Ini Alasan Lupus Sulit Disembuhkan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Agustus 2020
Ini Alasan Lupus Sulit DisembuhkanIni Alasan Lupus Sulit Disembuhkan

Halodoc, Jakarta - Lupus eritematosus, atau yang lebih dikenal dengan penyakit lupus merupakan penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, bahkan otak. Meski bisa dialami oleh siapa saja, lupus lebih rentan dialami oleh wanita ketimbang pria. Lupus akan membuat sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh, justru menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat. Apakah lupus sulit disembuhkan? 

Baca juga: Pentingnya Berolahraga untuk Pengidap Lupus

Benarkah Penyakit Lupus Sulit Disembuhkan?

Pengobatan yang dijalani oleh pengidap lupus bertujuan untuk meringankan gejala yang muncul, mencegah kambuhnya penyakit, serta meminimalkan risiko terjadinya kerusakan organ dalam tubuh. Perkembangan penyakitnya sendiri kerap kali berubah-ubah, sehingga jalan pengobatan yang dilakukan bisa berganti seiring dengan waktu, yang disesuaikan dengan gejala dan tingkat keparahan penyakit.

Dalam kondisi yang normal, kompleks imun akan dibatasi oleh sel-sel radang yang disebut dengan istilah fagosit. Namun, saat seseorang mengidap penyakit lupus, kompleks imun tidak dibatasi sepenuhnya, bahkan sel-sel radang bisa berkembang biak, dan disertai dengan pengeluaran enzim yang menimbulkan peradangan di sekitar kompleks imun.

Akibatnya, peradangan akan berkepanjangan dan berujung pada rusaknya organ dalam tubuh, karena mengganggu kerja organ di mana sel-sel radang berkembang biak. Gejala yang muncul akan mengikuti bagian organ tubuh yang mengalami peradangan, sehingga gejala akan tampak seperti penyakit yang lain. Kompleks imun sendiri akan berjalan mengikuti aliran darah. Karena hal tersebut, maka setiap organ dalam tubuh dapat terancam.

Nah, karena hal tersebutlah penyakit lupus sulit disembuhkan. Selain karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, hingga kini belum diketahui metode pengobatan yang manjur untuk menghentikan proses terjadinya penyakit tersebut. 

Baca juga: Apakah Bumil Pengidap Lupus Bisa Menular ke Janinnya?

Gejala Penyakit Lupus yang Tampak dan Perlu Diperhatikan

Lupus dapat menyerang berbagai organ atau jaringan dalam tubuh. Karena hal tersebut, gejala penyakit lupus akan sangat beragam dan berbeda antara satu pengidap dan pengidap lain. Intensitas yang dirasakan bisa ringan hingga berat, dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, serta berlangsung sementara atau bahkan permanen. Meski gejalanya akan sangat bervariasi, berikut beberapa gejala umum yang tampak:

  • Terus merasa kelelahan meski sudah beristirahat dengan cukup.
  • Muncul ruam dari batang hidung sampai kedua pipi.
  • Muncul ruam pada tangan dan pergelangan tangan.
  • Jika terpapar sinar matahari, ruam kulit akan bertambah parah, nyeri, atau gatal.
  • Sendi terasa nyeri, kaku, atau bengkak.
  • Demam.
  • Sesak napas.
  • Mulut dan mata terasa kering.
  • Nyeri dada.
  • Sakit kepala.
  • Penurunan daya ingat.
  • Sariawan.
  • Rambut rontok.
  • Kejang.
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki.

Baca juga: Tanda-Tanda Khas Terkena Lupus yang Perlu Diketahui

Segera periksakan diri di rumah sakit terdekat jika kamu mengalami sejumlah gejala penyakit lupus seperti yang telah disebutkan, terutama jika kamu mengalami ruam yang disertai dengan nyeri sendi atau rasa lelah yang terus-menerus. Gejala penyakit lupus penting diperhatikan agar kondisi dapat didiagnosis dan ditangani dari awal.

Perhatikan juga gejala penyakit lupus berat yang muncul. Gejala penyakit lupus dalam tahap yang parah akan ditandai dengan nyeri dada, sesak napas, kejang, sakit kepala parah, bahkan pingsan. Jika kamu sudah didiagnosis mengidap penyakit ini, ikuti jadwal pemeriksaan yang telah diberikan oleh dokter dengan seksama, agar kondisi penyakitmu dapat terpantau dengan baik.

Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2020. Lupus.
US Department of Health & Human Services. Diakses pada 2020. Lupus and Women.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Lupus.
Healthline. Diakses pada 2020. Everything You Need to Know About Lupus.