Ini Beda Motorik Halus dan Kasar yang Perlu Diketahui
Orang tua harus mengenali perbedaan motorik halus dan kasar supaya kemampuan ini terasah dengan baik.

DAFTAR ISI
- Perbedaan Motorik Halus dan Kasar
- Cara Mengasah Motorik Halus Anak
- Cara Mengasah Motorik Kasar Anak
- FAQ
Mengenal dan memahami perkembangan motorik anak pada masa pertumbuhan merupakan langkah penting bagi setiap orang tua. Keterampilan motorik sendiri merupakan kemampuan gerakan otot pada anak.
Motorik anak terbagi menjadi dua jenis utama: motorik halus dan kasar. Kedua jenis ini memiliki peran yang krusial dalam perkembangan anak.
Lalu, apa sih bedanya antara motorik halus dan kasar? Nah, berikut ulasan selengkapnya!
Perbedaan Motorik Halus dan Kasar
Penting bagi orang tua untuk mengetahui perbedaan antara motorik halus maupun kasar agar proses pemberian stimulasi bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu, pertumbuhan anak dapat berjalan baik.
Berikut perbedaan dan penjelasan mengenai kedua jenis keterampilan motorik.
1. Motorik halus
Keterampilan motorik halus adalah berbagai kemampuan anak dalam menggunakan otot-otot kecil pada tangan dan pergelangan tangan. Saat melakukan keterampilan motorik ini, anak memerlukan kontrol dan ketelitian yang cukup baik.
Berbagai kegiatan yang menstimulasi motorik halus kerap membutuhkan koordinasi gerakan tangan, jari, hingga mata. Ada berbagai komponen dalam keterampilan motorik halus, seperti:
- Menggenggam dan menyentuh objek.
- Melakukan sesuatu dengan kedua tangannya, seperti mengambil sendok hingga mainan.
- Bermain dengan kedua kakinya.
Kemampuan keterampilan motorik halus anak juga perlu didukung dengan kemampuan gerak dari kedua kaki, serta kemampuan bibir untuk bergerak atau mengecap sesuatu.
Nah, salah satu cara menstimulasi motorik pada anak adalah dengan mainan. Ibu dapat membaca rinciannya pada artikel berikut ini: “6 Permainan yang Bisa Melatih Motorik Anak”.
Ada beberapa tahapan perkembangan kemampuan keterampilan motorik anak disesuaikan dengan usianya, seperti:
- Usia 0-3 bulan: Mampu menyentuh objek dan mengarahkan tangan ke dalam mulut.
- 3-6 bulan: Mampu memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain, mampu melipat kedua tangan, dan meraih objek dengan kedua tangan.
- 6-9 bulan: Mampu mengambil dan memegang objek secara mandiri, mampu memencet suatu benda, serta mampu menggunakan suatu objek untuk menggerakan benda lainnya.
- 9-12 bulan: Mampu untuk mengonsumsi makanannya sendiri. Baik menggunakan sendok maupun secara langsung.
- 12-18 bulan: Mampu tepuk tangan, menata lego, hingga melambaikan tangan.
Ibu dapat membaca terkait tahapan perkembangan motorik anak hingga usia tiga tahun pada artikel ini: “Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun”.
2. Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan berbagai otot-otot besar. Gerakan tersebut meliputi berjalan, menendang, melompat, hingga menaiki tangga.
Keterampilan ini juga perlu didukung oleh kemampuan koordinasi tangan dan mata agar tumbuh kembangnya semakin optimal. Berikut ini beberapa keterampilan motorik kasar pada anak sesuai dengan usianya, yaitu:
- 3-6 bulan: Mampu berguling, mengangkat tangan dan kaki saat berbaring, dan menahan kepala saat posisi duduk.
- 6-12 bulan: Merangkak, mampu berdiri dari posisi duduk, serta mampu duduk secara mandiri.
- 1 tahun: Mendaki beberapa objek yang rendah, mendorong dan menarik mainan, berjalan dengan bantuan.
- 2 tahun: Mampu melompat dan berlari dengan bantuan.
- 3 tahun: Mampu menggunakan sepeda roda tiga, berlari tanpa jatuh, serta melempar bola.
Selain itu, ada beberapa kegiatan lain yang mendukung kemampuan motorik kasar anak. Contohnya seperti berenang, bermain sepeda roda dua, hingga sepatu roda.
Selain perkembangan motorik, perkembangan fisik pada anak juga tidak kalah penting. Simak selengkapnya pada artikel berikut ini: “Kenali Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia 0-5 Tahun”.
Cara Mengasah Motorik Halus Anak
Kemampuan motorik halus berhubungan dengan koordinasi antara otot kecil, seperti jari dan tangan, dengan mata.
Keterampilan ini penting untuk membantu anak melakukan aktivitas sehari-hari, seperti menulis, mengancingkan baju, atau menggambar.
Mengasah motorik halus sejak dini akan memudahkan Si Kecil dalam belajar dan beradaptasi di lingkungan sekolah.
1. Biarkan Anak Bermain dengan Mainan yang Melatih Jemarinya
Kamu bisa menyediakan mainan seperti balok susun (lego), puzzle, atau manik-manik besar untuk dirangkai. Aktivitas ini mendorong koordinasi mata dan tangan serta memperkuat otot jari anak.
2. Ajarkan Kegiatan Sehari-hari yang Melibatkan Gerakan Kecil
Melibatkan anak dalam kegiatan seperti mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, atau menuang air dari gelas kecil membantu mereka melatih kontrol jari.
Selain motorik halus, kegiatan ini juga menumbuhkan kemandirian.
3. Ajak Anak Menggambar atau Mewarnai
Aktivitas sederhana seperti menggambar bebas atau mewarnai pola dapat meningkatkan kekuatan genggaman pensil dan ketepatan gerak tangan.
Pilih alat tulis yang sesuai dengan usia anak agar lebih nyaman digunakan.
4. Gunakan Aktivitas Sensori
Bermain dengan bahan seperti pasir, tepung, atau slime bisa meningkatkan kepekaan sensorik sekaligus memperkuat kontrol otot halus.
Kamu bisa membuat permainan sensori di rumah dengan bahan sederhana yang aman untuk anak.
5. Latihan Memasukkan dan Mengeluarkan Benda
Ajak anak bermain memasukkan kancing ke dalam botol, memindahkan biji-bijian dengan sendok, atau menjepit benda kecil menggunakan penjepit.
Latihan ini membantu anak belajar fokus sekaligus mengembangkan kemampuan koordinasi tangan dan mata.
Cara Mengasah Motorik Kasar Anak
Berbeda dengan motorik halus, motorik kasar melibatkan gerakan otot besar seperti tangan, kaki, dan seluruh tubuh.
Keterampilan ini dibutuhkan anak untuk berjalan, berlari, melompat, dan menjaga keseimbangan tubuh. Latihan yang tepat membantu anak menjadi lebih aktif, kuat, dan percaya diri.
1. Dorong Anak Aktif Bergerak di Luar Ruangan
Biarkan anak berlari, memanjat, atau bersepeda di halaman. Aktivitas luar ruangan memperkuat otot besar dan melatih koordinasi tubuh.
Selain itu, sinar matahari pagi juga baik untuk kesehatan tulang karena membantu produksi vitamin D.
2. Main Lompat-lompatan atau Melompat di Tempat
Permainan seperti lompat tali, lompat satu kaki (hopscotch), atau trampolin mini dapat melatih keseimbangan dan kelincahan anak.
Aktivitas ini juga membantu meningkatkan kekuatan otot kaki dan daya tahan fisik.
3. Lakukan Aktivitas Menendang dan Melempar Bola
Permainan bola sederhana sangat efektif untuk mengasah refleks, koordinasi tangan-kaki, serta kemampuan fokus.
Kamu bisa menyesuaikan ukuran bola dengan usia anak agar lebih mudah dikendalikan.
4. Ajak Anak Menari atau Senam
Gerakan menari mengikuti irama musik membuat anak belajar ritme dan keseimbangan tubuh. Selain menyenangkan, aktivitas ini membantu melatih fleksibilitas dan ekspresi diri.
5. Lakukan Permainan Keseimbangan
Coba ajak anak berjalan di atas garis lurus, berdiri dengan satu kaki, atau bermain jungkat-jungkit. Permainan ini memperkuat otot inti (core muscles) yang penting untuk postur tubuh dan kontrol gerakan.
Itulah perbedaan motorik halus dan kasar yang perlu ibu ketahui. Untuk mengoptimalkan perkembangan anak, pastikan anak juga mendapatkan asupan nutrisi yang tepat.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait tumbuh kembang anak, hubungi dokter spesialis anak di Halodoc saja!
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga ibu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Referensi:
Baby Centre. Diakses pada 2025. What’s The Difference Between Fine Motor and Gross Motor Skills?
Very Well Family. Diakses pada 2025. Fine and Gross Motor Skills in Children.
Healthline. Diakses pada 2025. What Are Gross Motor Skills?
FAQ
1. Kenapa melatih motorik penting bagi tumbuh kembang anak?
Karena kedua kemampuan ini mendukung aktivitas belajar dan kemandirian. Motorik halus membantu anak menulis dan memegang benda kecil, sementara motorik kasar mendukung kekuatan fisik dan kepercayaan diri.
2. Kapan anak sebaiknya mulai dilatih kemampuan motoriknya?
Stimulasi motorik bisa dimulai sejak bayi, misalnya dengan memberi mainan bertekstur untuk digenggam (motorik halus) atau membiarkannya merangkak dan berdiri sendiri (motorik kasar).
3. Apa tanda anak mengalami keterlambatan motorik?
Jika anak sulit menggenggam benda, belum bisa berjalan di usia di atas 18 bulan, atau tampak canggung saat bergerak, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak atau terapis tumbuh kembang untuk evaluasi lebih lanjut.


