Ini Gejala Osteoporosis yang Tak Boleh Disepelekan
Gejala awal osteoporosis bisa berupa gigi dan kuku yang rapuh, nyeri sendi, serta perubahan tulang punggung.

DAFTAR ISI
- Gejala Osteoporosis
- Kapan Harus ke Dokter?
- Faktor Risiko Osteoporosis
- Diagnosis Osteoporosis
- Cara Mengatasi Osteoporosis
- Suplemen Halodoc untuk Kesehatan Tulang
- Pencegahan Osteoporosis
- Komplikasi Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penurunan kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi lebih rapuh. Selama ini, gejala osteoporosis seringkali diabaikan, padahal gangguan kesehatan ini bisa memicu patah tulang, terutama jika tidak segera ditangani.
Itu sebabnya, jangan sepelekan tanda-tanda osteoporosis dan lebih baik mencegahnya sedini mungkin. Simak selengkapnya mengenai gejala osteoporosis yang tidak boleh disepelekan, pada artikel berikut ini!
Gejala Osteoporosis
Penyakit osteoporosis merupakan kondisi penurunan kepadatan tulang, yang membuat tulang menjadi rapuh dan berisiko mengalami patah. Kondisi ini bisa terjadi karena tubuh mengalami kehilangan massa tulang, seiring bertambahnya usia.
Risiko osteoporosis bisa meningkat karena beberapa faktor seperti pengaruh hormon seksual, kekurangan kalsium dan vitamin D, kurangnya aktivitas fisik, serta kebiasaan buruk merokok dan konsumsi alkohol.
Berikut ini gejala penyakit osteoporosis yang perlu kamu waspadai:
1. Muncul nyeri
Salah satu gejala osteoporosis yang paling umum adalah munculnya nyeri di beberapa bagian tubuh. Tulang yang mengalami kerapuhan bisa menyebabkan rasa sakit yang tak kunjung menghilang.
Bahkan, terkadang rasa nyeri bisa semakin memburuk ketika kamu bergerak. Tentunya kondisi ini bisa memengaruhi aktivitas serta produktivitas kamu sehari-hari.
Jika rasa nyeri muncul hingga mengganggu aktivitas, kamu bisa coba konsumsi sejumlah obat-obatan. Beberapa rekomendasi obatnya bisa kamu cari pada artikel berikut ini: “Ini Rekomendasi Terbaik Obat Pereda Nyeri Sendi dan Tulang”.
2. Punggung melengkung
Apabila osteoporosis terjadi dan memengaruhi tulang belakang, hal ini bisa membuat punggung melengkung. Kondisi ini disebut juga sebagai kifosis atau punggung bungkuk.
Kifosis terjadi karena tulang belakang mengalami kerapuhan dan patah. Selain memengaruhi postur tubuh, ini juga bisa menimbulkan nyeri di punggung.
3. Tinggi tubuh berkurang
Penurunan tinggi tubuh juga bisa terjadi apabila tulang belakang melengkung akibat osteoporosis. Ini bisa terjadi lantaran, patahan tulang belakang menyebabkan penurunan jarak di antara tulang belakang.
Perubahan ini mungkin tidak terlihat dalam waktu singkat. Namun seiring berjalannya waktu, orang yang mengalami osteoporosis akan menyadari bahwa tinggi tubuhnya berkurang.
Postur tubuh yang terlihat lebih pendek, tak jarang juga menyebabkan menurunnya rasa percaya diri seseorang.
4. Mudah patah tulang
Tulang yang mengalami osteoporosis umumnya menjadi mudah rapuh, sehingga patah tulang kerap terjadi secara spontan atau disebabkan karena hal sepele.
Misalnya saja, saat seseorang mengalami jatuh dari ketinggian yang rendah atau saat melakukan aktivitas ringan seperti membungkuk dan mengangkat suatu beban.
Beberapa tulang yang mudah patah akibat osteoporosis diantaranya tangan, pinggul, dan tulang belakang.
5. Menurunnya kualitas hidup
Gejala osteoporosis juga bisa menurunkan kualitas hidup seseorang. Karena faktanya, rasa nyeri yang muncul di tubuh dan postur tubuh yang buruk, bisa membuat seseorang kesulitan dalam beraktivitas.
Selain itu, orang dengan osteoporosis juga kerap merasakan ketidaknyamanan di tubuh, sehingga mereka tidak bisa melakukan aktivitas yang terlalu lama atau berat.
Karena bisa sampai menurunkan kualitas hidup, penting bagi kamu mengetahui “Cara Efektif Mencegah Osteoporosis, Mulai dari Sekarang!”.
6. Kuku dan gigi rapuh
Bukan cuma tulang rangka saja, gigi dan kuku juga terasa rapuh saat kamu mengalami osteoporosis.
Pada gigi, penurunan kepadatan pada tulang rahang bisa membuat gigi mudah copot. Hal ini tentunya dapat menghambat kemampuan dalam mengunyah dan berbicara.
Sedangkan pada kuku, bagian ini menjadi sangat rapuh dan mudah patah. Oleh sebab itu, kamu perlu waspada jika mengalaminya dan segera lakukan tindak pencegahan.
7. Nyeri sendi
Osteoporosis juga bisa memicu timbulnya nyeri sendi. Ini karena, tulang yang patah bisa memengaruhi sendi-sendi yang ada di sekitarnya.
Sebagai contoh, tulang kaki yang patah bisa memengaruhi fungsi sendi di bagian lutut. Akibatnya, nyeri sendi kronis akan membatasi gerakan, sehingga kamu sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
Perlu diingat bahwa, osteoporosis awalnya tidak menimbulkan gejala apapun, sampai patahan tulang pertama terjadi. Kondisi ini sangat rentan dialami oleh para lansia.
Maka dari itu, jika kamu mengalami gejala atau memiliki faktor risiko osteoporosis, segera lakukan tindak pencegahan dan konsultasikan diri ke dokter di Halodoc. Sebab, kepadatan tulang cenderung kian menurun seiring bertambahnya usia.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala-gejala osteoporosis, terutama jika memiliki faktor risiko seperti usia lanjut, riwayat keluarga dengan osteoporosis, atau pernah mengalami patah tulang akibat cedera ringan.
Ingat, deteksi dini dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kamu juga bisa hubungi dokter spesialis di Halodoc dengan cara klik banner di bawah ini!

Faktor Risiko Osteoporosis
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko terkena osteoporosis, di antaranya:
- Usia: Risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin: Wanita lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria, terutama setelah menopause.
- Riwayat keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
- Ras: Orang kulit putih dan Asia lebih berisiko terkena osteoporosis.
- Ukuran tubuh: Orang dengan berat badan rendah dan tulang kecil lebih berisiko.
- Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis seperti penyakit tiroid, penyakit celiac, dan rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Gaya hidup: Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Asupan nutrisi: Kekurangan kalsium dan vitamin D dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang.
Diagnosis Osteoporosis
Diagnosis osteoporosis dilakukan melalui pemeriksaan kepadatan tulang yang disebut Densitometri atau Dual-energy X-ray absorptiometry (DXA).
Pemeriksaan ini mengukur kepadatan tulang di bagian pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Hasil pemeriksaan akan dibandingkan dengan nilai normal untuk menentukan apakah seseorang menderita osteoporosis.
Cara Mengatasi Osteoporosis
Pengobatan osteoporosis bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan pengeroposan tulang, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengurangi risiko patah tulang.
Beberapa metode pengobatan osteoporosis meliputi:
- Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti bifosfonat, selective estrogen receptor modulators (SERM), kalsitonin, atau teriparatide untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang.
- Suplemen kalsium dan vitamin D: Konsumsi suplemen kalsium dan vitamin D dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tulang.
- Terapi hormon: Terapi hormon dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang pada wanita pascamenopause.
- Gaya hidup sehat: Menerapkan gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, berhenti merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
Suplemen Halodoc untuk Kesehatan Tulang
Untuk mendukung kesehatan tulang, Halodoc menyediakan berbagai pilihan suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D.
Suplemen ini dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian dan menjaga kepadatan tulang. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk memilih suplemen yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Berikut adalah beberapa pilihan suplemen yang tersedia di Halodoc:
- Calcium D Redoxon: Suplemen kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
- Blackmores Total Calcium & Magnesium + D3: Kombinasi kalsium, magnesium, dan vitamin D3 untuk membantu menjaga kepadatan tulang.
- Nature’s Plus Bone Support: Suplemen dengan kandungan kalsium, magnesium, vitamin D3, dan vitamin K2 untuk mendukung kesehatan tulang secara menyeluruh.
Pencegahan Osteoporosis
Pencegahan osteoporosis sebaiknya dimulai sejak usia muda dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga asupan nutrisi yang cukup. Beberapa langkah pencegahan osteoporosis meliputi:
- Konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D: Sumber kalsium yang baik meliputi produk susu, sayuran hijau, dan ikan. Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari dan suplemen.
- Olahraga teratur: Latihan beban dan olahraga yang melibatkan gerakan menahan berat badan dapat membantu memperkuat tulang.
- Berhenti merokok: Merokok dapat menurunkan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang.
- Batasi konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme kalsium dan menurunkan kepadatan tulang.
- Menjaga berat badan ideal: Berat badan yang terlalu rendah dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1000-1300 mg per hari untuk orang dewasa. Vitamin D juga penting untuk membantu penyerapan kalsium dalam tubuh.
Komplikasi Osteoporosis
Komplikasi utama dari osteoporosis adalah patah tulang, terutama pada tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan.
Patah tulang dapat menyebabkan nyeri kronis, penurunan mobilitas, dan kualitas hidup yang menurun.
Pada kasus yang parah, patah tulang pinggul dapat menyebabkan kecacatan permanen atau bahkan kematian.
Kesimpulan
Osteoporosis adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan patah tulang dan penurunan kualitas hidup.
Kenali gejala osteoporosis, faktor risiko, dan langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan tulang.
Konsultasikan dengan dokter jika memiliki kekhawatiran tentang kesehatan tulang dan lakukan pemeriksaan kepadatan tulang secara teratur.
Selain itu, lengkapi kebutuhan nutrisi dengan suplemen yang tersedia di Halodoc untuk mendukung kesehatan tulangmu.
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Osteoporosis.
Healthline. Diakses pada 2025. What Do You Want to Know About Osteoporosis?
National Osteoporosis Foundation. Diakses pada 2025. What Is Osteoporosis?
FAQ
1. Apakah osteoporosis hanya terjadi pada wanita?
Meskipun wanita lebih berisiko terkena osteoporosis, pria juga bisa mengalami kondisi ini.
2. Apakah osteoporosis bisa disembuhkan?
Osteoporosis tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengobatan dapat membantu memperlambat atau menghentikan pengeroposan tulang dan mengurangi risiko patah tulang.
3. Kapan sebaiknya melakukan pemeriksaan kepadatan tulang?
Pemeriksaan kepadatan tulang sebaiknya dilakukan pada wanita berusia 65 tahun ke atas dan pria berusia 70 tahun ke atas. Jika memiliki faktor risiko osteoporosis, pemeriksaan sebaiknya dilakukan lebih awal.