Advertisement

Ini Gejala yang Dirasakan saat Terkena Pneumonia

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   28 Februari 2025

Pneumonia bisa ditandai dengan batuk berdahak kental yang tidak mereda.

Ini Gejala yang Dirasakan saat Terkena PneumoniaIni Gejala yang Dirasakan saat Terkena Pneumonia

DAFTAR ISI

  1. Cara Penularan Pneumonia Bakteri
  2. Seperti Apa Gejala Pneumonia?
  3. Apa Kata Riset?
  4. Perawatan untuk Pengidap Pneumonia
  5. Bagaimana Cara Mencegah Pneumonia?

Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. 

Kondisi ini bisa ringan, tapi juga bisa menjadi serius, terutama pada bayi, lansia, atau orang dengan sistem imun lemah. 

Gejalanya sering kali mirip flu biasa, jadi penting untuk mengenal tanda-tandanya agar bisa mendapatkan penanganan lebih cepat.

Yuk, kenali lebih dalam gejala pneumonia agar kamu bisa lebih waspada dan tahu kapan harus mencari bantuan medis!

Baca Juga: Ini Beda Pneumonia dan Bronkitis, Penyakit yang Sama-Sama Menyerang Paru

Cara Penularan Pneumonia Bakteri

Selain penyebabnya, pneumonia juga sering dibedakan atas lokasi penularannya. Pneumonia bisa diperoleh dari lingkungan masyarakat atau lingkungan rumah sakit. 

Namun, sebagian besar kasus pneumonia, umumnya ditularkan dari lingkungan masyarakat. Sisanya, penyakit ini bisa ditularkan melalui perawatan kesehatan dan penggunaan ventilator. 

Pneumonia yang didapat melalui lingkungan masyarakat bisa diperoleh ketika seseorang menghirup partikel atau tetesan dari bersin pengidap pneumonia. 

Biasanya, jenis bakteri yang ditularkan adalah Streptococcus pneumoniaedan Haemophilus influenzae.

Sedangkan seseorang yang mendapat pneumonia di lingkungan rumah sakit, terjadi ketika bakteri masuk ke mulut atau saluran pernapasan bagian atas yang kemudian memasuki paru-paru dan menyebabkan infeksi. 

Bakteri yang sering ditularkan di rumah sakit biasanya berjenis Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.

Seperti Apa Gejala Pneumonia?

Pneumonia adalah infeksi serius yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru, yang bisa terisi cairan atau nanah. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, dan bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat. 

Nah, berikut adalah gejala pneumonia yang perlu diwaspadai:

1. Batuk Berdahak

Batuk yang tidak kunjung reda, terutama jika disertai dahak kental, bisa menjadi tanda pneumonia. 

Dahak ini bisa berwarna hijau, kuning, atau bahkan mengandung bercak darah, menandakan adanya infeksi aktif di paru-paru. 

Batuk ini sering kali terasa mengganggu, dan semakin parah saat malam hari atau setelah aktivitas fisik.

2. Demam dan Menggigil

Demam tinggi yang disertai menggigil hebat adalah respons alami tubuh saat melawan infeksi. 

Pada pneumonia, demam bisa muncul tiba-tiba atau meningkat secara bertahap, disertai keringat berlebih saat suhu tubuh berusaha turun. 

Ini bisa menyebabkan tubuh terasa sangat lemah dan tidak nyaman sepanjang hari.

3. Sesak Napas

Saat kantung udara di paru-paru terisi cairan akibat infeksi, proses pertukaran oksigen jadi terganggu. 

Akibatnya, napas jadi terasa pendek, bahkan saat beristirahat. 

Pada kasus yang lebih parah, sesak napas bisa makin terasa saat melakukan aktivitas ringan, dan bibir atau kuku bisa tampak kebiruan karena kekurangan oksigen.

4. Nyeri Dada Saat Bernapas atau Batuk

Peradangan pada jaringan paru-paru bisa menyebabkan nyeri tajam di dada, terutama saat menarik napas dalam atau saat batuk. 

Rasa sakit ini bisa terasa seperti ditusuk, dan cenderung memburuk saat paru-paru mengembang atau berkontraksi. 

Apabila dibiarkan, nyeri ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas tidur.

5. Kelelahan dan Kebingungan

Tubuh yang terus-menerus melawan infeksi akan kehilangan banyak energi, menyebabkan rasa lelah yang luar biasa. 

Pada lansia, pneumonia juga bisa menyebabkan kebingungan atau disorientasi akibat kadar oksigen yang menurun drastis dalam darah. 

Kondisi ini bisa menjadi tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis segera.

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, jangan tunda untuk segera berkonsultasi dengan dokter

Apa Kata Riset?

Berdasarkan penelitian dalam Journal of Primary Care, pneumonia adalah infeksi saluran napas yang sering terjadi, menyebabkan lebih dari 800.000 kasus rawat inap setiap tahun di Amerika Serikat. 

Gejala khasnya meliputi batuk, nyeri dada saat bernapas, demam, kelelahan, dan hilang nafsu makan. 

Namun, pada anak-anak dan lansia, gejalanya bisa berbeda, seperti sakit kepala, mual, nyeri perut, atau bahkan tanpa gejala khas.

Peneliti juga menyebutkan bahwa pengobatan utama pneumonia adalah terapi antibiotik empiris, namun pemilihan antibiotiknya harus tepat berdasarkan pola bakteri lokal dan tingkat resistensi, karena ini sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. 

Perawatan untuk Pengidap Pneumonia

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), penanganan pneumonia yang tepat dapat mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi serius. 

Inilah beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan:

1. Pengobatan Sesuai Penyebab Infeksi

Dokter umumnya akan meresepkan antibiotik untuk pneumonia bakteri, antivirus untuk pneumonia akibat virus, atau antijamur jika penyebabnya adalah jamur. 

Penting untuk mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter dan menyelesaikan seluruh dosis, meskipun gejala mulai membaik, agar infeksi benar-benar tuntas.

2. Istirahat yang Cukup

Tubuh butuh banyak energi untuk melawan infeksi, jadi istirahat yang cukup adalah kunci pemulihan. 

Pengidap pneumonia disarankan untuk mengurangi aktivitas berat dan memperbanyak waktu tidur agar sistem imun bekerja lebih optimal.

3. Mengonsumsi Cairan yang Cukup

Minum banyak air membantu mengencerkan lendir di paru-paru, sehingga lebih mudah dikeluarkan saat batuk. 

Selain air putih, teh hangat atau sup juga bisa memberikan rasa nyaman dan mengurangi iritasi tenggorokan akibat batuk terus-menerus.

4. Penggunaan Obat Pereda Gejala

Untuk meredakan gejala seperti demam, nyeri dada, atau sakit kepala, dokter bisa menyarankan obat pereda nyeri dan demam seperti paracetamol atau ibuprofen. 

Obat ini membantu mengurangi ketidaknyamanan, sehingga pengidap bisa beristirahat lebih baik.

5. Terapi Oksigen 

Pada kasus pneumonia yang lebih parah, terutama jika kadar oksigen dalam darah turun drastis, terapi oksigen mungkin diperlukan. 

Prosedur ini bisa dilakukan di rumah sakit atau dengan alat bantu pernapasan di rumah, sesuai rekomendasi dokter.

Bagaimana Cara Mencegah Pneumonia?

Meski berbahaya, penyakit ini bisa dicegah dengan langkah-langkah sederhana.

Berikut cara mencegah pneumonia sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh:

  • Melakukan vaksinasi pneumokokus (PCV) dan vaksin flu
  • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir 
  • Menutup mulut saat batuk atau bersin
  • Menghindari rokok, polusi udara, dan asap berbahaya lainnya
  • Konsumsi makanan bergizi seperti sayur, buah, dan protein.
  • Rutin berolahraga
  • Istirahat dengan cukup

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, kamu bisa melindungi diri dan orang terdekat dari pneumonia. 

Baca Juga: Vape Bisa Sebabkan Paru-Paru Basah, Mitos atau Fakta

Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala pneumonia yang tidak kunjung membaik, segeralah konsultasikan dengan dokter melalui Halodoc.

Mereka telah berpengalaman dan memiliki ulasan positif, sehingga mampu memberikan diagnosis maupun prosedur perawatan yang menyesuaikan kondisimu.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi dengan mudah dan aman, tanpa harus ke luar rumah.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Lim, WS. Diakses pada 2025. Pneumonia.
Grief SN & Loza JK. Diakses pada 2025. Guidelines for the Evaluation and Treatment of Pneumonia.
American Lung Association. Diakses pada 2025. Pneumonia Symptoms and Diagnosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Pneumonia.