Ini Tes untuk Mengetahui Tingkat Depresi pada Orang Dewasa
“Untuk mendiagnosis depresi secara efektif, psikiater atau psikolog akan melakukan beberapa tes. Contohnya tes Beck Depression Inventory atau Hamilton Rating Scale for Depression.”

DAFTAR ISI
Halodoc, Jakarta – Depresi adalah gangguan mental yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Kondisi ini sangat serius karena dapat memengaruhi aspek kehidupan seseorang mulai dari suasana hati, energi, pola tidur, nafsu makan, dan konsentrasi.
Ketika gejala depresi muncul, penting bagi kamu untuk segera mengidentifikasinya guna memulai pengobatan yang tepat.
Untuk mendiagnosis depresi secara efektif, profesional medis seperti psikolog atau psikiater harus mendengar terlebih dahulu tentang gejala-gejala yang dialami.
Selain itu, sejumlah tes juga perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat depresi yang dialami seseorang. Apa saja tesnya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Berbagai Jenis Tes untuk Mengetahui Depresi
Sejumlah pertanyaan mungkin akan disampaikan oleh psikolog atau psikiater untuk mendiagnosis depresi secara tepat. Setelah itu, kamu juga diminta untuk menjalani sejumlah tes depresi.
Tes ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih banyak soal pasien, untuk membantu mendapat diagnosis yang tepat. Adapun jenis-jenisnya antara lain:
1. Beck Depression Inventory (BDI)
BDI adalah salah satu tes depresi yang paling terkenal dan sering digunakan. Tes ini terdiri dari 21 pertanyaan yang dirancang untuk mengevaluasi tingkat keparahan gejala depresi.
Responden akan menilai sejauh mana pernyataan-pernyataan tersebut mencerminkan perasaan mereka dalam periode waktu tertentu. Skor akhir akan mengindikasikan tingkat keparahan depresi, mulai dari ringan hingga berat.
2. Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9)
PHQ-9 adalah kuesioner yang dokter gunakan untuk mengidentifikasi depresi berdasarkan kriteria diagnostik dari Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).
Kuesioner ini terdiri dari sembilan pertanyaan yang menggambarkan gejala depresi yang umum.
Responden akan memberikan nilai pada setiap pertanyaan berdasarkan frekuensi gejala yang mereka alami. Skor totalnya akan memberikan gambaran tentang tingkat keparahan depresi, serta memberikan petunjuk tentang apakah seseorang memenuhi kriteria diagnostik untuk depresi.
3. Center for Epidemiologic Studies-Depression Scale (CES-D)
Tes Center for Epidemiologic Studies-Depression Scale (CES-D) adalah tes depresi lain yang bertujuan untuk mendiagnosis depresi pada individu. Jenis tes ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang berbentuk kuesioner untuk kemudian dokter tanyakan pada pasien.
Tes depresi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kecemasan, keputusasaan, perasaan negatif, dan gejala-gejala depresi lainnya.
Terdapat titik potong tertentu pada skala CES-D yang dapat menentukan individu sebagai pengidap depresi atau tidak. Biasanya, skor 16 atau lebih tinggi menunjukkan adanya risiko depresi.
Namun, penting untuk kamu ketahui bahwa, tes CES-D bukanlah diagnosis definitif, tetapi dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan adanya depresi.
4. Hamilton Rating Scale for Depression (HRSD)
HSRD merupakan kuesioner yang bisa dokter gunakan untuk mengukur tingkat keparahan gejala depresi pada individu tertentu.
Umumnya, psikiater akan mewawancara individu untuk menjelaskan gejala-gejala yang ia alami.
Contohnya perasaan sedih yang berkelanjutan, perubahan berat badan atau nafsu makan, gangguan tidur, perasaan bersalah, konsentrasi yang terganggu, perasaan putus asa, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Lalu, dengan skala penilaian 0-2, individu akan menjawab 17 poin pertanyaan. 0 berarti tidak ada gejala, 1 ada gejala namun ringan, dan 2 adalah gejala dengan tingkat berat. Setelah selesai, dokter akan menghitung skor totalnya dengan menjumlahkan skor pada tiap pertanyaan.
Skor keseluruhan dapat berkisar antara 0-52. Skor yang lebih tinggi menunjukkan tingkat keparahan gejala depresi yang lebih tinggi. Umumnya, seseorang dapat termasuk kategori depresi sedang hingga berat jika memiliki skor lebih dari 8.
Cara Mengatasi Depresi
Apabila kamu atau orang terdekat mengalami depresi, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:
1. Meminta bantuan psikolog atau psikiater
Meminta bantuan ke psikolog atau psikiater jadi langkah pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi depresi.
Biasanya, mereka akan membantu kamu mengidentifikasi penyebab depresi dengan melakukan konseling. Setelah itu, beberapa terapi mungkin akan direkomendasikan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Jika kamu mengalami tanda-tanda depresi dan butuh bantuan profesional, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau psikiater di Halodoc.
2. Mengonsumsi obat antidepresan
Setelah konsultasi, psikiater mungkin akan meresepkan obat antidepresan. Antidepresan bekerja dengan cara mengatur neurotransmiter di otak seperti serotonin, noradrenaline, dan dopamine.
Obat ini dianggap paling efektif untuk mengatasi gejala depresi sedang hingga berat. Contohnya, sering merasa sedih, putus asa, gelisah, lemah, kehilangan minat dan energi, serta gangguan tidur.
Ada beberapa obat antidepresan yang biasa diresepkan oleh psikiater untuk pengidap depresi. Cari tahu selengkapnya daftar obat antidepresan pada artikel berikut ini:
- Ini Pilihan Obat Penenang Depresi yang Biasa Diresepkan Dokter.
- Ini 7 Rekomendasi Obat Penenang yang Aman Atas Anjuran Dokter.
Obat-obatan tersebut bisa kamu beli di Toko Kesehatan Halodoc.
3. Menjalani gaya hidup sehat
Cara mengatasi depresi yang terakhir yaitu mulailah menjalani gaya hidup sehat. Sebab, gaya hidup berkaitan erat dengan kesehatan mental seseorang.
Kamu bisa mulai dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang, tidur yang cukup, berolahraga teratur minimal 30 menit setiap harinya, serta mengelola stres dengan baik.
Selain itu, hindari merokok, minum minuman beralkohol, serta menggunakan obat-obatan terlarang.
Itulah beberapa jenis tes depresi yang bisa dokter lakukan untuk mendiagnosis gangguan mental depresi. Untuk informasi lebih lanjut, kamu juga bisa mencari tahu soal Gejala Depresi yang Butuh Bantuan Psikolog.
Kalau kamu memiliki pertanyaan tentang gangguan mental, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc. Sekarang kamu bisa berkonsultasi dengan praktis kapan saja dan dari mana saja.
Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!
