Ini 5 Tips Berbuka Puasa untuk Pengidap Asam Lambung
“Ketika berpuasa, tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan dengan pola makan yang baru. Pengidap asam lambung harus memperhatikan pola makan dan memenuhi kebutuhan cairan agar penyakit asam lambung tidak kambuh.”

Halodoc, Jakarta – Ibadah puasa di bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pengidap asam lambung. Berpuasa membuat perut kosong selama lebih 12 jam, rentang waktu tersebut pun dapat memicu asam lambung naik dan menimbulkan nyeri di perut.
Penyakit asam lambung atau biasa juga dikenal secara medis dengan istilah GERD atau gastroesophageal reflux disease, adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. GERD ditandai dengan adanya rasa perih di dada dan perut, nyeri di bagian ulu hati, dan kesulitan menelan.
Timbulnya rasa nyeri di perut akibat asam lambung yang naik tentunya bisa mengganggu kelancaran ibadah di bulan puasa. Nah, penting bagi pengidap asam lambung untuk memperhatikan menu ketika berbuka.
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Berbuka Bagi Pengidap Asam Lambung
Ketika minggu pertama berpuasa, tubuh masih beradaptasi terhadap pola makan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila tubuh menjadi lebih mudah lemas dan lambung pun menjadi tidak nyaman.
Kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh pengidap asam lambung saja, tetapi juga kebanyakan orang yang sedang menjalankan puasa. Meskipun begitu, kamu tidak perlu khawatir karena kondisi ini akan membaik di hari-hari selanjutnya.
Meski demikian, pengidap asam lambung perlu memperhatikan kesehatan lambung ketika sedang berpuasa. Berikut adalah tips yang dapat membantu agar kamu tetap nyaman ketika berpuasa:
1. Memilih makanan dengan bijak
Baik itu ketika sahur maupun berbuka, pilihlah makanan yang mudah dicerna, seperti nasi dan oatmeal. Disarankan pula jenis makanan yang mengandung karbohidrat lain karena karbohidrat dapat menyerap asam. Dengan demikian, makanan tersebut pun dapat mengurangi risiko munculnya keluhan maag.
Selain mengonsumsi karbohidrat, kamu juga dapat meminum obat asam lambung ketika sahur dan berbuka puasa. Simak rekomendasinya di artikel berikut:
- Ini 5 Obat untuk mengatasi Asam Lambung Selama Puasa.
- Ini 7 Rekomendasi Obat Asam Lambung yang Ampuh di Apotek.
2. Memastikan kebutuhan air putih cukup
Tubuh akan kehilangan banyak cairan selama berpuasa. Pastikan untuk minum banyak air putih untuk membantu mengurangi asam lambung dan mempercepat proses pencernaan. Hindari minuman bersoda dan berkafein karena dapat meningkatkan jumlah asam lambung.
3. Berikan jarak antar waktu makan
Konsumsi makanan ketika sedang berpuasa hanya diperbolehkan ketika sahur dan berbuka. Oleh karena itu, pastikan kamu mengatur waktu makan dengan baik untuk memberikan waktu pada lambung mencerna makanan. Hindari pula kebiasaan makan di tengah malam ya!
Butuh inspirasi untuk makan sahur yang praktis dan sehat? Simak selengkapnya di artikel ini: “6 Menu Sehat dan Praktis untuk Makan Sahur (halodoc.com)”
4. Hindari makanan pedas dan terlalu asam
Makanan yang terlalu asam seperti tomat dapat memperburuk asam lambung. Makanan lain yang mengandung gas seperti kol, sawi, dan brokoli sebaiknya juga dihindari karena akan memicu sakit maag. Tidak hanya itu, konsumsi makanan yang pedas dan berlemak juga perlu dikontrol agar tidak memperburuk gejala asam lambung.
5. Makan dengan perlahan
Terakhir dan tidak kalah pentingnya, hindari makan ataupun minum dengan tergesa-gesa. Hal ini disebabkan karena lambung memerlukan waktu untuk mencerna makanan. Oleh karena itu, pastikan untuk mengunyah makananmu dengan baik agar lambung tidak perlu bekerja lebih ekstra untuk memecah makanan.
Nah, itulah hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengidap asam lambung ketika menyiapkan buka puasa. Agar puasa tetap lancar, perlu diperhatikan kesehatan lambungmu dan penuhi asupan cairan agar tidak mengalami dehidrasi ketika puasa.
Masih bingung terkait dengan tempat beli obat yang praktis dan tepercaya? Cek Toko Kesehatan Halodoc untuk mendapatkan obat terbaik sesuai dengan kondisimu!
Referensi:
Livestrong. Diakses pada 2024. Fasting and Acid Reflux.
National Library of Medicine. Diakses pada 2024. Implications of Ramadan Fasting in the Setting of Gastrointestinal Disorders.