Ini Akibatnya Jika Rhesus Ibu dan Janin Berbeda

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Januari 2019
Ini Akibatnya Jika Rhesus Ibu dan Janin BerbedaIni Akibatnya Jika Rhesus Ibu dan Janin Berbeda

Halodoc, Jakarta - Salah satu tes pertama yang harus dilakukan ibu hamil adalah pemeriksaan golongan darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui golongan darah ibu berikut faktor Rh-nya. Rh berperan dalam kesehatan janin di dalam kandungan, sehingga penting mengetahui apakah rhesus ibu dan janin berbeda.

Sebenarnya, apa itu faktor Rh? Ini merupakan protein yang ditemukan pada beberapa sel darah merah. Namun, tidak semua orang membawa protein ini, yang kemudian disebut Rh negatif. Sementara yang membawa protein ini kemudian disebut memiliki Rh positif.

Lalu, Apa Jadinya Jika Rhesus Ibu dan Janin Berbeda?

Ketika calon ibu dan ayah memiliki Rh yang berbeda, maka akan terjadi ketidakcocokan Rh. Misalnya, apabila ibu memiliki Rh negatif dan pasangannya membawa Rh positif, maka janin memiliki Rh positif yang diwariskan langsung dari sang ayah. Terjadinya ketidakcocokan ini biasanya tidak bermasalah apabila ibu baru mengalami kehamilan pertama.

Baca juga: Kadar Trombosit Normal dalam Tubuh

Kondisi ini disebabkan karena darah janin tidak masuk ke dalam sistem peredaran darah ibu selama kehamilan. Namun, pada saat proses kelahiran, bukan tidak mungkin terjadi percampuran darah antara ibu dan bayi. Jika demikian, tubuh ibu mengenali Rh bayi sebagai zat asing, lantas membentuk suatu antibodi untuk melawan Rh tersebut.

Ibu hamil dengan membawa Rh negatif dapat terkena protein Rh yang bisa menyebabkan produksi antibodi dengan cara lain, termasuk transfusi darah dengan pembawa Rh positif, keguguran, dan kehamilan ektopik.

Bilamana Menjadi Berisiko pada Sang Buah Hati?

Pada dasarnya, antibodi Rh tidak berbahaya hingga ibu mengalami kehamilan kedua atau selanjutnya. Apabila ibu pernah mengandung janin dengan Rh yang berbeda, antibodi Rh ibu mengenali Rh janin sebagai benda asing. Antibodi ini kemudian masuk ke aliran darah bayi dan menyerang sel darahnya.

Baca juga: Hematohidrosis, Keluarnya Keringat Darah pada Tubuh

Kondisi ini bisa membuat sel darah merah bayi mengalami pembengkakan dan pecah, yang kemudian dikenal sebagai penyakit hemolitik atau penyakit Rh pada bayi baru lahir, membuat jumlah darah bayi menurun dalam jumlah yang rendah.

Bagaimana Penanganannya?

Apabila rhesus ibu dan janin berbeda, dokter biasanya memberikan suntikan Rh-immunoglobulin selama kehamilan pertama. Suntikan pertama diberikan sekitar usia kehamilan 28 minggu, sementara suntikan kedua diberikan 72 jam setelah ibu melahirkan.

Rh-globulin ini bertindak sebagai vaksin yang mencegah tubuh ibu dari membuat antibodi Rh yang dapat memicu terjadinya masalah kesehatan serius pada bayi baru lahir atau mempengaruhi kehamilan berikutnya. Ibu berpotensi untuk mendapatkan suntikan Rh-immunoglobulin apabila mengalami keguguran, amniosentesis, atau perdarahan selama kehamilan.

Pada kasus yang jarang terjadi, jika timbul ketidakcocokan yang parah dan bayi berada pada kondisi serius, bayi bisa mendapatkan transfusi darah khusus yang disebut transfusi tukar, baik sebelum atau sesudah kelahirannya. Transfusi ini menggantikan darah bayi dengan darah yang memiliki Rh negatif. Hal ini bertujuan untuk menstabilkan tingkat sel darah merah dan meminimalkan kerusakan dari antibodi Rh yang sudah ada dalam aliran darah bayi.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Harus Rutin Donor Darah

Itu tadi kondisi yang akan terjadi apabila rhesus ibu dan janin berbeda. Jadi, jangan abaikan pemeriksaan golongan darah ketika hamil, karena ini bisa mencegah terjadinya kondisi serius pada bayi jika dilakukan deteksi dini. Setiap gejala aneh yang ibu alami selama kehamilan, langsung tanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan