Ini Fakta tentang Penyakit Kusta di Dunia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 Januari 2021
Ini Fakta tentang Penyakit Kusta di DuniaIni Fakta tentang Penyakit Kusta di Dunia

Halodoc, Jakarta - Hari Kusta Sedunia diperingati pada hari Minggu terakhir bulan Januari setiap tahun. Peringatan ini bermula sejak 1954 oleh filantropis Prancis, Raoul Follereau. Ia mendirikan organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kusta dan cara penyembuhannya. Meskipun kini angka penyakit kusta tidak tinggi, masih banyak orang di seluruh dunia yang terus mengidap penyakit ini karena minimnya informasi dan kurangnya akses ke perawatan medis dasar. Apalagi stigma buruk mengenai penyakit ini juga membuat pengidapnya enggan melakukan perawatan. 

Kusta berganti nama menjadi penyakit Hansen setelah ilmuwan Norwegia, Gerhard Henrik Armauer Hansen, yang pada 1873 menemukan bakteri yang tumbuh lambat yang sekarang dikenal sebagai Mycobacterium leprae sebagai penyebab penyakit tersebut. Pada 2016, negara dengan jumlah diagnosis baru tertinggi adalah India, Brazil, dan Indonesia, disusul beberapa negara di Afrika. Sementara itu, ada juga beberapa fakta lain yang perlu kamu pahami mengenai penyakit kusta. 

Baca juga: Ketahui 3 Jenis Kusta dan Gejala yang Dialami oleh Pengidapnya

Mitos dan Fakta Penyakit Kusta

Berikut ini adalah mitos dan fakta seputar penyakit kusta di seluruh dunia:

Mitos: Penyakit kusta muda menular

Fakta: Penyakit kusta (penyakit Hansen) sulit tertular, bahkan 95 persen orang dewasa tidak dapat tertular karena sistem kekebalannya dapat melawan bakteri penyebab kusta.

Mitos: Penyakit kusta menyebabkan jari tangan dan kaki lepas. 

Fakta: Jari tangan tidak “lepas” karena kusta. Bakteri penyebab kusta menyerang saraf jari tangan dan kaki, sehingga menyebabkannya jadi mati rasa. Luka bakar dan luka pada bagian yang mati rasa mungkin tidak diketahui, yang dapat menyebabkan infeksi dan kerusakan permanen, dan akhirnya tubuh dapat menyerap kembali jari tersebut. Ini terjadi pada stadium lanjut dari penyakit kusta yang tidak diobati.

Mitos: Kusta yang dijelaskan dalam teks sejarah adalah kusta yang sama yang dikenal sekarang.

Fakta: Kusta yang tertulis pada sejarah tidak sama dengan kusta modern. “Kusta” yang ditemukan dalam teks sejarah dan agama menggambarkan berbagai kondisi kulit mulai dari ruam dan kulit yang tidak rata hingga bengkak. Mereka tercatat sangat menular, yang tidak berlaku untuk penyakit Hansen dan juga tidak memiliki beberapa tanda penyakit Hansen yang paling jelas, seperti kerusakan bentuk, kebutaan, dan hilangnya sensasi nyeri. 

Baca juga: Waspada, Kusta Dapat Ditularkan Melalui Kontak Langsung dengan Binatang

Mitos: Kusta adalah akibat dari dosa atau kutukan.

Fakta: Kusta yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae yang tumbuh lambat dan bukan merupakan hasil dari perilaku atau kutukan.

Mitos: Pengidap kusta perlu tinggal di rumah khusus yang terisolasi dari orang sehat.

Fakta: Pengidap kusta yang sedang dirawat dengan antibiotik dapat hidup normal di antara keluarga dan teman-temannya dan dapat tetap bersekolah.

Mitos: Kusta bisa menular jika duduk di sebelah pengidapnya.

Fakta: Penyakit kusta tidak bisa terjadi melalui kontak biasa seperti berjabat tangan, duduk di samping atau berbicara dengan pengidap penyakitnya.

Mitos: Begitu kamu terkena kusta, kamu tidak memiliki harapan hidup.

Fakta: Kini kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan antibiotik.

Mitos: Kamu tetap bisa menularkan kusta sampai pengobatan selesai.

Fakta: Seseorang tidak akan menularkan dalam beberapa hari setelah memulai pengobatan dengan antibiotik. Namun, perawatan harus diselesaikan sesuai resep (yang mungkin memakan waktu hingga 2 tahun) untuk memastikan infeksi tidak kembali.

Baca juga: Kenali Tahapan Perkembangan Penyakit Kusta dalam Tubuh

Jika kamu mencurigai diri sendiri atau anggota keluarga mengidap gejala yang mirip dengan kusta, sebaiknya segera buat janji dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kini kamu bisa buat janji di rumah sakit dengan menggunakan aplikasi Halodoc, sehingga kamu bisa langsung menentukan kapan akan mengunjungi rumah sakit. Dengan begini, kamu tak perlu lagi antre di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Mudah bukan? Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang untuk menikmati kemudahan layanan kesehatan hanya lewat genggaman!

Referensi:
Livescience. Diakses pada 2021. 6 Strange Facts About Leprosy.
U.S. National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases. Diakses pada 2021. World Leprosy Day: Bust the Myths, Learn the Facts.
Very Well Health. Diakses pada 2021. What You Should Know About Leprosy.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan