Advertisement

Ini Alasan Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang Gila

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Februari 2025

"Istilah 'orang gila' bisa memperburuk stigma ODGJ. Oleh karena itu, temukan alasan penting untuk mengubah cara pandang dan dukung pemulihan mereka."

Ini Alasan Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang GilaIni Alasan Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang Gila

DAFTAR ISI

  1. Alasan Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang Gila
    1. Mengandung konotasi negatif dan terkesan menghina
    2. Meningkatkan stigma tertentu bahkan diskriminasi
    3. Memperburuk kondisi mental ODGJ
    4. Menghambat upaya edukasi dan kesadaran
    5. Menghambat proses pemulihan

Halodoc, Jakarta – Stigma terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih sangat kuat di masyarakat. Salah satu bentuk stigma yang paling sering muncul adalah penggunaan istilah “orang gila.” 

Padahal, menyebut ODGJ sebagai orang gila bukan cuma tak pantas, tetapi juga dapat memperparah diskriminasi dan memperburuk kondisi mental mereka. Yuk, pahami tentang ODGJ berikut ini!

Alasan Tidak Boleh Menyebut ODGJ sebagai Orang Gila

Berikut sejumlah alasan yang perlu kamu pahami terkait konotasi panggilan orang gila terhadap ODGJ:

1. Mengandung konotasi negatif dan terkesan menghina

Istilah “orang gila” secara historis digunakan untuk merendahkan dan menghina individu yang mengalami gangguan mental.

Konotasi negatif ini membawa beban berat yang memperkuat stigma dan diskriminasi terhadap ODGJ. 

Dengan menggunakan istilah tersebut, kamu secara tidak langsung menempatkan mereka dalam posisi yang lebih rendah.

Hal ini seolah-olah mereka adalah manusia yang tidak layak mendapatkan rasa hormat atau perlakuan yang setara. 

Penggunaan kata-kata ini tidak hanya menyakitkan tetapi juga menunjukkan kurangnya pemahaman dan empati terhadap kondisi mereka.

Waspadai 6 Kebiasaan yang Bisa Mengganggu Kesehatan Mental kamu.

2. Meningkatkan stigma tertentu bahkan diskriminasi

Stigma terhadap ODGJ juga sangat merugikan. Ketika seseorang disebut sebagai “orang gila,” masyarakat cenderung melihat mereka sebagai ancaman atau beban sosial, bukan sebagai individu yang membutuhkan dukungan. 

Itu sebabnya, stigma tersebut bisa menghambat ODGJ untuk mencari bantuan atau mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.

Stigma yang terus ada ini bisa bisa menyebabkan isolasi sosial, kehilangan pekerjaan, dan bahkan memperburuk kondisi kesehatan mental ODGJ.

3. Memperburuk kondisi mental ODGJ

Menyebut ODGJ dengan istilah yang merendahkan juga bisa memperburuk kondisi mental mereka.

Kata-kata memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi perasaan dan perilaku seseorang. 

Ketika ODGJ mendengar istilah seperti “orang gila,” mereka mungkin merasa bahwa  tidak ada harapan untuk pulih atau tidak akan pernah diterima oleh masyarakat. 

Alhasil, kondisi ini bisa memicu penurunan harga diri, depresi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menggunakan bahasa yang lebih inklusif, sehingga bisa mendukung mereka dalam proses pemulihan.

Pahami pula 5 Tanda Kondisi Psikologis Sedang Terganggu berikut ini. 

4. Menghambat upaya edukasi dan kesadaran

Penggunaan istilah yang salah dan merendahkan juga menghambat upaya edukasi dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental.

Masyarakat cenderung tidak memahami atau tidak peduli tentang kondisi kesehatan mental jika terus terjebak dalam pandangan yang salah dan penuh stigma. 

Dengan menghindari istilah negatif seperti “orang gila,” kita dapat membuka ruang untuk diskusi yang lebih konstruktif dan informatif tentang kesehatan mental.

Edukasi yang benar dapat membantu menghilangkan stigma dan mendorong orang untuk lebih peduli, terutama mendukung mereka yang sedang berjuang mengatasi masalah mental.

5. Menghambat proses pemulihan

ODGJ sering kali membutuhkan dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat untuk pulih dan beraktivitas kembali ke dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, ketika sudah dicap sebagai “orang gila,” mereka mungkin merasa tidak didukung dan bahkan terisolasi. 

Kondisi ini bisa menghambat proses pemulihan dan membuat mereka sulit untuk kembali berfungsi secara normal dalam masyarakat. 

Dengan menghentikan penggunaan istilah yang merendahkan, kita bisa membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan inklusif bagi mereka yang sedang berjuang dengan gangguan mental.

Memahami Perbedaan Istilah ODGJ dan ODDP

Istilah ODDP (Orang Dengan Disabilitas Psikososial) dan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) sering digunakan dalam konteks kesehatan mental, tetapi memiliki makna dan penekanan yang berbeda. Berikut penjelasannya:

1. ODDP (Orang Dengan Disabilitas Psikososial)

  • Definisi: ODDP merujuk pada individu yang mengalami disabilitas akibat kondisi psikososial, seperti gangguan mental yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan sosial.
  • Fokus: Istilah ini lebih menekankan pada aspek disabilitas yang timbul karena hambatan sosial dan lingkungan, bukan semata-mata karena kondisi medis.
  • Pendekatan: Menggunakan perspektif hak asasi manusia dan inklusi sosial, sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD).
  • Tujuan: Mengurangi stigma dan mendorong penerimaan serta dukungan bagi individu dengan kondisi psikososial.

2. ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)

  • Definisi: ODGJ merujuk pada individu yang didiagnosis mengalami gangguan jiwa atau mental berdasarkan kriteria medis, seperti skizofrenia, depresi berat, atau gangguan bipolar.
  • Fokus: Istilah ini lebih berfokus pada kondisi medis atau klinis yang dialami individu.
  • Pendekatan: Lebih sering digunakan dalam konteks kesehatan dan pengobatan medis.
  • Tujuan: Memberikan penanganan medis dan terapi untuk mengelola gejala gangguan jiwa.

ODDP sering digunakan dalam advokasi hak-hak penyandang disabilitas dan kebijakan inklusif, sedangkan ODGJ lebih umum digunakan dalam konteks klinis atau layanan kesehatan mental.

Itulah berbagai alasan terkait tidak menggunakan panggilan orang gila terhadap ODGJ.

Jika kamu salah satu yang sedang berjuang mengatasi masalah mental, jangan ragu untuk melakukan konseling bersama psikiater di Halodoc.

Mereka bisa membantu proses pemulihanmu sekaligus meresepkan obat yang dibutuhkan. 

Jangan khawatir, psikiater di Halodoc tersedia 24 jam dan privasi kamu pastinya aman terjaga! Tunggu apa lagi, pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Sehat Negeriku. Diakses pada 2024. Stop Stigma dan Diskriminasi terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Diakses pada 2024. Bukan Gila, Tapi Gangguan Jiwa.