Advertisement

Ini Tanda Darah Tinggi yang Harus Diketahui

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   14 Oktober 2025

Ada sejumlah tanda atau ciri penyakit darah tinggi, mulai dari sakit kepala akibat peningkatan tekanan hingga perubahan visual.

Ini Tanda Darah Tinggi yang Harus DiketahuiIni Tanda Darah Tinggi yang Harus Diketahui

DAFTAR ISI:

  1. Apa Ciri-Ciri atau Tanda Darah Tinggi?
  2. Tanda Darah Tinggi sudah Parah
  3. Penyebab Darah Tinggi yang Umum
  4. Faktor Risiko Darah Tinggi
  5. Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tes Hipertensi?
  6. Apa yang Harus Dilakukan jika Tekanan Darah Tinggi?
  7. Tindakan Medis untuk Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
  8. Kapan Harus ke Dokter?

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah masalah kesehatan ketika tekanan sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah utama arteri terlalu tinggi. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang perlu kamu waspadai. Sebab, banyak orang tidak sadar memiliki penyakit darah tinggi karena gejalanya mirip dengan penyakit lain.

Akibatnya, penyakit darah tinggi bisa terlanjur berkembang lebih parah sehingga berisiko memicu komplikasi serius. Sebagai upaya antisipasi, sebaiknya ketahuilah apa saja gejala atau tanda darah tinggi. 

Apa Ciri-Ciri atau Tanda Darah Tinggi?

Tekanan darah tinggi umumnya berkembang selama bertahun-tahun, dan akhirnya memengaruhi hampir semua orang.

Oleh karena itu, mengetahui gejalanya sedari awal adalah salah satu langkah penting. Berikut adalah beberapa tanda atau gejala awal darah tinggi: 

1. Sakit Kepala

Tekanan darah yang tinggi membuat darah mengalir dengan tekanan yang lebih tinggi dari biasanya ke dalam pembuluh darah yang lebih kecil pada otak. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala.

Namun, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi, akan berbeda dengan pusing yang hanya menimbulkan sensasi kepala berputar. 

Lantas, bagaimana sakit kepala akibat darah tinggi? Nah, sakit kepala akibat darah tinggi biasanya memicu nyeri yang berdenyut atau throbbing pada kepala.

2. Sesak Napas

Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini menyebabkan bagian ventrikel kiri jantung menebal.

Menebalnya jantung ventrikel kiri jantung dapat menyebabkan gagal jantung ringan yang menimbulkan gejala tertentu. Mulai dari sesak napas, nyeri dada, batuk terus-menerus, bengkak pada kaki, dan kelemahan.

3. Mimisan

Ciri darah tinggi selanjutnya yang perlu kamu waspadai adalah mimisan. Alasan mengapa mimisan dapat terjadi karena tekanan darah tinggi mempengaruhi pembuluh darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah hidung menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih banyak mengeluarkan darah.

4. Nyeri Dada

Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri sehingga menjadi kurang elastis. Penurunan elastisitas arteri akan menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung dan menyebabkan penyakit jantung.

Tak hanya itu, penurunan aliran darah ke jantung dapat menyebabkan jenis nyeri dada seperti angina.

5. Perubahan Visual

Perubahan visual seperti pandangan kabur merupakan salah satu gejala darah tinggi. Sebab, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata. 

Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan pandangan kabur. Selain itu, darah tinggi juga dapat menyebabkan peradangan pada retina atau lapisan penglihatan dalam mata. 

Kondisi ini juga sama-sama dapat menyebabkan pandangan kabur. Namun, pandangan kabur juga dapat menjadi indikasi beberapa masalah mata lainnya. Misalnya seperti katarak atau glaukoma.

Tanda Darah Tinggi sudah Parah

Tanpa pemeriksaan dan penanganan sedari awal, darah tinggi yang sudah berat dapat menimbulkan gejala berupa: 

  • Kelelahan. Tekanan darah tinggi menyebabkan kelelahan akibat peningkatan tekanan pada organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal.
  • Mual dan/atau muntah. Darah tinggi yang terlanjur parah dapat menyebabkan pengidapnya merasa mual atau muntah akibat peningkatan tekanan pada kepala.
  • Kebingungan. Tekanan darah tinggi juga dapat merusak arteri kecil yang berperan dalam mentransfer informasi ke area otak yang berbeda. Masalah-masalah ini dapat bermanifestasi dengan masalah memori, kebingungan, kurang konsentrasi, dan efek samping lainnya.
  • Adanya darah dalam urine. Urine berdarah atau hematuria sering terjadi pada pengidap tekanan darah tinggi. 

Penyebab Darah Tinggi yang Umum

Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, ada dua jenis hipertensi:

  • Hipertensi primer (esensial): Jenis hipertensi ini berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun dan tidak memiliki penyebab yang jelas. Faktor genetik, gaya hidup tidak sehat, dan perubahan fisik tubuh seiring bertambahnya usia berperan dalam perkembangan hipertensi primer.
  • Hipertensi sekunder: Jenis hipertensi ini disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan tertentu, seperti penyakit ginjal, masalah tiroid, sleep apnea, tumor adrenal, obat-obatan tertentu (misalnya, pil KB, dekongestan), dan penyalahgunaan narkoba.

