Ini Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal yang Harus Diketahui

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   22 Januari 2025

Keputihan abnormal ditandai dengan perubahan pada bau, warna, dan konsistensinya.

Ini Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal yang Harus DiketahuiIni Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal yang Harus Diketahui

DAFTAR ISI


Keputihan adalah kondisi keluarnya cairan dari vagina yang bisa terjadi pada setiap wanita. Keputihan adalah hal yang normal dan alami, berfungsi untuk menjaga kesehatan vagina dengan membersihkan kuman dan sel-sel mati.

Namun, keputihan bisa menjadi masalah jika terjadi perubahan pada warna, bau, atau konsistensinya.

Pada beberapa kondisi, hal tersebut bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan seperti infeksi jamur atau penyakit menular seksual. 

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui perbedaan antara keputihan normal dan abnormal. Simak informasi selengkapnya, pada artikel berikut ini!

Perbedaan Keputihan Normal dan Abnormal

Keputihan yang terjadi secara normal umumnya tidak menimbulkan gejala yang mengganggu dan merupakan bagian dari siklus menstruasi.

Namun, keputihan yang tidak normal dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu penanganan medis.

Berikut ini beberapa perbedaan antara keputihan normal dan abnormal:

1. Keputihan normal

  • Warna: Keputihan normal biasanya berwarna transparan hingga putih susu. Warna ini bisa sedikit berubah tergantung pada fase siklus menstruasi. Misalnya menjadi lebih kental dan putih pada waktu tertentu dalam satu siklus.
  • Konsistensi: Keputihan normal bisa berbentuk cair atau sedikit kental. Selama fase ovulasi, keputihan bisa lebih cair dan elastis, mirip dengan putih telur. Konsistensi tersebut akan membantu proses pembuahan.
  • Bau: Keputihan yang normal biasanya tidak berbau atau hanya memiliki bau ringan yang tidak mengganggu. 
  • Jumlah: Jumlah keputihan dapat bervariasi, namun tidak berlebihan. Pada sebagian wanita, jumlahnya lebih banyak saat ovulasi dan menjadi lebih sedikit menjelang menstruasi.
  • Waktu terjadi: Keputihan normal terjadi secara teratur dan mengikuti siklus menstruasi. 
  • Gejala lain: Keputihan normal tidak menyebabkan rasa gatal, nyeri, atau iritasi di area genital. Jika tidak ada gejala tambahan yang mengganggu, maka keputihan ini biasanya dianggap normal.

Ketahui selengkapnya, Ini Hal yang Dapat Menyebabkan Terjadinya Keputihan. 

2. Keputihan abnormal

  • Warna: Keputihan abnormal sering kali memiliki warna yang tidak biasa, seperti kuning, hijau, abu-abu, atau bahkan merah muda atau kecoklatan. Warna tersebut bisa menjadi tanda adanya infeksi atau peradangan.
  • Konsistensi: Keputihan yang abnormal bisa sangat kental, menggumpal, atau bahkan berair. Keputihan yang menggumpal, terutama jika berwarna putih seperti keju cottage, bisa menjadi tanda infeksi jamur (misalnya kandidiasis). Sedangkan keputihan yang sangat cair bisa mengindikasikan infeksi bakteri.
  • Bau: Keputihan abnormal biasanya disertai bau yang tidak sedap, seperti bau amis atau busuk. Bau yang kuat ini bisa menjadi tanda adanya infeksi bakteri atau jamur.
  • Jumlah: Jumlah keputihan abnormal bisa sangat banyak atau terlalu sedikit. Jika keputihan sangat berlebihan atau tiba-tiba sangat sedikit, bisa jadi itu adalah tanda adanya gangguan kesehatan.
  • Waktu terjadi: Keputihan yang abnormal bisa terjadi di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual. Keputihan yang terjadi di luar waktu-waktu tersebut perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter.
  • Gejala lain: Keputihan abnormal sering disertai dengan gejala lain seperti gatal, nyeri atau rasa terbakar pada area genital, serta rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Gejala-gejala ini menunjukkan adanya infeksi atau peradangan yang perlu ditangani.

Keputihan abnormal juga mungkin merupakan tanda infeksi pada vagina (vaginitis) atau serviks (servisitis), atau infeksi saluran genital bagian atas.

Oleh karena itu, kamu perlu tahu selengkapnya Cara Mengatasi Keputihan Abnormal

Apa Kata Studi tentang Keputihan? 

Studi berjudul Vaginal discharge: evaluation and management in primary care yang dipublikasikan oleh Singapore Medical Journal (2020) menyebut bahwa, keputihan salah satunya disebabkan oleh vaginosis bakterialis. 

Studi tersebut menjelaskan vagina memiliki ekosistem mikroba yang didominasi oleh bakteri Lactobacillus. Bakteri tersebut berperan penting dalam menjaga keseimbangan pH dan mencegah pertumbuhan bakteri patogen di sekitar vagina.  

Nah, apabila populasi Lactobacillus terganggu, misalnya akibat perubahan hormonal, penggunaan antibiotik, atau gaya hidup tertentu, maka bakteri anaerob seperti Gardnerella vaginalis juga dapat berkembang biak, yang dapat memicu vaginosis bakterialis.

Ketidakseimbangan bakteri tersebut kemudian menghasilkan keputihan berwarna abu-abu dengan bau amis, serta kerap muncul tanpa gejala inflamasi yang signifikan.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Kamu harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keputihan yang disertai dengan:

  • Warna atau bau yang tidak normal.
  • Gatal, iritasi, atau rasa terbakar pada area genital.
  • Keputihan yang lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
  • Nyeri saat berhubungan seksual atau nyeri panggul.
  • Keputihan yang terjadi di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seksual.

Mendiagnosis dan mengobati penyebab keputihan abnormal sejak dini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Rekomendasi Obat Keputihan

Berikut ini beberapa rekomendasi obat keputihan yang bisa membantu meredakan gejala, seperti: 

  • Flagystatin 5 Ovula. Obat yang mengandung metronidazol dan nistatin untuk mengatasi infeksi pada area vagina yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan Candida albicans
  • Fluconazole 150 mg Kapsul. Obat antijamur dengan kandungan fluconazole 150 mg, untuk mengatasi infeksi akibat jamur khususnya di vagina, mulut, tenggorokan, dan aliran darah. 
  • Flagyl Forte 500 mg. Mengandung metronidazole untuk menghambat sintesis protein, degradasi, serta membuat sel bakteri mati. Bisa juga digunakan untuk mengatasi vaginitis karena Trichomonas vaginalis
  • Metronidazole 500 mg. Obat generik antimikroba untuk mengatasi vaginitis karena Trichomonas vaginalis, serta digunakan untuk mencegah infeksi anaerob pasca operasi. 
  • Nystatin 100000 IU 10 Ovula (Tablet Vaginal). Obat yang mengandung metronidazole dan nystatin untuk menangani gejala infeksi bakteri seperti keputihan. 

Beli obat keputihan dengan mudah dan praktis di Toko Kesehatan Halodoc

Jika kamu merasa khawatir dengan perubahan yang terjadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika kamu merasakan gejala tambahan yang mengganggu.

Konsultasi dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Web MD. Diakses pada 2025. Vaginal Discharge: What’s Normal and What’s Not.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Abnormal Vaginal Discharge.
Healthline. Diakses pada 2025. What Is Vaginal Discharge, and When Is It Normal?
Mayo Clinic. Diakses pada 2024. Yeast Infection (Vaginal).
Singapore Medical Journal. Diakses pada 2025. Vaginal discharge: evaluation and management in primary care.