paru.
  • Kompresi: Penggunaan stoking kompresi dapat membantu meningkatkan aliran darah di kaki dan mengurangi pembengkakan.
  • Pembedahan: Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat gumpalan darah.

Ada beberapa obat-obatan yang cukup efektif untuk mengatasi kondisi ini. Baca selengkapnya di artikel ini: “ Ini 5 Daftar Obat Pengencer Darah yang Ampuh di Apotek

Langkah-Langkah Pencegahan Pembekuan Darah

Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko pembekuan darah dan mencegah darah beku:

  • Aktif bergerak: Hindari duduk atau berdiri terlalu lama. Lakukan peregangan atau berjalan-jalan secara teratur.
  • Cukupi kebutuhan cairan: Minum air yang cukup setiap hari untuk menjaga darah tetap encer.
  • Kenakan pakaian yang longgar: Hindari pakaian yang terlalu ketat, terutama di area kaki dan pinggang.
  • Kelola berat badan: Jaga berat badan yang sehat untuk mengurangi tekanan pada pembuluh darah.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
  • Konsultasikan dengan dokter: Jika memiliki faktor risiko pembekuan darah, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran pencegahan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera cari pertolongan medis jika kamu mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri dada atau sesak napas yang tiba-tiba.
  • Nyeri, pembengkakan, atau perubahan warna pada kaki atau lengan.
  • Sakit kepala parah yang tiba-tiba.
  • Kesulitan berbicara atau melihat.
  • Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh.

Gejala-gejala ini mungkin menandakan adanya pembekuan darah yang memerlukan penanganan segera. 

Segera tanyakan pada dokter spesialis penyakit dalam bila memiliki keluhan kesehatan terkait gangguan pembekuan darah, atau keluhan lainnya. 

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi: 
Cleveland Clinic. Diakses 2025. Blood Clotting Disorders (Hypercoagulable States).
Penn Medicine. Diakses 2025. What are Blood Clots? 
CDC. Diakses 2025. Blood Clots and Travel: What You Need to Know.
American Blood Clot Association. Diakses 2025. What Does Smoking Have to Do with Blood Clots?.
Cleveland Clinic. Diakses 2025. What To Know About Birth Control and Blood Clots.
Wells Call Injury Lawyers. Diakses 2025. Delayed Injury Symptoms To Look For After A Car Wreck.