Faktor Risiko Darah Tinggi

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi:

  • Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan: Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan darah.
  • Kurang aktivitas fisik: Gaya hidup kurang aktif meningkatkan risiko hipertensi.
  • Merokok: Merokok merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
  • Konsumsi alkohol berlebihan: Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Diet tinggi garam (natrium): Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Stres: Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Kondisi medis tertentu: Seperti diabetes, penyakit ginjal, dan sleep apnea.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tes Hipertensi?

Jika kamu mengalami sejumlah gejala tekanan darah tinggi, segeralah memeriksakan tekanan darahmu.

Pemeriksaannya dapat melibatkan sphygmomanometer atau tensimeter, baik yang pompa (manual) atau mesin otomatis.

Sementara itu, kalau kamu punya riwayat keluarga hipertensi, sebaiknya lakukan tes hipertensi setidaknya setiap dua tahun mulai dari usia 18 tahun. 

Jika kamu telah menginjak usia 40 tahun atau lebih atau dalam rentang usia 18 hingga 39 tahun dengan risiko tinggi mengidap hipertensi, kunjungi dokter untuk melakukan tes hipertensi setiap tahunnya. 

Apa yang Harus Dilakukan jika Tekanan Darah Tinggi?

Penanganan darah tinggi tidak selalu melibatkan penggunaan obat. Sebab, gaya hidup memainkan peran penting dalam mengobati tekanan darah tinggi.

Berikut adalah beberapa perubahan gaya hidup jika tekanan darah tinggi:  

  • Mengubah pola makan. Pastikan untuk mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang khususnya yang baik untuk jantung. Hal ini bertujuan untuk membantu mengurangi tekanan darah tinggi. 
  • Rutin berolahraga. Olahraga dapat membantu mengurangi stres, menurunkan tekanan darah secara alami, dan memperkuat sistem kardiovaskular. Jadi, lakukanlah aktivitas fisik minimal 30 menit sebanyak lima kali seminggu.
  • Kelola stres. Stres yang terkelola dengan baik dapat menurunkan risiko alami tekanan darah tinggi. Karena itu, cobalah untuk melakukan hal yang dapat membantu mengurangi stres. Misalnya seperti meditasi, mengatur pernapasan, pijat, relaksasi otot dan tidur yang cukup. 
  • Berhenti merokok. Jika kamu seorang perokok, cobalah untuk berhenti. Sebab, zat kimia dalam asap tembakau merusak jaringan tubuh dan mengeraskan dinding pembuluh darah yang dapat memicu tekanan darah tinggi. 
  • Membatasi asupan alkohol. Minum banyak alkohol dapat memengaruhi otot pembuluh darah sehingga menjadi lebih sempit. 

Dapatkan Dopamet 250 mg 10 Tablet di Toko Kesehatan Halodoc!

Tindakan Medis untuk Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Pada beberapa kasus, pengidap tekanan darah tinggi harus mengonsumsi obat penurun tekanan darah.

Konsumsi obat ini dapat berlangsung dalam jangka panjang atau bahkan seumur hidup. 

Namun, dokter dapat menurunkan dosis atau menghentikan pengobatan jika tekanan darah pasien sudah terkendali melalui perubahan gaya hidup.

Ada beberapa jenis obat yang kerap dokter resepkan untuk menangani tekanan darah tinggi, yaitu:

  • Diuretik. Jenis obat ini bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air, dan klorida sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
  • Antagonis kalsium. Obat ini bermanfaat untuk membuat otot jantung lebih rileks dan melebarkan pembuluh darah. Dengan demikian, tekanan darah dapat menurun. 
  • Penghambat Beta. Obat ini bekerja dengan menghambat efek hormon epinephrine atau adrenalin. Alhasil, jantung akan berdenyut lebih lambat dan tekanan darah akan menurun.

Selain obat tersebut, masih ada sejumlah obat darah tinggi lainnya yang dianggap efektif. Jika kamu ingin mengetahuinya, kamu bisa membaca artikel: Kenali 8 Jenis Obat Hipertensi yang Paling Efektif

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami ciri-ciri atau gejala darah tinggi, terutama jika memiliki faktor risiko hipertensi.

Selain itu, penting untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin, terutama jika berusia di atas 40 tahun atau memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi.

Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc. 

Kamu bisa beli obat online atau produk kesehatan lainnya dengan praktis dan mudah di Apotek Online Halodoc

Toko Kesehatan Halodoc Produknya 100% asli dan tepercaya. Tanpa perlu antre, obat darah tinggi bisa diantar hanya dalam 1 jam langsung dari apotek terdekat dari lokasi kamu berada. 

Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga dan dapatkan obat dari apotek 24 jam terdekat! 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Everything You Need to Know About High Blood Pressure (Hypertension).
American Heart Association. Diakses pada 2025. What are the Symptoms of High Blood Pressure?
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. High Blood Pressure (Hypertension). 
Harley Street ENT Clinic. Diakses pada 2025. Are Nosebleeds a sign of high blood pressure. 
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2025. Hypertension. 
CDC.gov. Diakses pada 2025. High Blood Pressure Symptoms and Causes.