Advertisement

Ini Penyebab Pengidap Paru Obstruktif Kronis Rentan Terinfeksi COVID-19

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Agustus 2021
Ini Penyebab Pengidap Paru Obstruktif Kronis Rentan Terinfeksi COVID-19Ini Penyebab Pengidap Paru Obstruktif Kronis Rentan Terinfeksi COVID-19

Penyakit paru obstruktif kronis termasuk penyakit yang rentan terinfeksi COVID-19. Gejalanya yang signifikan seperti sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik dan infeksi saluran pernapasan.Pengidap penyakit paru obstruktif kronis meningkat dibandingkan dengan mereka yang tidak. Memahami penyebabnya akan membuat kamu memahami penanganan yang harus segera dilakukan.”

Halodoc, Jakarta – Penyakit paru obstruktif kronis adalah penyakit radang paru-paru kronis yang menyebabkan aliran udara terhambat dari paru-paru. Gejalanya meliputi kesulitan bernapas, batuk, produksi lendir (sputum) dan mengi. 

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap gas atau partikel yang mengiritasi, paling sering dari asap rokok. Pengidap paru obstruktif kronis berada pada peningkatan risiko terkena penyakit jantung, kanker paru-paru dan berbagai kondisi lainnya. Mengapa pengidap paru obstruktif kronis rentan terinfeksi COVID-19? Baca selengkapnya di sini!

ACE-2 pada Pengidap Paru Obstruktif Kronis Lebih Tinggi

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, orang yang mengidap penyakit parah rentan terinfeksi COVID-19. Itu termasuk mereka yang menjalani rawat inap, mendapatkan perawatan intensif, serta menggunakan ventilator untuk membantu bernapas.

Baca juga: Ini 5 Penyakit yang Menyerang Paru-Paru

Penyakit paru obstruktif kronis termasuk penyakit yang rentan terinfeksi COVID-19. Ini dikarenakan gejalanya yang signifikan seperti:

1. Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas fisik.

2. Mengi.

3. Sesak dada.

4. Batuk kronis yang dapat menghasilkan lendir (dahak) yang mungkin jernih, putih, kuning atau kehijauan.

5. Infeksi saluran pernapasan yang terjadi terus-menerus.

6. Kekurangan energi.

7. Penurunan berat badan yang tidak diinginkan (pada tahap selanjutnya).

8. Pembengkakan di pergelangan kaki, kaki atau tungkai

9. Orang dengan paru obstruktif kronis juga cenderung mengalami episode yang disebut eksaserbasi. Gejalanya bisa menjadi lebih buruk daripada variasi sehari-hari yang biasa dan bertahan setidaknya selama beberapa hari.

Baca juga: Begini Cara Mendiagnosis Infeksi Saluran Pernapasan

Seperti yang sudah diketahui, COVID-19 menyerang organ pernapasan dan membuat imun tubuh lemah. Untuk itu, pahami dengan baik gejala-gejala dari penyakit paru obstruktif kronis.

Selain itu, SARS-CoV-2 menggunakan enzim yang disebut angiotensin-converting enzyme II (ACE-2) sebagai reseptor untuk mendapatkan akses ke dalam sel tubuh. ACE-2 diekspresikan di banyak jaringan tubuh, termasuk pada sel epitel saluran pernapasan atas dan bawah. 

Virus penyebab COVID-19 memiliki kecenderungan pengikatan yang tinggi terhadap ACE-2, yang berkontribusi pada kemudahan penyebaran virus dari manusia ke manusia. Nah, pengidap penyakit paru obstruktif kronis tingkat ACE-2 meningkat secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang tidak. 

Peningkatan ekspresi ACE-2 pada pengidap paru obstruktif kronis ini yang membuat mereka lebih rentan terinfeksi COVID-19 dan mengalami gejala yang lebih parah. Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Pharmacy Times menyebutkan, 2 persen orang yang terinfeksi COVID-19 juga mengidap paru obstruktif kronis. 

Mereka yang terinfeksi COVID-19 akan mengalami gejala yang lebih parah termasuk kesulitan bernapas, nyeri dada, kebingungan, ketidakmampuan untuk tetap terjaga, dan warna kebiruan di bibir dan wajah. Jelasnya, komplikasi yang lebih parah dan tingkat kematian akibat COVID-19 yang lebih tinggi dialami oleh pengidap paru obstruktif. 

Baca juga: Ini yang Terjadi Kalau Terlalu Sering Terpapar Asap Rokok

Penanganan untuk Mencegah Infeksi COVID-19 

Menyadari komplikasi yang bisa didapatkan jika pengidap paru obstruktif kronis terinfeksi COVID-19, maka penting untuk menjalani pengobatan secara teratur untuk membantu memperlambat perkembangan kondisi dan mengendalikan gejalanya.

Adapun perawatan yang bisa dilakukan adalah:

1. Berhenti merokok 

Jika kamu mengidap paru obstruktif kronis dan merokok, berhenti merokok adalah hal terpenting yang bisa kamu lakukan.

2. Inhaler dan tablet 

Penggunaan inhaler dan mengonsumsi obat juga membantu mempermudah pernapasan.

3. Rehabilitasi paru 

Adalah rangkaian program khusus untuk mereka yang mengidap paru obstruktif kronis

4. Operasi atau transplantasi paru-paru 

Perawatan ini kerap menjadi pilihan sesuai dengan rekomendasi dokter. 

Itulah informasi mengenai paru obstruktif kronis dan COVID-19. Jika kamu masih memiliki pertanyaan mengenai masalah kesehatan tertentu, tanyakan saja langsung ke Halodoc. Butuh membeli obat tanpa harus keluar rumah, juga bisa dilakukan lewat aplikasi Halodoc!

Referensi:
Pharmacy Times. Diakses pada 2021. COVID-19 Has Devastating Effects for Patients Suffering From COPD
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2021. People with Certain Medical Conditions
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. COPD
European Respiratory Journal. Diakses pada 2021. COVID-19 and COPD