Waspada, Kusta Dapat Ditularkan Melalui Kontak Langsung dengan Binatang

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 April 2019
Waspada, Kusta Dapat Ditularkan Melalui Kontak Langsung dengan BinatangWaspada, Kusta Dapat Ditularkan Melalui Kontak Langsung dengan Binatang

Halodoc, Jakarta – Kusta adalah penyakit yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae, yang menyebabkan kerusakan pada kulit dan sistem saraf perifer. Penyakit ini berkembang secara perlahan (dari enam bulan hingga 40 tahun) dan mengakibatkan lesi dan kelainan bentuk kulit, paling sering memengaruhi tempat-tempat yang lebih dingin pada tubuh (misalnya, mata, hidung, daun telinga, tangan, kaki, dan testis).

Lesi dan kelainan kulit bisa sangat menodai dan merupakan alasan bahwa secara historis orang yang dianggap individu yang terinfeksi terbuang dalam banyak budaya. Meskipun penularan dari manusia ke manusia adalah sumber utama infeksi, tapi tiga spesies lain dapat membawa dan (jarang) mentransfer M. leprae ke manusia, seperti simpanse, monyet mangabey, dan armadillo berberkas sembilan.

Baca juga: Ketahui 3 Jenis Kusta dan Gejala yang Dialami Pengidapnya

Penyakit ini disebut penyakit granulomatosa kronis, mirip dengan tuberkulosis, karena menghasilkan nodul inflamasi (granuloma) di kulit dan saraf tepi seiring waktu. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Journal PLOS Neglected Tropical Diseases, para peneliti menemukan bahwa 62 persen dari armadillo berberkas sembilan yang disampel di negara bagian Pará pengidap di Brasil barat menunjukkan tanda-tanda terpapar bakteri yang menyebabkan kusta, yang juga dikenal sebagai penyakit Hansen.

Terlebih lagi, penelitian ini menemukan bahwa orang yang makan daging armadillo lebih sering menunjukkan konsentrasi antibodi kusta yang lebih tinggi dalam darah mereka, mengisyaratkan adanya korelasi kuat antara berburu, menangani, dan memakan hewan-hewan ini, sehingga tertular penyakitnya.

Baca juga: Jangan Dijauhi, Pengidap Kusta Bisa Sembuh Tuntas

Bakteri penyebab kusta telah terbukti berkonsentrasi di hati serta limfa. Para peneliti menguji 146 warga setempat dan menemukan bahwa 92 di antaranya memiliki antibodi terhadap bakteri kusta, dan menunjukkan paparan luas.

Sekitar 65 persen orang di bagian Brazil itu makan armadillo setidaknya sekali setahun, kata John Spencer, seorang ahli imunologi di Colorado State University. Katanya rasa daging armadillo, seperti ayam dan enak.

Perawatan dan Pencegahan Kusta

Sebelum pengenalan terapi multi-obat pada awal 1980-an, kusta hanya bisa diperlambat, tapi tidak disembuhkan, karena bakteri tidak dapat dibunuh. Sekarang, dengan penggunaan antibiotik dan obat-obatan lain, penyakit ini dapat disembuhkan. Begitu seseorang dengan kusta memulai pengobatan yang tepat, mereka dengan cepat menjadi tidak menular.

Tidak ada vaksin yang umumnya tersedia untuk secara khusus mencegah kusta. Namun, vaksin melawan tuberkulosis (TB), yang disebut vaksin BCG, dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap kusta. Ini karena organisme penyebab kusta terkait erat dengan penyebab TB.

Penyakit kusta diobati dengan kombinasi antibiotik. Biasanya, 2 atau 3 antibiotik digunakan secara bersamaan. Ini adalah dapson dengan rifampisin, dan clofazimine ditambahkan untuk beberapa jenis penyakit. Ini disebut terapi multidrug. Strategi ini membantu mencegah perkembangan resistensi antibiotik oleh bakteri, yang dapat terjadi karena lamanya pengobatan.

Perawatan biasanya berlangsung antara satu hingga dua tahun. Penyakit ini dapat disembuhkan jika pengobatan selesai seperti yang ditentukan. Jika kamu dirawat karena kusta, penting untuk:

  • Beri tahu dokter jika kamu mengalami mati rasa atau kehilangan perasaan di bagian tubuh tertentu atau bercak di kulit. Ini mungkin disebabkan oleh kerusakan saraf akibat infeksi. Jika kamu mati rasa dan kehilangan perasaan, maka berhati-hatilah untuk mencegah cedera yang mungkin terjadi, seperti terbakar dan terpotong.

Baca juga: Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyembuhkan Penyakit Kusta?

  • Minumlah antibiotik sampai dokter mengatakan perawatan selesai. Jika kamu berhenti lebih awal, bakteri mungkin mulai tumbuh lagi dan kamu mungkin sakit lagi.

  • Beri tahu dokter jika bercak kulit yang terkena menjadi merah dan sakit, saraf menjadi sakit atau bengkak, atau kamu mengalami demam, karena ini mungkin komplikasi dari penyakit kusta. Sehingga, kamu mungkin memerlukan perawatan lebih intensif dengan obat-obatan yang dapat mengurangi peradangan.

Antibiotik yang digunakan selama perawatan akan membunuh bakteri penyebab kusta. Namun, sementara pengobatan dapat menyembuhkan penyakit dan mencegahnya memburuk, itu tidak membalikkan kerusakan saraf atau cacat fisik yang mungkin terjadi sebelum diagnosis. Dengan demikian, sangat penting bahwa penyakit didiagnosis sedini mungkin, sebelum kerusakan saraf permanen terjadi.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai kusta dan penularannya melalui binatang, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan